Kronologis tewasnya Brigdatar Mohammad Adam diduga dianiaya senior

Merdeka.com - Seorang Taruna Akademi Kepolisian (AKPOL) Tingkat II Semarang, Jawa Tengah, bernama Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Mohammad Adam, tewas diduga dianiaya seniornya. Taruna dengan nomor akademik 15.269 itu tewas pada Kamis (18/5) sekira pukul 02.45 WIB.
"Diduga ada pemukulan yang dilakukan oleh Taruna Tingkat III Brigadir Satu Taruna (Brigtutar) yang berjumlah 12 Taruna," kata Kabid Propam Polda Jawa-Tengah Kombes Pol Budi Haryanto, dalam keterangan tertulisnya.
Sebanyak 22 saksi diduga mengetahui penganiayaan dari Taruna Tingkat II dan saksi dari Taruna Tingkat III berjumlah 12 orang telah diperiksa. Kemudian saksi-saksi pasca terjadinya pemukulan adalah AKP Agung Basyuni (Kasatar 8 Taruna Tingkat III Akpol) dan AKP Citra Parwa (Kasatar 11 Tingkat III Akpol).
Dari hasil pemeriksaan para saksi itu diduga Mohammad Adam tewas dianiaya taruna Tingkat III dengan nama Brigtutar Kristyan Sermumes.
Kronologis kejadian berawal pada Rabu (17/5) sekira pukul 21.00 WIB, Taruna Tingkat II dan III melaksanakan apel malam dan usai apel para Taruna kembali ke flat masing-masing. Kemudian pada Kamis (18/5) pukul 00.30 WIB, Taruna Tingkat II yang tergabung dalam korps HIT (Himpunan Indonesia Timur) berjumlah 22 orang di antaranya Brigdatar Mohammad Adam menghadap Taruna Tingkat III korps HIT (Himpunan Indonesia Timur) ke flat Taruna Tingkat III melalui jalur bukit belakang flat dengan alasan adanya kesalahan yang dilakukan Taruna Tingkat I Kor HIT.
Setelah tiba di flat, Brigdatar Kasim Lating selaku Dansuk Korhit Taruna Tingkat II menghadap Dansuk Korhit Taruns Tingkat III Brigtutar Rinox Watimena. Lalu seluruh Taruna Tingkat II diperintahkan untuk memanggil seluruh Taruna Tingkat III Korhit di kamarnya untuk berkumpul di gudang flat A atas Taruna Tingkat III.
Kemudian Brigdatar Mohammad Adam dan Brigdatar Swafauzan menghadap Brigtutar Kristian Sermomes untuk membangunkan dan mengajak kumpul di flat A atas. Saat itu, seluruh Taruna Tingkat II berjumlah 22 orang dan Taruna Tingkat III berjumlah 12 orang berkumpul di gudang flat A atas Taruna Tingkat III
"Selanjutnya Taruna Tingkat III memerintahkan seluruh Taruna Tingkat II untuk melaksanakan sikap tobat sambil diberikan arahan," kata Kombes Budi.
Brigdatar Mohammad Adam lantas ditarik ke depan oleh Brigtutar Kristian Sermomes dan dalam sikap mersing mendapatkan pukulan sebanyak enam kali di bagian ulu hati dan pukulan terakhir menyebabkan korban kejang dan kolaps. Melihat kejadian itu, Taruna Tingkat III melakukan upaya untuk menyadarkan diri korban dengan cara membasahi wajah korban dengan air dan dipindahkan ke dalam kamar.
Brigtutar Kristian Sermomes lantas memberitahukan insiden tersebut kepada AKP Agung Basyuni, selaku Pawas Den Tingkat III. Setelah dilakukan pengecekan dan ternyata kondisi korban sudah tidak sadarkan diri.
"Korban dibawa ke RS. Akpol oleh AKP Agung Basyuni dan AKP Citra Fatwa bersama Brigtutar Rinox dan Brigtutar Kristian Sermomes. Namun pada saat dimasukkan mobil kondisinya sudah agak kaku," kata Budi.
Sampai di RS Akpol, dokter yang memeriksa menyatakan korban meninggal dunia pada pukul 02.45 WIB. Selanjutnya AKP Agung Basyuni melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan.
Dari hasil pemeriksaan Dokter Ratna dari Rumkit Akpol yang melakukan pemeriksaan jenazah, diperkirakan korban meninggal kurang lebih empat jam. Dan terdapat tanda-tanda kekerasan pada dada luka lebam di tiga tempat yakni di dada tengah atas, dada kiri dan dada kanan.
Terdapat tanda mati lemas pada yang terlihat pada jaringan dibawah kuku dan kaki berwarna kebiru-biruan, bibir dan selaput lendir mulut kebiru-biruan dan ada bintik noda pendarahan di kelopak mata kiri. Sekitar pukul 07.00 WIB, jenazah Brigdatar Mohammad Adam tiba di RS Bhayangkara Semarang dan disimpan di kamar jenazah.
"Saat ini jenazah akan dilakukan autopsi sambil menunggu pihak keluarga korban," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya