Maarif Institute: Gawai Menjadi Pengaruh Terbiasa dengan Egoisme dan Individualis
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abdullah Darraz mengingatkan bahaya penggunaan gawai berlebihan yang mendorong sikap individualisme dan menggerus sikap gotong royong.
Abdullah Darraz di Jakarta, Kamis, menyampaikan hal itu saat mengisi acara ngabuburit Bersama Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan (PDIP).
“Dengan adanya gadget (gawai) menjadi pengaruh buat kita sehingga terbiasa dengan egoisme dan individualis, sehingga cenderung terlalu sibuk sendiri, memikirkan diri sendiri daripada memikirkan orang lain maupun bangsa Indonesia ini,” kata Abdullah Darraz, Kamis (6/5).
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Bagaimana narkoba bisa mengancam keberlanjutan negara? 'Kalau generasi muda kita sudah dihancurkan siapa yang akan melanjutkan keberlanjutan negara ini kalau kita tidak selesaikan dari generasi muda,' pungkasnya.
-
Siapa yang bilang media sosial berbahaya bagi anak? Seorang Ahli Bedah Umum asal Amerika Serikat (AS) Vivek Murphy mengatakan bahwa media sosial menghadirkan risiko besar bagi kesehatan mental remaja.
-
Apa yang menjadi kekhawatiran tokoh-tokoh bangsa? Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
-
Kapan polusi udara bisa berbahaya? Paparan karbon monoksida yang tinggi akan menyebabkan Anda mengalami muntah, sesak nafas, penglihatan kabur, penurunan kesadaran, hingga kematian.
Dia mengajak umat Muslim Indonesia untuk berefleksi di bulan Ramadhan ini menyangkut penggunaan gawai yang berlebihan. Sebab kondisi itu mendorong sikap individualisme, menggerus sikap gotong royong yang menjadi dasar utama hidup orang Indonesia sejak dahulu kala.
Darraz mengingatkan jika melihat pada dakwah Walisongo, salah satu ajaran yang diperkenalkan dan ditularkan pada masyarakat nusantara adalah semangat gotong royong. Sikap ini sudah menjadi bagian dari jiwa masyarakat Indonesia.
Sementara kata dia di masa kini, dengan adanya kemajuan teknologi, justru membuat semangat kebersamaan atau gotong royong di setiap masyarakat menjadi tergerus.
Menurut Darraz, pengaruh gawai kemudian memicu lahirnya sikap egoisme, sehingga cenderung terlalu memikirkan diri sendiri daripada memikirkan orang lain maupun bangsa.
Padahal, lanjutnya semangat bergotongroyonglah yang dapat menumbuhkan rasa empati, peduli lingkungan sekitar dan perhatian. Semangat itu juga menjadikan pikiran kritis dan tanggap terhadap lingkungan sosial.
“Justru kan, gotong royong itu meniscayakan kita punya rasa empati dan peduli, mempunyai perhatian terhadap orang lain, ketika orang lain sedang mengalami kebutuhan tertentu, ya kita semua harus melakukan kepedulian itu,” katanya seperti dilansir dari Antara.
Baginya, sikap peduli dan gotong royong yang terkikis akan berdampak bahaya. Lunturnya sikap itu akan menimbulkan masalah baru seperti disintegritas dalam kehidupan masyarakat.
Darraz menilai lebih jauhnya bisa membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara apabila sudah pada tahap itu.
"Kalau hal seperti ini sampai terjadi, akan memicu disintegrasi dan kerekatan sosial kebangsaan kita semakin terkoyak, kalau kita terbiasa meninggalkan semangat yang biasa dulu kita jalani, terutama anak muda,” kata Darraz.
Darraz menilai perlu adanya perhatian khusus akan pentingnya semangat gotong royong, sehingga kembali tumbuh kesadaran, terutama di kalangan anak muda saat ini.
Dia mendorong adanya pelopor yang menarasikan dan menyebarkan semangat gotong royong, terutama menyebarkan melalui sosial media.
"Kita semua harus prihatin dan berpikir bagaimana kita bangkitkan lagi semangat gotong royong. Ada hal positif dari sosial media dan kita harus membangun narasi-narasi ini dan menyebarkannya di seluruh media sosial. Kita harus memperkaya narasi melalui gawai yang selama ini dipakai,” tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang Chauvinisme adalah suatu paham beserta sejarah, ciri-ciri dan dampaknya.
Baca SelengkapnyaGlobalisasi adalah fenomena yang tidak bisa dihindari dalam dunia modern saat ini. Globalisasi telah memberikan dampak yang kompleks pada kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaEgosime dapat merusak hubungan interpersonal dan menghambat pertumbuhan pribadi.
Baca SelengkapnyaDia bahkan mengatakan, Indonesia mengalami kemunduran, bukan sekadar kerapuhan dalam etika pejabat negara.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaApakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.
Baca SelengkapnyaKrisis moral tengah masif terjadi di tengah masyarakat. Apa yang menjadi penyebab dan bagaimana dampaknya?
Baca SelengkapnyaAdiksi adalah disfungsi kronis dari sistem otak yang melibatkan reward, motivasi, dan memori. Jenisnya pun beragam, bisa karena zat atau perilaku.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani menyinggung politik berbangsa dan bernegara harus dijalankan dengan nilai-nilai beradab dan beretika.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh berharap para pemimpin nasional tidak kehilangan kontrol.
Baca SelengkapnyaSejumlah kesalahan dan perbuatan kita justru bisa membuat kebahagiaan terampas dari diri.
Baca Selengkapnya