Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah TKW asal Sumbawa 'tersandera' hampir 11 tahun di Arab

Kisah TKW asal Sumbawa 'tersandera' hampir 11 tahun di Arab TKW asal Sumbawa 'tersandera' 11 tahun di Arab. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Bidaya Bt. Muhammad Yanas, warga Sumbawa, pergi meninggalkan kampung halamannya pada 2006. Dia berangkat ke Arab Saudi pada 2006 demi menafkahi keempat anaknya. Setibanya di Riyadh, dia kehilangan catatan nomor telepon keluarganya di Indonesia.

Selama bekerja sebagai TKW di Arab, Bidaya tak diizinkan pulang kampung ke Indonesia oleh majikannya. Selama 10 tahun 7 bulan dia 'tersandera' di Arab. Kondisinya memprihatinkan karena selama itu dia tidak digaji majikannya meski diperlakukan cukup baik.

Selama bekerja di Arab, Bidaya harus mengurus anak majikan yang berkebutuhan khusus. Tugas itu yang selalu dijadikan alasan oleh majikan untuk merayu Bidaya agar tetap bekerja.

Kisah itu terkuak saat Bidaya mengadukan nasibnya ke staf loket pelayanan warga KBRI Riyadh pada 19 April 2017. Hari itu Bidaya dan majikannya datang ke KBRI Riyadh untuk memperbarui paspornya yang telah habis masa berlakunya.

"KBRI Riyadh memang mensyaratkan WNI yang ingin memperbarui paspor harus datang dan diwawancara. Kebijakan tersebut merupakan mekanisme deteksi dan proteksi WNI di Arab Saudi, dimana mayoritas bekerja di sektor domestik" ujar Pelaksana Fungsi Konsuler 3 Tim Perlindungan Warga KBRI Riyadh, Arief Ilham Ramadhan melalui siaran pers yang diterima merdeka.com.

KBRI langsung memberikan perlindungan sekaligus meminta majikan segera melunasi seluruh gaji Bidaya atau berurusan dengan hukum. Majikannya kooperatif dan keesokan harinya seluruh gaji Bidaya selama 10 tahun 7 bulan, uang kompensasi tidak dipulangkan selama 5 kali masa kontrak (per 2 tahun), dan uang tiket dibayarkan.

"Kami lalu berkoordinasi dengan BP3TKI Mataram untuk melakukan penelusuran keluarga Bidaya di Sumbawa. Alhamdulillah dalam waktu 2 hari BP3TKI sudah berhasil menemukan anak lelaki tertua Bidaya yang bernama Burhanuddin. Info dari Kepala BP3TKI Mataram, Burhanuddin menangis haru ketika diberitahu kabar ibunya yang telah ditemukan" jelas Arief.

Bidaya tak sanggup menahan air mata harunya saat menelepon anaknya. "Anak saya sudah menikah, saya sudah punya cucu," ucap Bidaya sambil tersenyum seusai menelepon.

Wahyudi Susanti, anak kedua Bidaya yang sedang bekerja di Hong Kong langsung mengirim pesan ke Facebook KBRI Riyadh menanyakan kebenaran informasi yang diterimanya bahwa ibunya telah ditemukan. Dia mengaku selama ini keluarga tidak tahu perusahaan yang memberangkatkan ibunya.

"Bahkan foto mama satu pun kami tidak punya. Kami masih kecil-kecil sekali saat itu. Tolong kirimi kami foto mama kalau Bapak ada," pinta Wahyudi Susanti.

"Alhamdulillah kalau Bapak (KBRI - red) berhasil perjuangkan gaji mama, tapi kami tidak peduli soal itu. Kami anak-anaknya sudah besar dan bisa menafkahi mama. Yang terpenting kami bisa ketemu mama lagi. Kami rindu sosok Ibu," lanjut Wahyudi Susanti.

Bidaya akan dipulangkan KBRI Riyadh pada 29 April 2017 dan selanjutnya akan dibantu pemulangan ke daerah asalnya oleh BNP2TKI.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP