Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkes Temukan 3 Anak Positif Polio Tanpa Gejala Lumpuh Layuh di Aceh

Kemenkes Temukan 3 Anak Positif Polio Tanpa Gejala Lumpuh Layuh di Aceh Anak-anak diberi vaksin campak pentablo dan polio. ©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan, tiga anak positif virus polio tanpa gejala lumpuh layuh mendadak di Kabupaten Pidie, Aceh pada Kamis (24/11). Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut anak usia kurang dari 5 tahun yang tinggal di sekitar kasus polio awal November lalu.

"Dari hasil pemeriksaan terhadap 19 anak, didapati tiga anak positif virus polio” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril dalam rilis resminya.

Meskipun demikian, sesuai dengan pedoman WHO, ketiga anak ini tidak dimasukkan dalam kriteria kasus karena tidak memenuhi kriteria adanya lumpuh layuh mendadak.

Syahril juga mengatakan, Kemenkes terus berupaya melakukan pemantauan, termasuk upaya skrining dari rumah ke rumah untuk memastikan tidak ada tambahan kasus lumpuh layuh yang belum terlaporkan.

"Penyakit Polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup, menyebabkan kelumpuhan dan belum ada obatnya," tambah Syahril.

Namun, kata Syahril, kondisi ini dapat dicegah melalui imunisasi polio lengkap, baik imunisasi tetes bOPV dan imunisasi suntik IPV.

“Oleh karena itu, kita harus lindungi masa depan anak anak kita dengan berikan vaksinasi imunisasi polio lengkap” jelas Syahril.

Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci kedua dalam pencegahan penularan polio di masyarakat.

"Adanya virus polio pada feses tinja ketiga anak, menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang," ujar Syahril.

Lebih lanjut, Syahril mengungkapkan bahwa masih ada penduduk yang menerapkan buang air besar (BAB) terbuka di sungai. Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai. Namun, air sungai dipakai untuk berbagai aktivitas penduduk termasuk tempat bermain anak-anak.

“Virus polio ini menular melalui saluran cerna, sementara aktivitas BAB masyarakat masih dilakukan di sungai bukan di jamban sehingga ada sirkulasi virus dan potensi penularan di sana,” kata Syahril.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP