Lima alat peringatan diri di Gunung Merapi tak berfungsi
Merdeka.com - Lima alat peringatan dini atau early warning system (EWS) yang berada di area Kecamatan Cangkringan, diketahui tidak berfungsi. Lima EWS ini tak berfungsi diduga karena usia pakai dan minimnya perawatan.
Komandan Unit Cangkringan SAR DIY, Joko Irianto menyampaikan, kelima EWS itu diketahui tak berfungsi saat Gunung Merapi mengalami erupsi freatik pada Mei 2018. EWS yang seharusnya berbunyi sebagai tanda peringatan dini justru tak berfungsi atau tak mengeluarkan suara.
"Kalau tidak salah ada lima EWS yang tak berfungsi. Alat itu tak mengeluarkan bunyi peringatan awal," ujar Joko.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Mengapa Merapi mengalami gempa guguran? Gempa guguran biasanya terjadi setelah erupsi disebabkan guguran lava yang terjadi pada sistem pembentukan lava.
-
Bagaimana Merapi mengalami gempa guguran? 'Gempa guguran merupakan gerakan yang terekam pada alat seismogram karena fragmen lava jatuh ke bagian bawah akibat gravitasi bumi,'
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi? Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
-
Kenapa erupsi Merapi dianggap sebagai amarah? Namun, penjaga Jamurdipa, yang merupakan kakak-beradik pembuat keris, belum selesai dengan pekerjaan mereka dan meminta waktu tambahan. Dewa menolak permintaan ini, yang membuat penjaga tersebut marah dan mengancam akan menciptakan bencana abadi di Merapi, termasuk magma yang terus memanas hingga hari ini.
EWS merupakan alat vital bagi warga untuk melakukan evakuasi dari kawasan lereng Gunung Merapi. Bunyi sirine EWS menjadi penanda bagi warga untuk melakukan evakuasi.
Joko menjabarkan selain lima EWS yang diketahui tak berfungsi, EWS lainnya yang terpasang di area lereng Gunung Merapi masih berfungsi dengan baik. Pihaknya sudah mengecek kondisi EWS lainnya.
"Kalau EWS yang lain tetap berfungsi normal, jadi tidak terlalu was-was. Waktu 17 Agustus kemarin juga sempat dinyalakan secara serentak," urai Joko.
Joko mengungkapkan saat ini tim SAR maupun relawan di Merapi terus melakukan koordinasi dan dalam kondisi siaga. Hal ini dilakukan karena status Gunung Merapi pasca ditetapkan berstatus Waspada oleh BPPTKG DIY belum juga mengalami penurunan status.
Joko menambahkan selain mengandalkan radio panggil pihaknya juga selalu melakukan patroli. Bagkan ronda malam di beberapa tempat pun juga dilakukan untuk mengantisipasi kondisi Gunung Merapi.
"Masih tetap pantau perkembangan dulu untuk mengambil kebijakan SAR unit Cangkringan. Tentu berkoordinasi denga instansi terkait mengenai informasi yang valid termasuk diantaranya BPPTKG DIY," tutup Joko.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaErupsi pertama terjadi pada pukul 00.05 WIB dengan tinggi kolom abu tidak teramati.
Baca SelengkapnyaPendaki dan wisatawan diimbau untuk tidak memasuki kawasan Gunung Marapi yang berstatus siaga III.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Marapi Sumatera Barat kategori freatik yang waktunya sulit diprediksi karena berada di permukaan.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Kamis (25/4) pagi.
Baca SelengkapnyaPetugas mengimbau agar masyarakat yang ada di sekitar Marapi dan seluruh pihak agar menjaga situasi agar tetap kondusif di masyarakat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki diminta tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari puncak
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Jumat (30/5) siang.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Total 174 Kali sejak Awal 2024
Baca SelengkapnyaGunung Marapi saat ini berada pada level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, warga sedang asyik menggarap kebunnya yang berlokasi di dekat kaki Gunung Marapi.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 137 detik.
Baca Selengkapnya