Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

LPSK: Bharada E Nembak dari Jarak Dekat, Tak Butuh Keahlian

LPSK: Bharada E Nembak dari Jarak Dekat, Tak Butuh Keahlian Bharada E Usai Menjalani Pemeriksaaan Komnas HAM. ©2022 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyatakan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E menembak Brigadir J dari jarak dekat. Hal itu diungkapkan dari hasil penelusuran tim LPSK.

"Iya, jaraknya dekat, dan tidak butuh keahlian dalam melakukan penembakan dalam jarak itu," kata Edwin, kepada wartawan, di kantor LPSK, Jakarta, Jumat (5/8).

Lebih lanjut, Edwin menyebut, hal ini diperoleh LPSK dari penelusuran dan investigasi terhadap sejumlah narasumber yang kompeten.

Dia menjelaskan, Investigasi dilakukan guna mengumpulkan bahan untuk menentukan apakah Bharada E bisa mendapatkan perlindungan dari LPSK.

"Informasi yang kami himpun dari investigasi, siapapun sumber yang menurut kami dapat dipercaya, memiliki kompetensi, kami jadikan rujukan. Dari sumber-sumber yang kami dapatkan, itu ada menyampaikan seperti itu (nembak jarak dekat)," paparnya.

Kendati demikian, Edwin enggan menjelaskan secara detail jarak pasti Bharada E menembak Brigadir J. Namun dia menekankan, dari informasi yang diterima LPSK, tidak dibutuhkan keahlian untuk menembak pada jarak tersebut.

"Jaraknya kami tahu, tapi tidak kami sebutkan meterannya berapa. Sebab, dekat jauh juga bisa jadi relatif. Tapi setidaknya jarak tembak itu, kalau berdasarkan informasi yang diperoleh, tidak membutuhkan keahlian," tuturnya.

Edwin juga mengungkap hasil penelusuran LPSK lainnya. Menurut LPSK, Bharada E tidak lebih jago menembak dibandingkan dengan Brigadir J.

"Informasi itu kami peroleh (Bharada E tak jago tembak). Artinya, kalau dibandingkan dengan Yoshua, Yoshua lebih jago tembak," ucap dia.

Namun Edwin menilai, bukan masalah jago menembak atau tidak yang menjadi persoalan. Dia mengatakan Bharada E telah memiliki kompetensi dalam memegang senjata api.

"Soal megang pistol kan bukan soal jago nembak, tetapi memenuhi (di antaranya) tes psikologi," paparnya.

Dia juga meminta agar diksi 'tembak-menembak' tidak digunakan sebelum terungkap kebenaran peristiwanya seperti apa.

"Ya, itu cerita E (ada tembak-menembak). Tapi apakah cerita itu, ini LPSK itu tidak mau masuk ke dalam peristiwanya. Kenapa? Karena yang diceritakan E juga belum tentu kebenaran, gitu. Yang disampaikan oleh E bahwa dia nembak, tetapi apakah benar dia nembak, kan kita belum tahu sebenarnya," imbunya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP