Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Napi Bunuh Anak, Dekat dengan Allah Usai Ikut Ngaji dan Pesantren di Rutan

Kisah Napi Bunuh Anak, Dekat dengan Allah Usai Ikut Ngaji dan Pesantren di Rutan Kegiatan khatam Al-Quran warga binaan Rutan Klas I Tangerang. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Sekitar 200 terpidana rumah tahanan Klas I Tangerang, mengikuti kegiatan khatam Al-quran berjemaah. Acara itu digelar serentak di seluruh rutan dan lapas se-Indonesia.

Kegiatan ini sebagai upaya tiap rumah tahanan membina mental dan akhlak para narapidana. Mereka digembleng ilmu agama dan Alquran.

"Selain mempertebal pengetahuan ilmu agama bagi para warga kami,diharapkan ini juga menjadi bekal kehidupan di masyarakat luas setelah bebas nanti," kata Kepala Rutan Klas I Tangerang, Dedi Cahyadi, Sabtu (12/1).

Rutan Klas I Tangerang memang memiliki program pesantren untuk warga binaannya.

"Lewat pesantren rutan ini, warga binaan mendapat pendalaman pengetahuan keagamaan, di antaranya juga belajar membaca Alquran, memahami, menghafal dan mengkhatamkan bacaan Alquran," ucap Dedi.

"Di rutan kami ini ada 200 peserta khatam Alquran dan dengan kegiatan ini, saya harap mereka dapat berubah dan tidak berbuat hal-hal kriminal lainnya," katanya.

Manfaat pesantren banyak dirasakan narapidana warga binaan, seperti dirasakan Wahyudin (34). Terpidana kasus pembunuhan yang menjalani masa kurungan sejak tahun 2016 itu mengaku memperoleh banyak ilmu agama selama berada di rutan klas I Tangerang.

Kegiatan itu membuatnya lebih dekat tentang Islam dan mampu mengkhatamkan Alquran.

"Saya dulu itu kasus pembunuhan dengan membunuh anak sendiri. Di sana saya sangat merasa terjatuh, tentunya juga menyesal tapi itu tidak berlaku, karena anak saya pun sudah tidak ada," ucap dia lirih.

Dia bersyukur bisa memperoleh pembinaan di Rutan klas I Tangerang, karena akhirnya bisa lebih mengenal tentang Islam terutama bacaan Alquran.

"Memang beda belajar di usia muda dan saat sudah tua seperti sekarang, memang dulu pernah belajar mengaji tapi mungkin engga pernah dibaca malah lupa, jadi perlu belajar lagi untuk memperlancar bacaan sehingga, saat ini saya bisa khatam Alquran secara serentak," kata dia.

Menurutnya, kegiatan di rumah tahanan tersebut telah mengubahnya menjadi pribadi lebih baik. Bahkan terkadang dia juga membantu para warga binaan lainnya mengenal huruf hijaiyah menggunakan Iqra.

"Di sini kan ada dua tahapan baca Iqro dan Alquran. Nah, saya ini Iqro nya sudah lancar jadi, terkadang saya bantu rekan didalam sel juga buat membaca Iqra dan untungnya di sel saya, semuanya tidak ada yang merasa terganggu, karena memang sudah sistem dari awal di Rutan ini ada pesantren jadi, kita ngaji terus," ucapnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP