Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lewat Magelang, Djarot nostalgia dibesarkan sebagai anak pasar

Lewat Magelang, Djarot nostalgia dibesarkan sebagai anak pasar Ganjar bertemu Djarot. ©2017 Merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bernostalgia saat kunjungan kerja (kunker) di wilayah Jawa Tengah. Djarot mengaku dirinya dulunya dilahirkan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tepatnya di dekat Pasar Kebun Polo, Magelang, Jawa Tengah.

"Saya juga kelahiran Magelang. Saya tadi malam lewat Magelang, nostalgia sebentar. Saya tunjukin pada sopir dan ajudan, kono lho arahe umahku kono lho (di sana lho arah ke rumahku). Lahirku di Kepon Polo sono. Sono-sono. Betul, deket pasar," ungkap Djarot usai bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Kantor Gubernuran Pemprov Jateng Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/3).

Djarot pun menyesal begitu melihat Pasar Kebun Polo yang dulu tempatnya bermain sehari-hari kini menjadi kecil. Tidak seperti dulu saat dirinya diasuh oleh seorang ibu-ibu pedagang pasar, dan setiap hari dibawa serta untuk berdagang di Pasar Kebun Polo.

"Saiki pasare (sekarang pasarnya) kecil. Dulu zaman aku waktu kecil itu dibawa ke pasar," ungkap politikus PDIP ini.

Djarot pun membuka rahasia jika nama Djarot bukan merupakan nama aslinya. Nama Djarot merupakan nama pemberian ibu-ibu yang mengasuhnya yang berprofesi sebagai pedagang di Pasar Kebun Polo yang merupakan langganan ibu kandungnya jika pergi ke pasar itu.

"Nama saya dulu itu namanya Saiful Hidayat, tahu enggak? Karena saya dulu selalu diajak sama mbok-mbok langganan ibu saya ke pasar, diakui cucunya. Di pasar itulah aku dipanggilah Djarot. Ini Djarot cucu saya. Niko (itu) Djarot cucu saya, gitu," bebernya.

Djarot mengaku selama masa kecilnya, usai dilahirkan orang tuanya di Magelang sekitar tahun 1965-1966, dirinya selalu di waktu pagi hari diajak ke pasar oleh ibu-ibu pedagang itu. Jika pasar sudah tutup, dirinya dibawa pulang ke rumah orang tua, selalu diberikan dan ditinggali jajan pasar oleh ibu pedagang pasar.

"Kalau sudah pasar bubar harus dikembaliin ke rumah. Dibawa ke pasar. Sebelum ke pasar mampir ke rumah ibu beli tempe, saya dibawa. Masih inget saya. Setelah dipulangin, dikasih makanan itu, jajan pasar yah," ungkapnya.

Saat ini, ibu-ibu pedagang yang mengasuhnya sudah wafat. Meski demikian Djarot merasa sejarah hidupnya selama menjadi anak Pasar Kebun Polo Magelang tidak pernah dilupakanya.

"Sudah meninggal to, waktu tahun berapa yah? Tahun 65-66 an. Sekarang sudah almarhum. Makanya ini saya minta orang Jawa Tengah di situ bisa menjaga Jakarta," pungkasnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berawal dari Daki & Main Becek, Begini Awal Muhamad Dipanggil Bolot Hingga Jadi Pelawak Top
Berawal dari Daki & Main Becek, Begini Awal Muhamad Dipanggil Bolot Hingga Jadi Pelawak Top

Bolot berbagi cerita tentang awal mula nama panggungnya semakin luas dikenal publik. Ternyata bermula dari panggilan dari sang nenek.

Baca Selengkapnya
Sejak SMP Jadi Tulang Punggung Keluarga karena Miskin, Ini Potret Masa Sekolah Ganjar Pranowo
Sejak SMP Jadi Tulang Punggung Keluarga karena Miskin, Ini Potret Masa Sekolah Ganjar Pranowo

Lahir dari keluarga miskin, Ganjar Pranowo pernah jadi tukang ojek stasiun.

Baca Selengkapnya
Saat Kecil Namanya 'Pasaran' Sampai Ditandai Guru, Anak PNS ini Setelah Besar jadi Tokoh Berpengaruh di RI
Saat Kecil Namanya 'Pasaran' Sampai Ditandai Guru, Anak PNS ini Setelah Besar jadi Tokoh Berpengaruh di RI

Sosok orang berpengaruh di RI dan asal-usul dibalik nama panggilannya yang populer hingga kini.

Baca Selengkapnya
Terkenal sebagai Desa Paling Romantis di Jombang, Asal Usul Desa Pacarpeluk Ternyata Bukan Perkara Cinta
Terkenal sebagai Desa Paling Romantis di Jombang, Asal Usul Desa Pacarpeluk Ternyata Bukan Perkara Cinta

Pacarpeluk merupakan desa dengan potensi pertanian yang menjanjikan.

Baca Selengkapnya