Lansia di Tangsel Disebut Meninggal Usai Antre Gas 3kg, Dirjen Migas: Ada Saja yang Mengkait-kaitkan
Andai kata peristiwa itu benar, dia meminta maaf dan turut berduka cita.

Seorang warga di Tangerang disebut meninggal usai mengantre saat membeli gas 3 kg pada Senin 3 Februari 2025. Korban diduga kelelahan. Korban adalah seorang ibu rumah tangga bernama Yonih (62).
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Achmad Muchtasyar menyampaikan memohon maaf dan berduka cita atas meninggalnya Yonih.
“Intinya, kita dari pemerintah mohon maaf sebesar-besarnya dan berduka cita, kalau memang ada kejadian seperti itu,” katanya, Selasa (4/2).
Pihaknya meminta untuk mengecek dari penyebab meninggalnya Yonih. Pasalnya beredar informasi bahwa warga Jalan Beringin, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan itu meninggal karena kelelahan usai antre membeli gas.
“Namun, menurut berita di lapangan, ternyata, tanpa kita membela diri, ada saja mengkait-kaitkan dengan kondisi ini. Kita harus cek kebenaran seperti apa,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang nenek warga Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan, meninggal dunia diduga kelelahan usai berburu dan mengantre tabung gas di kawasan Pamulang Senin (3/2).
“Persisnya bagaimana saya kurang jelas. Tadi dia dibopong rame-rame sama warga yang bantu. Apa dia jatuh awalnya atau bagaimana kurang paham,” kata Dedi, kerabat almarhumah Yonih Binti Saman (68) ditemui di rumah duka, Senin (3/2).
Dedi menyebutkan, kerabatnya itu sebelumnya berkeliling mencari tabung gas subsidi dengan menenteng dua tabung kosong di kedua tangannya.
Kemudian almarhum ikut mengantre di salah satu pangkalan yang berjarak kurang lebih 300 meter dari tempatnya tinggal.
“Sehabis mengantre, dia meninggal sekitar jam 12 an. Tadi dia jalan mencari gas jam 10, jam 11 an,” ujarnya.
Kronologi Versi Polisi
Kapolsek Pamulang, Kompol Widya Agustiono menerangkan kronologis kematian nenek Yonih Binti Saman (68), bukan saat mengantre gas elipiji di agen distribusi gas 3 kilogram yang berjarak 300 meter dari rumahnya. Kapolsek memastikan, sang nenek memperoleh tabung gas tersebut tanpa antrean.
“Itu engga ada antrean disitu, dia (almarhumah) itu pelaku UMKM, dia berjualan,” kata Kapolsek Pamulang Kompol Widya Agustiono dikonfirmasi, Selasa (4/2/2025).
Menurut Kapolsek berdasarkan keterangan saksi pegawai agen pangkalan gas sang nenek penjual nasi uduk itu langsung diberikan gas melon ketika tiba di toko agen gas yang berada menurun dari lokasi rumah sang nenek.
“Dia langsung diberikan sama pegawainya, dia langganan dan sudah kenal,” ucap Kapolsek.
Kompol Widya juga memastikan jika nenek almarhum Yonih tidak dimintai KTP oleh pegawai agen gas saat akan menukarkan tabung gas kosong miliknya dengan yang telah terisi gas 3 kilogram.
“Dia engga ada diminta syarat KTP. KTP itu diminta untuk rumah tangga, dia (almarhum) pelaku UMKM tanyakan saja ke anaknya. Saksi tetangganya juga mengatakan sempat dimampiri untuk istirahat,” jelas Kapolsek.