Khofifah Tegaskan Tidak Ada Opsi Lockdown untuk Jatim

Merdeka.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan tidak akan mengambil opsi lockdown untuk menekan laju pertumbuhan Covid-19. Ia hanya akan melakukan pengetatan pada titik-titik yang dianggap sebagai kerumunan seperti pasar.
"Semalam sudah rapat, sudah koordinasi dengan 17 kabupaten kota daerah PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Tidak ada opsi lockdown, yang ada pengetatan titik terjadinya kerumunan seperti pasar tradisional," kata Khofifah, Jumat (5/2).
Ia menambahkan, penguatan kampung tangguh juga akan terus dilakukan. Selain itu, mobilitas masyarakat juga turut diketati di lini paling bawah. Pada proses PPKM ini, jajaran TNI-POLRI sejak 11 Januari hingga 3 Februari ini sudah memberi teguran sebanyak 2 juta lebih pelanggaran protokol kesehatan. Ia meyakini, operasi yustisi bisa memberi pengawalan disiplin protokol kesehata di Jawa Timur.
Khofifah menyebut, Covid-19 di Jatim pun juga mulai melandai. Hal ini dibuktikan dengan Bed Occupancy Rate (BOR) yang sempat 80 persen, sudah turin menjadi 54 persen isolasi biasa. Padahal, standar dari WHO BOR terhitung 60 persen maksimal.
"Per kemarin 54 persen isolasi biasa, artinya standar WHO 60 persen ini sudah di bawah, dibanding awal PPKM. Jadi (covid-19) sudah melandai. Yang harus diturunkan Kabupaten atau Kota Madiun selebihnya melandai sekali. Secara grafik data ada penurunan cukup signifikan di daerah PPKM. Kecuali dua itu kenapa relatif tinggi? Karena mataraman ada orang Jateng banyak ke Madiun. Suasana kota friendly sehingga kerasan. Jadi jangan sampai jadi epicentrum baru," tegasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya