Ketua ITAGI: Vaksin Jika Tidak Lolos Fase 1, Tak akan ke Fase Berikutnya
Merdeka.com - Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Profesor Sri Rezeki Hadinegoro mengingatkan vaksin Covid-19 yang masih dalam fase 3 aman. Pengingat ini disampaikan terkait hasil survei Kementerian Kesehatan bersama ITAGI.
Hasil survei tersebut menunjukkan 26,6 persen masyarakat masih belum menentukan untuk menerima penyuntikan vaksin Covid-19.
"Vaksin itu jika tidak lolos fase 1, itu tidak akan lolos ke fase berikutnya, bukan kayak pisang goreng kalau gosong kemudian dibuang," ujar Sri dalam diskusi virtual, Sabtu (31/10).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
Ia menuturkan, vaksin untuk Covid yang akan didatangkan ke Indonesia merupakan inactivity vaccine. Vaksin ini berarti partikel virus atau bakteri atau patogen telah mati.
Agar vaksin bekerja maksimal, jelas Sri, akan diberikan satu zat untuk merangsang imunitas tubuh. Sementara ia memastikan jika ada efek samping, reaksi tersebut bukan dampak dari vaksinnya melainkan zat yang dicampur ke vaksin.
"Efek sampingnya dari zat itu bisa menimbulkan bengkak, nyeri. Jadi ini bukan efek samping dari vaksin. Dan ini (efek samping) tidak selalu terjadi," ujarnya.
Diketahui, Kemenkes dan ITAGI melakukan survei terhadap tahu tidaknya masyarakat bahwa pemerintah akan melakukan vaksin Covid secara masal. Kebanyakan, kata Sri, masyarakat tahu. Namun masih 26,6 persen masyarakat belum memutuskan mau terima vaksin.
"Survei Kemenkes dengan ITAGI 64,8 persen mau dilakukan imunisasi untuk vaksin Covid-19, 7,6 persen menolak, dan 26,6 persen belum tahu, masih bingung," ujarnya.
Sri menuturkan, persentase masyarakat yang masih belum memutuskan untuk menerima vaksin Covid merupakan tantangan keberhasilan vaksinasi secara masal. Sebab, imbuhnya, masih banyak disinformasi tentang vaksin, termasuk vaksin Covid.
Untuk itu, kata dia, tugas pemerintah dan masyarakat patut ditingkatkan untuk memberikan penjelasan tentang keamanan dan pentingnya vaksin di masa pandemi saat ini.
"Jadi ini (masyarakat belum memutuskan vaksin) yang perlu diberi penjelasan," tuturnya.
Sri menjelaskan, di masa pandemi dengan tingkat penularan yang cukup tinggi vaksin menjadi upaya pencegahan yang efektif. Ia tidak sependapat jika ada pernyataan herd immunity lebih baik dibanding menggunakan vaksin.
"Bisa saja kita diamkan saja untuk herd immunity, tapi itu tidak mungkin karena disiplin jaga jarak tidak tercapai. Apa kita harus tunggu semua sakit? kalau harus masuk ICU meninggal, dokter kalang kabut," tuturnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaTerdapat dua jenis vaksin polio yaitu berupa suntik dan tetes yang bisa diberikan pada anak. Apa perbedaannya?
Baca Selengkapnya