Korban Demo Rusuh, Maulana Tewas Karena Asma atau Tindak Kekerasan?
Merdeka.com - Maulana Suryadi alias Yadi, pemuda 23 tahun ini meregang nyawa usai pamit kepada ibundanya, Maspupah (49) untuk ikut demonstrasi di Gedung DPR, Rabu (25/9) lalu. Menurut keterangan kepolisian yang diterima Maspupah, Maulana meninggal dunia karena sesak napas yang mengakibatkan asmanya kambuh.
Namun, kerabatnya menemukan kejanggalan, lantaran tubuh Maulana penuh luka lebam serta adanya pendarahan dari bagian hidung dan telinga yang terus terjadi, bahkan hingga merembes ke kain kafan.
Menurut dr. Ayodya Heristyorini kejanggalan atas kematian korban bisa didapatkan setelah dilakukan pemeriksaan lebih mendalam.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa yang meninggal? Seperti dilaporkan, komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024) di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, akibat penyakit Anemia Aplastik yang dideritanya.
"Kalau misalnya ini dianggap kematian tidak wajar biasanya dilakukan pemeriksaan forensik. Pemeriksaan forensik juga bukan dengan autopsi saja. Ada pemeriksaan luar jenazah, ada tidak luka-luka di luar tubuh secara kasat mata. Kemudian dilihat riwayat penyakitnya, apakah pernah dirawat akibat penyakit asmanya. Ada enggak bekas infusan atau luka pernah diperban," kata Ayodya saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (4/10).
Wanita lulusan S1 Queen Mary, Universitas London (QMUL) jurusan Forensic Medical Sciences ini melanjutkan, selain pemeriksaan luar dan autopsi, temuan-temuan di TKP atau lokasi korban ditemukan juga harus diperiksa untuk menguatkan penyebab kematian.
©2019 Merdeka.com"Pemeriksaan di TKP hal-hal yang menguatkan. Misalnya apakah korban terluka saat ikut demo atau luka dari tempat lain lalu dibawa ke tempat demo. Itu kan juga mempengaruhi pemeriksaan," jelasnya.
Soal Rembesan Darah yang Terus Keluar
Untuk pendarahan yang terjadi, Ayodya menilai hal itu disebabkan adanya pembuluh darah yang pecah.
"Namanya orang sudah dalam kondisi mati, segala kegiatan sel-sel tubuh maupun organ itu juga berhenti. Salah satu yang itu penggumpalan darah. Artinya darah kita kalau ada luka apalagi menganga maka ada rembesan darahnya karena enggak membeku atau mengental. Karena kegiatan itu terhenti," paparnya.
Saat ditanya apakah mungkin penyakit asma yang kambuh bisa serta merta menyebabkan keluarnya darah yang tidak kunjung berhenti, Ayodya menjawab segala kemungkinan bisa terjadi.
"Namanya orang sudah dalam kondisi mati, segala kegiatan sel-sel tubuh maupun organ itu juga terhenti. Salah satu yang berhenti yaitu proses penggumpalan darah. Artinya kalau ada luka atau pembuluh darah sobek maka darah yang keluar tidak akan bisa membeku atau mengental. Karena kegiatan itu kan terhenti, jadi pasti keluar terus darahnya," paparnya.
Kemungkinan lain, lanjut Ayodya, setelah kematian organ tubuh langsung mengalami proses pembusukan. "Jadi kalau dalam proses-proses tersebut begitu sel-sel mati ya organ-organ mulai mati dan mengalami pembusukan. Banyak jaringan yang terurai, meski baru satu atau dua hari pertama.
Asma Bisa Sebabkan Kematian Mendadak
Di samping itu, wanita lulusan S2 University College London ini mengatakan kemungkinan seseorang meninggal karena penyakit asmanya kambuh bisa saja terjadi. Tergantung kondisi jenazah sebelum ajal menjemput.
"Asma sendiri macam-macamnya ada banyak. Ada asma ringan, sedang dan berat. Asma ini juga bisa menyebabkan kematian mendadak. Misalnya, dia dari jam 1 siang mulai merasa sesak lalu 3 jam kemudian meninggal. Itu bisa," jelasnya.
"Asma itu sendiri pengertiannya suatu inflamasi pada saluran napas yang menghalangi pertukaran udara, makanya gejalanya sesak. Dalam inflamasi itu banyak yang memicu, seperti alergi, karena terlalu ramai jadi menyebabkan sesak napas, trauma atau dipukulin juga bisa," tuturnya.
Ayodya menarik kesimpulan dalam kasus tersebut yakni, lebam yang ada pada mayat merupakan hal wajar. "Karena 1-2 jam setelah proses kematian lebam memang akan timbul. Jadi memang banyak orang salah kaprah seperti saat memandikan jenazah dia melihat di mayat ada biru-biru, lebam. Lalu bertanya-tanya apa karena ada sesuatu, padahal lebam mayat itu proses alami," jelasnya.
Polda Metro Bantah Maulana Dianiaya Anggotanya
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono membantah Maulana tewas usai dianiaya polisi. Ia meyakini, tubuh Maulana bersih tidak ada luka-luka.
"Ibu kandung almarhum, Maspupah, datang ke rumah sakit polri melihat jenazah anaknya untuk dibawa pulang. Ia lihat sendiri tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jenazah anaknya," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (4/10).
Ia berdalih polisi sudah menawarkan keluarga Maulana untuk melakukan autopsi. Namun ditolak.
"Ibu kandungnya tidak mau (Maulana) diautopsi, karena memang anaknya punya riwayat sesak napas. Ada pernyataan ditandatangani di atas materai Rp6.000," dalih Argo.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata terdapat fakta baru usai dilakukan visum, dokter menemukan luka lubang di dada kiri korban.
Baca SelengkapnyaTNI mengungkapkan hasil autopsi Imam Masykur korban penganiayaan anggota Paspampres Praka Riswandi Manik dan dua prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu (6/7) kemarin. Korban tewas di lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaKasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama mengungkapkan, korban bernama Nimih (55) asal Cipayung, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaDokter menyatakan almarhum yang diketahui memiliki penyakit diabetes, mengalami serangan jantung
Baca SelengkapnyaMujib mendapat kabar rekannya itu dilarikan ke IGD Rumah Sakit YK Madira Palembang.
Baca SelengkapnyaTersangka TM (67), yang ditangkap karena mencabuli dua bocah dengan modus sebagai syarat masuk anggota kuda lumping meninggal di tahanan.
Baca SelengkapnyaAdapun caleg gagal tersebut diketahui bernama Ahmad Rizal berasal dari NasDem.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil autopsi, korban meninggal karena beberapa sebab.
Baca SelengkapnyaPelaku utama hanya satu inisial AS (22) dan saat ini sudah diamankan.
Baca SelengkapnyaTawuran terjadi di Jalan Raya Sawangan, Kecamatan Pancoran Mas pada Kamis (13/6) malam
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan pengejaran, DMS akhirnya berhasil ditangkap di Banjarnegara, Susukan, Jawa Tengah, pada 15 Juni 2024
Baca Selengkapnya