KPAI Harap Bimbingan Pranikah Dapat Menekan Angka Kekerasan Pada Anak
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati mengatakan, bimbingan pranikah mempunyai dampak yang bagus saat berumahtangga. Terlebih, saat mereka mempunyai anak usai menikah.
"Ini sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, penguatan ketahanan keluarga. Tapi dampak perlindungan anak juga luar biasa, karena ada satu materi generasi berkualitas," kata Rita usai menggelar audiensi Pakar Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (19/11).
Menurutnya, dengan adanya pembekalan sebelum menikah nantinya orang tua mempunyai kesadaran dalam mengasuh anaknya.
-
Siapa yang bisa menikah dalam Islam? Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan.
-
Apa yang terjadi dengan pernikahan di Indonesia? Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan penurunan tajam dalam jumlah pernikahan.
-
Siapa yang bisa ikut program nikah gratis? Program nikah gratis ini terbuka bagi pasangan yang kurang mampu.
-
Bagaimana Kemenag DIY menekan pernikahan dini? Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (Kemenag DIY) menggencarkan sosialisasi pendewasaan usia pernikahan bagi pelajar SMA/MA untuk menekan angka pernikahan usia dini.
-
Siapa yang menikah dalam konteks ini? Nagita Slavina Lepas Hijab di Pernikahan Livia Junita, Karyawan Rans, Sementara Rayyanza Penuhi Janji Kasih Kado 'Rumah'
-
Kenapa akta nikah penting? Dengan adanya akta nikah, negara turut mengakui adanya pernikahan. Hal ini dapat mencegah fitnah serta memberikan posisi yang pasti bagi suami dan istri di hadapan hukum.
"Jadi kalau hari ini orang tua gagal mengasuh, dengan bekal itu minimal orang tua punya kesadaran gimana mengasuh dengan baik dan mau belajar lebih banyak setelah itu," ujarnya.
Dengan begitu, kekerasan terhadap anak dapat berkurang. Karena, suatu masalah dapat dibicarakan dengan secara baik.
"Jadi nanti kasus-kasus semakin berkurang karena orang tua settle, sakinah, mawaddah, kuat secara komunikasi, mengelola konflik, dan jadi bagian dari pelindungan anak juga," ungkapnya.
Alissa Wahid Sebut Tak Ada Ujian Raih Sertifikat Pranikah
Calon pengantin bisa mendapatkan sertifikat bimbingan pranikah tanpa harus mengikuti test atau ujian, tapi hanya dengan mengikuti pembekalan bimbingan pranikah. Hal itu disampaikan Alissa Wahid usai menggelar acara audiensi Pakar Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat.
"Enggak ada (test dan ujian). Maka tugas pemerintah adalah menyelaraskan materi yang dimiliki organisasi masyarakat ini," kata Alissa, Jakarta Pusat, Selasa (19/11).
Menurutnya, yang terpenting masyarakat mendapatkan pembekalan sebelum menjalankan kehidupan yang baru usai menikah.
"Yang paling penting 2,6 juta perkawinan muslim dan 600 ribu perkawinan non termasuk masyarakat adat mereka dapat pembekalan sebelum memulai kehidupan baru," ujarnya.
Oleh karenanya tak ada test dan ujian dalam bimbingan pranikah, ia ingin agar masyarakat dapat mengikuti bimbingan pembekalan pranikah.
"Bukan bebas mau ikut enggak ikut boleh. Tapi penekanannya adalah semua harus mendapatkan pembekalan. Modelnya seperti apa itu dipikirkan sekarang. Yang paling penting adalah pembekalannya," ucapnya.
"Yang ramai di publik adalah soal lulus enggak lulus terus enggak boleh nikah. Bukan itu, jadi kalau belum dapat pembekalan mbok kamu pembekalan dulu," tutupnya.
Sebelumnya, Deputi Koordinasi Bidang Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Agus Sartono mengatakan, seseorang masih dapat menikah meskipun tidak mengikuti bimbingan pranikah dan sertifikat. Hal ini ia sampaikan usai menggelar acara audiensi Pakar Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin.
"Memahaminya lebih pada substansinya. Bukan berarti kalau tidak ikut (bimbingan pranikah) tidak boleh menikah. Tapi akan lebih bagus, supaya keluarganya jadi baik. Kita berharap akan menjangkau yang 2 juta ini," kata Agus di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (19/11).
Ia menegaskan, seseorang masih dapat menikah meskipun tidak mengikuti kegiatan pranikah dan tak memiliki sertifikat. Karena, sertifikatnya sendiri belum sesuai dengan jumlah pengantin baru.
"Tetap bisa (menikah enggak dapet sertifikat). Karena kita juga dari 2 juta pasangan pengantin baru, kapasitas kelembagaan pemerintahan baru menjangkau 10 persen," tegasnya.
"Jadi kalau nanti kita bilang enggak boleh, nanti yang 90 persen enggak boleh nikah dong? Kalau kita katakan wajib harus di KUA, kelembagaan kua yang representatif punya tempat melakukan pelatihan jg belum semua," sambungnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenag menegaskan KUA tidak melayani pernikahan dini atau pernikahan di bawah umur yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi menunjukkan keseriusan dalam mencegah dan menanggulangi pernikahan dini yang marak terjadi.
Baca SelengkapnyaKemenpora dan BKKBN Edukasi Program Keluarga Muda Berdaya
Baca SelengkapnyaKepala BKKBN Hasto Wardoyo, menyatakan generasi muda tidak perlu takut untuk menikah
Baca SelengkapnyaFasilitator harus mampu memberi contoh keluarga harmonis dan sakinah kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaNovita Hardini Berhasil Bawa Praktik Baik Mensejahterakan Hak Anak dengan Program Desa Nol Perkawinan Anak
Baca SelengkapnyaUsia anak sekolah dan remaja diharuskan mendapat informasi dan edukasi soal sistem, fungsi, dan proses reproduksi.
Baca SelengkapnyaCara Pemkot Surabaya tekan angka pernikahan dini layak dicontoh daerah lain.
Baca SelengkapnyaPenyediaan alat kontrasepsi bagi pelajar dan remaja diatur dalam PP Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan UU nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.
Baca SelengkapnyaWapres pun optimis ide ini akan mendapat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPernikahan yang dilaksanakan di KUA hanya dapat dilakukan pada hari dan jam kerja, karena KUA beroperasi dari Senin hingga Jumat.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai risiko jika melakukan pernikahan dini.
Baca Selengkapnya