Kronologi Ibu Kepergok Mau Kubur Anak Kandung di Bandara El Tari Kupang
Merdeka.com - Adriana Lulu Djami, wanita berusia 33 tahun ini, hanya bisa menunduk dan sesekali menghindar dari sorotan kamera wartawan ketika dibawa ke indekosnya. Ditempat itu, dia tega membunuh anak kandungnya yang baru berusia dua tahun, Rabu (8/1).
Satuan Reskrim Polres Kupang Kota, Nusa Tenggara Timur (NTT) membawa Adriana ke sana, agar menjalani rekonstruksi untuk memenuhi berkas perkara usai ditetapkan sebagai tersangka.
Di indekos yang mereka tinggali, Adriana memperagakan sebanyak 28 adegan. Rekonstruksi di dalam indekos tertutup, lantaran keterbatasan ruang gerak penyidik kepolisian.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Siapa yang terdampak saat bayi menangis? Selain itu, membiarkan bayi menangis terus-menerus juga dapat memengaruhi hubungan emosional antara bayi dan orang tua.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Bagaimana cara menenangkan bayi menangis? Ada beberapa cara yang bisa Anda coba untuk menenangkan bayi yang sedang menangis, antara lain: Membiarkan bayi menghisap dot atau empeng. Cara ini bisa memberikan kenyamanan dan rasa tenang pada bayi.
-
Bagaimana cara menenangkan anak yang menangis? Memberikan anak kesempatan untuk menangis tanpa memaksa mereka berhenti adalah cara untuk mendukung ekspresi perasaan yang mereka alami.
Usai menjalani rekonstruksi di tempat kejadian perkara pertama, Adriana kemudian dibawa ke sekitaran Bandar Udara El Tari Kupang, untuk menjalani rekonstruksi kedua. Sembilan adegan diperagakan, mulai dari menggali kubur anaknya, hingga dipergoki oleh anggota POM AU Lanud El Tari yang sedang melakukan patroli rutin, pada 31 Desember 2019 lalu.
Mengetahui anaknya telah meninggal, Suhendi yang merupakan suami siri pelaku langsung pulang dan menyolati jenasahnya, dan memarahi pelaku untuk bertanggungjawab atas apa yang sudah diperbuat. Suhendi dilibatkan dalam rekonstruksi itu sebagai saksi.
"Pas saat itu dia WhatsApp, katanya mau bilang sesuatu dan ini serius, saya bilang iya bilang saja, tapi jangan panik ya, jangan marah, dia bilang. Sudah bilang saja dan akhirnya dia bilang anak mereka (Q) meninggal, saya hanya balas aduh dan saat itu langsung lemas saya. Kemudian saya langsung ke sini dan saya buka pintu, saya lihat anak kami sudah terbaring di tempat tidur. Saya langsung menangis, dia belum bilang dia pukul, dia bilang step (kejang) dan panas tinggi akhirnya saya bilang pokoknya kamu harus tanggung jawab," ceritanya.
Sementara itu, pemilik indekos yang ikut menyaksikan jalannya rekonstruksi mengatakan, semenjak menetap di indekos, pelaku jarang berkomunikasi dan terkesan tertutup dengan para tetangga bahkan dirinya.
"Karena waktu itu kami ada acara natal bersama keluarga kemudian tahun baru, sehingga kami di rumah sini, tidak tahu situasi yang terjadi di kos ini. Mereka baru kos dua bulan, dari November dan Desember, mereka belum bayar Desember, kalau November sudah, karena waktu masuk langsung bayar uang kost," ungkap Thomas Kolin.
Upaya penghilangan jejak perilaku kriminal ini gagal, setelah saksi atas nama Serda Helman, Pratu Bayu dan Prada Kurniawan melaksanakan patroli rutin di area bandara. Unit patroli POM AU tersebut melihat sebuah sepeda motor yang terparkir tanpa pemilik, pada pukul 22.00 wita.
Karena janggal, ketiganya kemudian mengecek lokasi sekitar dan mendapati pelaku beserta sesosok mayat bayi perempuan, yang sudah tergeletak di tanah dan siap untuk dikuburkan pada sebuah lubang, sedalam 20 meter, yang sudah digali oleh pelaku sebelumnya.
"Ya dia diam saja sih sambil nangis, langsung saya borgol saya langsung bawa ke kantor. Posisi bayi tergeletak di bawah, terus kita senter pakai senter handphone keliatan anak kecil, makanya kita langsung bawa ikut serta mayatnya ke kantor Satpom Lanud El Tari, terus baru kita laporan ke pihak kepolisian. Waktu itu kita patroli rutin, tugas pokok polisi militer angkatan udara, kita melaksanakan patroli rutin di wilayah aset TNI AU dan wilayah sekitar pangkalan TNI Lanud El Tari," kata Serda Helman, salah satu anggota POM AU yang menemukan pelaku.
Ketiga anggota POM AU yang sementara berpatroli itu langsung membawa pelaku ke pos, sambil berkoordinasi dengan aparat kepolisian Resor Kupang Kota, untuk mengamankan pelaku, yang kini tengah mengandung anak ketiganya.
Menurut KBO Satreskrim Polres Kupang Kota, Iptu I Wayan Pasek Sudjana, pelaku tega membunuh anaknya, hanya karena korban ngompol diatas tempat tidur. Pelaku menghabisi nyawa anaknya dengan cara memukul dan membenturkan kepala ke tembok, hingga korban mengalami panas tinggi serta kejang-kejang.
"Motif yang kami dapatkan dari pelaku, dia stres tapi tetap kita akan gali apakah ada motif lain kegiatan yang dilakukan oleh pelaku. Untuk keterlibatan suaminya inisial H, kami masih status sebagai saksi, karena kami perdalam dulu apakah ada keterlibatan suami atau tidak, tapi untuk sementara belum dapat temukan keterlibatan suaminya dalam tindak pidana ini," katanya.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat undang-undang perlindungan anak dan pasal 351 KUHP, dengan ancaman hukuman diatas 15 tahun penjara.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain barang bukti, polisi juga telah meminta keterangan dari tiga saksi yang mengetahui kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu berinisial I (39), warga Semanu, Gunungkidul, DIY, tega membunuh bayinya sendiri karena alasan faktor ekonomi.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Regi Halili mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, serta ahli medis.
Baca SelengkapnyaTersangka awalnya berdalih melahirkan dan membuang bayinya karena mendengar bisikan gaib
Baca SelengkapnyaBapak Tega Lempar Anak Berusia 1,5 Bulan Hingga Tewas
Baca SelengkapnyaIbu yang menenggelamkan anaknya ke dalam ember didiagnosa alami gangguan jiwa
Baca SelengkapnyaDi hari kejadian, ibu tersebut juga sempat terlibat pertengkaran dengan mertuanya.
Baca SelengkapnyaTY (35) seorang ibu tega membanting bayinya AK (usia 1,5 tahun) sampai tewas.
Baca SelengkapnyaPelaku tidak tahu siapa laki-laki yang telah menghamilinya.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pembuang bayi laki-laki di Kampung Cariu, Desa Cariu, Kabupaten Bogor, Jumat (5/7). Pelaku merupakan perempuan berinisial TE (42).
Baca SelengkapnyaSelama ini ibu korban jarang bersosialisasi dengan masyarakat dan ada dugaan depresi.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah umur 10 tahun di Pekalongan ditemukan tewas tergantung dalam kamar
Baca Selengkapnya