Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mabuk Berat Sambil Bawa Parang, Hamka Ditembak Polisi

Mabuk Berat Sambil Bawa Parang, Hamka Ditembak Polisi Ilustrasi Penembakan. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Anggota Polsek Mariso, Makassar, Aiptu Nur (55), terpaksa keluarkan tembakan ke arah Hamka (22), warga Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala dan mengenai paha kanan, Kamis petang, (25/4) sekitar pukul 17.30 wita. Ini dilakukan karena yang bersangkutan membawa parang dalam keadaan mabuk berat dan situasinya membahayakan petugas saat coba dilerai agar keributan dengan seorang rekannya tidak berlanjut.

Setelah mendapat perawatan di RS Bhayangkara, Hamka kini sudah kembali ke rumahnya. Sementara Aiptu Nur sendiri masih dalam pemeriksaan oleh seksi propam Polrestabes Makassar.

"Iya ada laporan masuk soal penembakan itu. Terpaksa anggota kami di lapangan ambil tindakan karena warga korban tembak itu dalam keadaan mabuk berat dan bawa sajam berupa parang saat berusaha dilerai oleh anggota karena yang bersangkutan tengah ribut dengan rekannya. Kasusnya masih kami dalami. Kalau ada kekeliruan pada anggota kami, pasti kami tindak," kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Polisi Wahyu Dwi Ariwibowo saat ditemui di Mapolrestabes, Jumat, (26/4).

Sementara Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Polisi Hotman Sirait menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Kata dia, awalnya Aiptu Nur bermaksud pulang ke rumahnya di Kecamatan Manggala usai tugas.

Di tengah jalan, Aiptu Nur yang masih berpakaian dinas lengkap mendapati tiga warga yang tengah ribut, dua di antaranya dikenali karena masih tetangganya. Salah satunya adalah Hamka yang bawa sajam. Ketiga warga itu adalah pekerja di Rumah Potong Hewan (TPH).

"Anggota ini menyadari kalau orang-orang yang lagi ribut itu di bawah pengaruh minuman keras, dalam kondisi mabuk berat. Karena kebiasaan para pekerja di RPH itu kalau kerjaan sudah selesai, mereka biasanya mabuk-mabukan dengan ballo (miras tradisional)."

Saat berusaha melerai keributan itu, ada warga yang sempat teriak mengingatkan, awas pak ada parangnya. Daripada konyol, ya anggota kita keluarkan tembakan mengarah ke paha karena diduga korban ini mau melakukan penyerangan," kata Hotman Sirait.

Kabid Propam Polda Sulsel ini mengakui, Aiptu Nur tidak keluarkan tembakan peringatan saat kejadian karena situasinya saat itu sangat berisiko khususnya bagi polisi bersangkutan karena jarak yang sangat dekat dengan Hamka.

"Kita sudah mendatangi korban saat masih di rumah sakit. Juga sudah bertemu keluarganya dan memberikan pemahaman. Mereka anggap tidak ada lagi masalah," pungkas Kombes Polisi Hotman Sirait.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP