Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

KPAI minta Bawaslu jamin anak-anak tak dilibatkan dalam kampanye

KPAI minta Bawaslu jamin anak-anak tak dilibatkan dalam kampanye Arist Merdeka Sirait. ©2015 merdeka.com/gede nadi jaya

Merdeka.com - Komnas Perlindungan Anak menilai Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) belum bertindak tegas terhadap pelibatan anak-anak dalam ajang kontestasi politik pemilihan kepala daerah (Pilkada). Padahal, undang-undang perlindungan anak menegaskan anak-anak yang belum memiliki hak memilih dilarang terlibat dalam aktivitas politik.

"Sekali lagi, Komnas Perlindungan Anak mengimbau untuk tidak melibatkan anak-anak (dalam kegiatan politik pilkada) itu. Bawaslu harus tegas di situ, menyatakan bahwa itu bisa didiskualifikasi terhadap calon-calon itu," ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait usai mengisi Seminar Nasional Anak, Perempuan dan Perubahan Sosial di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Senin (21/11).

Dia mengemukakan, sudah mengirimkan surat kepada Pengawas Pemilu dalam konteks Pilkada Jakarta agar memberikan sanksi tegas kepada kandidat serta partai pengusung calon yang masih melibatkan anak dalam kegiatan politik.

"Untuk Pilkada DKI Jakarta, kita sudah mengirimkan surat dalam waktu seminggu yang lalu. Karena kita lihat kecenderungannya, bahwa para kandidat ini melibatkan anak-anak dan bahkan mengusung anak-anak untuk menghambat calon satu dengan calon yang lain. Dan kita sudah sampaikan ke Bawaslu," ujarnya.

Arist mengemukakan, Komnas Perlindungan Anak akan menyampaikan hal yang sama secara nasional karena Pilkada juga dilakukan di tempat lain. Karena itu, papar Arist, Bawaslu diminta untuk memfungsikan dirinya dengan melihat perspektif, bahwa partai politik, kandidat dalam ajang kontestasi politik tersebut memastikan tidak ada pelibatan anak.

"Bawaslu harus memberikan jaminan untuk mendiskualifikasi bagi parpol pendukung atau parpol pengusung yang melibatkan anak-anak itu. Karena, itu bukan hanya sekedar berbahaya dalam kepentingan politik, tetapi bisa menyebabkan anak mengalami kecelakaan saat kampanye arak-arakan juga," jelasnya.

Ia menegaskan, pendidikan politik tidak harus selalu disamakan dengan suasana Pilkada yang membangun kebencian antara satu dengan yang lain. "Pendidikan politik dan demokrasi itu bisa dimulai dari rumah dan sekolah," ujarnya.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP