Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah kedekatan Partai Komunis China sejak era Soekarno & Aidit

Kisah kedekatan Partai Komunis China sejak era Soekarno & Aidit Partai Komunis China. ©istimewa

Merdeka.com - Isu komunisme jadi salah satu kampanye negatif dalam Pilpres 2014. Buntutnya simpatisan PDI Perjuangan menyerang kantor biro tvOne di Yogyakarta. Mereka marah karena dicap komunis dan dekat dengan Partai Komunis China (PKC).

Sebenarnya bukan hanya PDI Perjuangan yang menjalin hubungan dengan partai komunis negeri tirai bambu itu. Partai Golkar juga punya hubungan mesra dengan PKC. Ketua Umum partai Golkar Aburizal Bakrie mengaku punya kedekatan dengan PKC. Ical pun pernah berkunjung ke markas PKC di Beijing dan belajar dari sana.

Partai Keadilan Sejahtera juga mengaku menjalin hubungan dengan PKC. Ketua Dewan Syuro PKS Hilmi Aminuddin mengakui hal itu.

"Bahkan dengan Partai Komunis Cina pun kami berkomunikasi," kata Hilmi tahun 2010 lalu.

Jadi sebenarnya PKC dan partai-partai di Indonesia punya hubungan dekat. Saat mau pilpres saja tiba-tiba dipermasalahkan.

Berikut kisah hubungan Indonesia dan partai komunis China sejak zaman Soekarno:

Sambutan hangat untuk Soekarno di Beijing

Hubungan antara Indonesia dan Partai Komunis China terjalin cukup panjang. Di era Presiden Soekarno, hubungan antara Indonesia dan pemerintahan komunis China sangat dekat. Soekarno pertama kali mengunjungi China tahun 1956. Begitu turun dari pesawat, Ketua Mao Zedong dan Perdana Menteri, Zhou Enlai langsung menyambut Soekarno. Ribuan orang serempak berteriak. "Hidup Bung Karno!""Beijing menyambut kedatanganku dengan pawai hebat sekali dan tembakan penghormatan. Orang-orang yang bersamaku juga merasa bangga terhadapku. Bangga karena bangsa kami yang dulu tertindas mendapat tempat di antara bangsa-bangsa besar," kata Soekarno.Soekarno sangat terkesan dengan sambutan ini. Dia berkeliling melihat pembangunan di China.Soekarno melihat RRC sebagai sebuah kekuatan. Dia terpukau dengan pembangunan di negeri tirai bambu tersebut yang dikerjakan seluruhnya oleh kekuatan rakyat. Bagaimana partai memobilisasi massa untuk kepentingan nasional. Dia kagum akan semangat rakyat Tiongkok.

Soekarno puji Ketua Mao

Soekarno pun memuji pemimpin Mao Zedong sebagai seorang pemimpin yang cerdik. Dikisahkan, pada satu periode, Negeri Tirai Bambu itu terancam bahaya kelaparan. Tanaman padi, jagung, dan gandung yang ditanam para petani, terancam gagal panen akibat ancaman jutaan burung pipit yang memakan hasil panen."Mao tahu burung pipit hanya punya kemampuan terbang terus-menerus selama empat jam. Mao Zedong memerintahkan rakyatnya yang berjumlah 600 juta serentak memukul kentongan, dan berteriak-teriak untuk menghalau burung pipit," kata Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams.Maka sejak pukul lima pagi hingga jam sembilan, ratusan juta rakyat di seluruh penjuru negeri melaksanakan perintah Mao. Pukul setengah sepuluh, jutaan burung pipit berjatuhan, lemas menggelepar di tanah. Jutaan rakyat Cina menangkap, menggoreng dan menyantapnya. China pun lepas dari ancaman kelaparan.Hubungan Soekarno dengan para pemimpin partai komunis China terbilang dekat. Bahkan pemimpin China rutin mengirim dim sum kesukaan Soekarno dan dokter-dokter untuk menjaga kesehatan Soekarno.Kedekatan Soekarno dengan China membuat media barat mencap dirinya sebagai seorang komunis. Namun Soekarno dengan tegas membantahnya."Aku bukan komunis," kata Soekarno.

Kawan Aidit yang bijaksana

Partai Komunis China juga punya hubungan sangat erat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Partai Komunis Indonesia (PKI) tumbuh menjadi salah satu kekuatan politik raksasa. Pada Pemilu 1955, PKI bisa meraih posisi keempat dengan 6,1 juta pemilih atau 16,4 persen suara. Cukup besar mengingat PNI yang memimpin mendapatkan 23,2 persen suara.10 Tahun kemudian perkembangan PKI makin pesat. Menurut data saat itu, ada 3 juta anggota PKI. Ditambah 3 juta anggota organisasi sayap di bawah PKI. Selain itu ada 20 juta simpatisan PKI. Angka yang bisa bikin partai politik mana pun keder.Prestasi PKI saat itu tak bisa dilepaskan dari trio komunis muda, Dipa Nusantara Aidit, Mohamad Hatta Lukman dan Njoto. Aidit kemudian menjadi Ketua Central Comite, MH Lukman dan Njoto masing-masing menjadi wakil ketua I dan II.PKI kemudian menjadi partai komunis nomor tiga terbesar setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok. Nama Aidit disejajarkan dengan tokoh komunis besar macam Mao Zedong dan Joseph Stalin. Tahun 1963, Aidit diangkat menjadi Ketua Kehormatan Lembaga Ilmu pengetahuan RRC. Dengan pengangkatan tersebut, menurut protokoler China, Aidit tidak lagi cuma dipanggil kawan Aidit, melainkan harus lengkap dengan kalimat 'Kawan Aidit yang Bijaksana'.

