Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mantan Direktur WHO Sarankan Indonesia Jadi Pelopor Pembentukan Asean-CDC

Mantan Direktur WHO Sarankan Indonesia Jadi Pelopor Pembentukan Asean-CDC Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia, Prof Tjandra Yoga Aditama menganjurkan agar Indonesia menjadi negara pelopor pembentukan pusat data kontrol dan pencegahan penyakit menular untuk negara-negara Asia Tenggara. Pembentukan pusat laporan ini menurutnya dapat mendata jumlah kasus malaria hingga tuberkulosis di negara Asia Tenggara.

"Akan baik kalau ada juga laporan di tingkat Asia Tenggara, dan untuk itu memang baik kalau dibentuk juga ASEAN-CDC (center for desease prevention and control), dan lebih baik lagi kalau Indonesia memelopori pendiriannya," ujar Tjandra dalam keterangan tertulis, Minggu (27/2).

Tjandra mengatakan, pusat laporan pendataan ini sudah dilakukan di negara-negara Eropa, yang kemudian dikenal dengan European Center for Diseases Prevention and Control (E-CDC).

Selama pandemi Covid-19 berlangsung, E-CDC mengeluarkan laporan ancaman penyakit menular dengan data sampai 26 Februari 2022.

Dalam laporan ancaman penyakit ini disebutkan bahwa sejak bermulanya Covid-19 pada 31 Desember 2019, maka di seluruh benua Asia sudah dilaporkan 96.320.034 kasus Covid-19, dengan lima negara penyumbang kasus terbesar di Asia adalah India 42.838.524, Iran 6.942.452, Indonesia 5.197.505, Jepang 4.473.725 dan Filipina 3.653.526.

Disampaikan juga, sejak Covid-19 merebak, 1.219.208 kasus kematian di benua Asia. Dari jumlah tersebut Indonesia merupakan negara dengan kasus kematian kedua tertinggi, dengan urutan sebagai berikut; India 512.109 kasus, Indonesia 146.365 kasus, Iran 135.040 kasus, Filipina 55.763 kasus, dan Vietnam 39.605 kasus.

Dari paparan data E-CDC, Tjandra menyoroti China tidak masuk dalam daftar jumlah kasus.

"Kalau India peringkatnya lebih tinggi dari negara kita maka tentu karena jumlah penduduknya 1,3 miliar orang, sehingga angka mutlak kasus dan kematian jadi selalu di urutan pertama," jelasnya.

"Akan baik kalau disajikan juga kasus dan Kematian per 1 juta penduduk misalnya, sehingga angkanya dapat lebih tepat untuk dibandingkan," imbuhnya.

Selain tentang Covid-19, Tjandra mengatakan pusat laporan ini juga membahas berbagai penyakit lain, seperti Influenza A(H9N2), swine influenza A(H1N1), swine influenza A(H1N2) dan Influenza A(H5N6). (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP