Masih Gaptek, Pelaku UMKM di Jateng Sulit Pasarkan Produk
Merdeka.com - Sejumlah pelaku usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKM) yang tersebar di 35 kabupaten kota Jawa Tengah minim pengetahuan teknologi sehingga produk mereka sulit di jual melalui jejaring online. Dari total 3.776.843 pelaku UMKM , saat ini hanya 2 persen yang melek teknologi.
"Jadi kurang lebih 500 UMKM yang bisa melek teknologi. Sisanya tidak paham menggunakan smartphone untuk menjual produk lewat online. Ini tugas berat yang kita hadapi pada era 4.0," kata Sekretaris Dinkop UMKM Jateng, Dodik Sriyanto, Jumat (15/11).
Dia menyebut dari data yang dihimpun terdapat sektor usaha kecil ada 354.884, pengusaha menengah 39 ribu, dan pengusaha kelas besar 3.358.
-
Apa masalah TEMU dengan UMKM? Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana UMKM bisa menarik konsumen di marketplace? “Berikutnya adalah bagaimana menampilkan produk jualan mereka agar tampak menarik di marketplace, tak sekedar memajang gambar semata. Mereka juga harus cepat menjawab pertanyaan calon konsumen. Jika lamban, maka konsumen dengan mudah beralih ke toko online lainnya,“ ujar Budi.
-
Mengapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Siapa yang ajak UMKM go digital? Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
-
Bagaimana UMKM di Nglanggeran mengenalkan produk mereka? Berbagai produk itu dikenalkan melalui akun Instagram mereka @griya.cokelat.nglanggeran.
Dari sekian jumlah pelaku UMKM banyak masalah yang menjadi hambatan muncul saat diajak melek teknologi untuk memasarkan produknya.
"Saat ini masih terus membina jutaan UKM tersebut agar mampu memajukan usahanya dengan penggunaan teknologi yang mumpuni. Sebab banyak pelaku UMKM yang hanya bisa pakai telepon genggamnya seadanya," jelasnya.
Saat ini, Dinkop gencar membina UMKM dan kerja sama dengan Pemda untuk memberikan pelatihan penggunaan teknologi demi memperluas pangsa pasar.
Makanya kita dorong setiap UKM untuk ikut pelatihan digitalisasi. Di Jateng sendiri, katanya ada tiga UMKM unggulan. Mencakup UKM batik, gula semut dan UMKM kopi. Mereka sejauh ini mampu berkontribusi cukup signifikan.
"Karena di era serba digital seperti sekarang, kalau mereka smart menggunakan telepon genggamnya, maka usahanya bisa tambah maju. Ini karena potensi UKM di Jateng sangat besar. Target pertumbuhan UMKM tahun ini saja harus mampu menyumbang PDB Rp4,5 Miliar. Kalau mereka cuma bisa pakai telepon genggam buat komunikasi saja bisa jadi repot. Padahal, kita sudah menyediakan banyak aplikasi untuk memasarkan produk UMKM secara online," ungkapnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.
Baca SelengkapnyaPadahal sudah ada 87 persen pelaku UMKM telah terlibat dalam e-katalog.
Baca SelengkapnyaAtikoh menyampaikan, pelaku UMKM juga perlu melakukan digitalisasi untuk menjangkau lebih banyak konsumen
Baca SelengkapnyaAda arus barang impor yang masuk ke Indonesia dengan harga yang sangat murah dan produk lokal tak bisa bersaing secara harga.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mendata UMKM untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan UMKM yang tepat sasaran dan efektif.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca Selengkapnya