Aidit beri ceramah kader komunis China

Ketua CC PKI DN Aidit juga sering diundang untuk memberikan ceramah pada sekolah-sekolah partai komunis China. Tahun 1963 misalnya, Aidit berpidato di depan para kader komunis China di Kwangtung. Hal ini luar biasa. Hanya kader-kader komunis terbaik yang dipercaya memberi ceramah politik di sekolah kader.Selain memberikan ceramah soal komunisme, Aidit pun belajar secara langsung melihat perkembangan partai komunis China. Aidit menyatakan kekagumannya saat kekuatan rakyat melepaskan China dari bahaya kelaparan dan kesulitan ekonomi. Aidit pun menyampaikan salam dari 2,5 juta kader komunis di Indonesia. Berkata jika Indonesia dan China adalah saudara seperjuangan."Persahabatan jaya Rakyat Indonesia dan Rakyat Tiongkok, Hidup! Persahabatan Marxis-Leninis PKI dan PKT, Hidup! Solidaritas Rakyat Asia, Afrika dan Amerika Latin, Hidup! Kaum buruh semua negeri dan nasion-nasion tertindas, bersatulah!" kata Aidit dalam orasinya.Partai Komunis China pun memuji kepemimpinan Aidit. Mereka menyampaikan apresiasi atas perjuangan PKI yang berkali-kali ditumbangkan, namun tak menyerah.

Sajak Mao untuk Aidit

Kudeta 30 September 1965 gagal. Sekali pukul Angkatan darat menghancurkan PKI. Aidit tewas ditembak pasukan Kostrad hanya beberapa hari setelah G30S gagal. Kematian Aidit adalah kehilangan besar bagi dunia komunis internasional. Khusus untuk Aidit, Mao Zedong menulis puisi perpisahan untuk Aidit. Isinya penuh keharuan.Tegap menghadap jendela dingin di ranting jarangTersenyum mendahului mekarnya berbagai kembangSayang wajah girang tak berwaktu panjangMalahan gugur menjelang musim semi datangYang akan gugur, gugurlah pastiGerangan haruskah itu mengesalkan hati?Pada waktunya bunga mekar dan gugur sendiriWanginya tersimpan menanti tahun depan lagi

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Singgung Lama Dekat dengan PDIP & Demokrat, PKB: Kalau Gerindra Baru Cinlok
Singgung Lama Dekat dengan PDIP & Demokrat, PKB: Kalau Gerindra Baru Cinlok

hubungan Gerindra dengan PKB, kata Gus Jazil cenderung baru, yakni di akhir masa jabatan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Ditanya soal KIM Plus, Golkar Singgung PKB dan PKS Diajak Gabung
Ditanya soal KIM Plus, Golkar Singgung PKB dan PKS Diajak Gabung

Dito pun menyinggung adanya komunikasi intems PKB dan PKS yang diajak bergabung dengan koalisi oleh Gerindra.

Baca Selengkapnya
PDIP Goda PKB Dukung Ganjar: Insyaallah Gus Imin Tidak Pernah Kecewa
PDIP Goda PKB Dukung Ganjar: Insyaallah Gus Imin Tidak Pernah Kecewa

PDIP bukan hanya mendekati PKB saja. Kata Said, komunikasi PDIP dengan Partai Gerindra juga terus dilakukan.

Baca Selengkapnya
Peluang Koalisi PDIP-PKB, Hasto: Cak Imin Sudah seperti Anak Ibu Megawati
Peluang Koalisi PDIP-PKB, Hasto: Cak Imin Sudah seperti Anak Ibu Megawati

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bicara mengenai peluang partainya bekerja sama dengan PKB di pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Golkar Mesra dengan PDIP di Pilkada Banten, Gerindra: Biasa saja
Golkar Mesra dengan PDIP di Pilkada Banten, Gerindra: Biasa saja

Peluang koalisi Partai Golkar dengan PDIP di Pilkada Banten semakin terbuka lebar.

Baca Selengkapnya
PDIP Bicara  Peluang PKB Bergabung Dukung Ganjar
PDIP Bicara Peluang PKB Bergabung Dukung Ganjar

PDIP dan PKB memiliki sejarah dan historis yang amat panjang, terutama dari aspek ideologi.

Baca Selengkapnya
Dulu Berseberangan, Ini Faktor yang Bisa Buat PDIP-PKS Bersatu Dukung Anies di Pilkada Jakarta
Dulu Berseberangan, Ini Faktor yang Bisa Buat PDIP-PKS Bersatu Dukung Anies di Pilkada Jakarta

Dua partai parlemen PKS dan PDIP ancang-ancang bakal mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten

Golkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.

Baca Selengkapnya
Demi Kemenangan Ganjar, Puan Maharani Bertemu Cak Imin dan Airlangga
Demi Kemenangan Ganjar, Puan Maharani Bertemu Cak Imin dan Airlangga

PDIP berharap pertemuan Puan dengan Cak Imin dan Airlangga menghasilkan sebuah kesepakatan.

Baca Selengkapnya
PKB Ungkap Isi Ajakan PDIP Kerja Sama di Pilpres 2024
PKB Ungkap Isi Ajakan PDIP Kerja Sama di Pilpres 2024

Rencana pertemuan antara PKB dengan PDIP bisa saja terjadi dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya
PDIP Masih Buka Pintu untuk Golkar: Meski Gabung Prabowo Tapi Belum Bisa Naik Pelaminan
PDIP Masih Buka Pintu untuk Golkar: Meski Gabung Prabowo Tapi Belum Bisa Naik Pelaminan

PDIP sampai hari ini masih terus membuka pintu bagi partai manapun termasuk Golkar untuk berkoalisi.

Baca Selengkapnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya

Merdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.

Baca Selengkapnya