Ketum PBNU: Demo menghabiskan energi, waktu dan umur

Merdeka.com - Pemerintah, polisi dan ulama mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak terprovokasi dan terbujuk wacana aksi unjuk rasa pada 25 November 2016. Seluruh elemen masyarakat diminta menghormati proses hukum terhadap gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang sedang berjalan.
"Pertama itu masih rumor, belum pasti kepada warga NU (Nahdlatul Ulama) saya mengimbau agar tidak ikut karena proses hukum, kita percaya kepada penegak hukum," ujar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (17/11).
Said Aqil mengatakan, masyarakat lebih baik melakukan hal yang lebih produktif ketimbang melakukan aksi demo.
"Demo menghabiskan waktu, termasuk umur. Betapa baiknya dilakukan untuk hal produktif. Demo ini menghabiskan energi, waktu, tenaga, pikiran," tegasnya.
Said menuturkan, tujuan aksi damai 4 November yang meminta proses hukum terhadap Ahok sudah dipenuhi. Karena prosesnya sekarang sedang dijalankan, sebaiknya tidak ada aksi susulan kembali. Namun masyarakat bisa ikut mengawasi proses hukum yang sedang berjalan.
"Tuntutan ulama sudah jelas yakni proses hukum dan itu sudah berjalan. Kita kawal jangan sampai kendor," ucapnya.
Dia mengingatkan, Indonesia menjadi sorotan berbagai negara karena kedewasaan dalam menyikapi keberagaman, khususnya dalam keagamaan. Kemajemukan dan latar belakang masyarakat Indonesia dijadikan contoh negara lain.
"Dunia luar terutama dunia islam menganggap Indonesia ideal sekali, toleran, hidup berdampingan dengan seluruh umat yang ada tapi kita menghormati," ucapnya.
"Dunia luar sangat ingin meniru cara islamnya orang Indonesia," tambahnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya