Material jembatan apung yang ambruk di Cilacap mulai dievakuasi
Merdeka.com - Material jembatan apung yang ambruk pada Kamis (1/12) lalu di Kampung Laut Cilacap Jawa Tengah mulai dievakuasi agar tak mengganggu aktivitas warga setempat, Sabtu (3/12).
"Evakuasi sudah mulai dilakukan sejak kemarin (Sabtu, 3/12). Sesegera mungkin (evakuasi dilakukan) sampai lalu lintas air terbuka dan struktur jembatan tidak membahayakan pelayaran," kata anggota tim riset sistem modular wahana apung Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Dewi saat dihubungi, Minggu (4/12).
Saat dikonfirmasi mengenai perbaikan jembatan apung sepanjang sekitar 70 meter tersebut, ia mengaku masih belum mengetahui waktu perbaikannya, lantaran masih menunggu hasil evaluasi usai peristiwa yang menyebabkan beberapa warga luka ringan. "â â â Rencana perbaikan masih dalam evaluasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait," jelasnya.
-
Dimana Jembatan Cikacepit berada? Salah satu peninggalan tersebut adalah Jembatan Cikacepit yang terletak di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
-
Kenapa jembatan bambu rapuh? Sayangnya, akses satu-satunya yang menghubungkan antara Desa Katulisan dengan Desa Panyabrangan ini kondisinya memprihatinkan karena sudah rapuh.
-
Apa fungsi Jembatan Cikacepit? Jembatan kereta api ini menjadi yang terpanjang di Indonesia yang menghubungkan jalur Banjar-Cijulang.
-
Bagaimana warga melintas jembatan rusak itu? Warga harus bertaruh nyawa saat melintas di jembatan penghubung dua kecamatan itu.
-
Di mana jembatan gantung di Lebak yang rusak itu? Akses jembatan gantung di Kampung Nangklak, Desa Margatirta, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak tampak memprihatinkan.
-
Kapan Pelabuhan Cilacap menjadi jalur pelarian? Pada awal 1942, Pasukan Jepang berhasil memasuki Pulau Jawa setelah berhasil menaklukkan Belanda dalam sebuah pertempuran besar di Laut Jawa.
Sebelumnya dari rilis yang diterima merdeka.com pada Sabtu (3/12), disampaikan runtuhnya jembatan apung tersebut terjadi saat akan dilaksanakan persiapan akhir jembatan apung. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Herry Vaza mengemukakan, sehari sebelum runtuhnya jembatan apung sempat diujicobakan untuk perlintasan motor.
"Pada Rabu, 30 November 2016, dilakukan penyambungan jembatan pendekat dengan dudukan jembatan di darat (abutmen) pada kedua sisi dan berhasil tersambung. Selanjutnya pada hari yang sama dilakukan ujicoba perlintasan sepeda motor untuk mengevaluasi kehandalan sambungan antara abutmen dan jembatan pendekat," tulisnya.
Setelah dilakukan uji coba, jelas Herry, diputuskan untuk dilakukan pemasangan pengunci ponton atau mooring pada Kamis (1/12). Dikemukakannya, pada Kamis (1/12) sekitar pukul 09.00 WIB, dilakukan pekerjaan finalisasi pemasangan tiang pengunci ponton dengan cara menegangkan kabel sling yang sudah terpasang.
"Sekitar pukul 12.00 WIB, pekerjaan pemasangan belum selesai karena tim konstruksi beristirahat. Kemudian sekitar pukul 12.15 WIB, beberapa warga dan anak-anak yang baru selesai sekolah melintasi dan berkumpul di tengah bentang jembatan, sehingga sekitar satu menit kemudian jembatan melengkung dan patah pada bagian tengah bentang," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Tim riset Sistem Modular Wahana Apung, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR, Nazib Faisal merencanakan akan akan melakukan desain ulang jembatan apung tersebut.
"Redesign itu dalam arti ada beberapa batang-batang yang perlu diganti. Kita mencoba hitung ulang lagi, seperti yang kemarin kita lakukan untuk masalah keamanan," katanya.
Lebih lanjut Nazib Faisal mengklarifikasi, bahwa batang jembatan apung tak patah. Batang jembatan hanya melengkung lantaran menahan beban berat tanpa disangga dengan angkur.
"Pada pagi hari sebelum ambruk, beberapa komponen dilepas sehingga jembatan tidak memiliki kekuatan untuk menahan beban yang tinggi," katanya.
Meski begitu, Nazib menyatakan perbaikan jembatan akan diselesaikan dalam jangka kurang dari sebulan. "Kemungkinan akhir Desember 2016, jembatan apung sudah bisa digunakan sehingga siap diresmikan," ujarnya.
Baca juga:
Jembatan apung pertama di Indonesia akan segera dioperasikan
Pindahkan jembatan apung, lima perahu digunakan sebagai penarik
Jembatan apung pertama di Indonesia ambruk, pelajar jadi korban
Jembatan apung di Kampung Laut Cilacap ambruk karena kelebihan beban
Robohnya jembatan apung pertama Indonesia sampai lukai siswa (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat peristiwa terjadi, terdengar suara gemuruh cukup kencang hingga mengagetkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaJembatan Perawang di Desa Selat Akar, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau ambruk, Senin (14/8) sekitar pukul 22.45 WIB.
Baca SelengkapnyaJembatan baru dengan panjang sekitar 40 meter itu diklaim bisa tahan selama 50 tahun.
Baca SelengkapnyaTak ada korban jiwa dalam insiden ini. Hanya saja, warga kini harus mencari jalan alternatif lain karena jembatan tak bisa dilewati.
Baca SelengkapnyaWarga dan Kapolsek Tebing Tinggi Barat bersama anggotanya lari berhamburan saat jembatan Sungai Perumbi di Kepulauan Meranti, Riau ambruk.
Baca SelengkapnyaDari video detik-detik jembatan roboh, terlihat tali seling pada jembatan mendadak putus.
Baca SelengkapnyaTim gabungan tengah mencari para korban yang hilang.
Baca SelengkapnyaKondisinya sudah miring, dengan beberapa bagiannya berlubang. Bahkan, salah satu tali baja penopang beban juga putus.
Baca SelengkapnyaJembatan penghubung di Perairan Sungai Lalan di Desa Sukajadi, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, ambruk usai dihantam tongkang batubara.
Baca SelengkapnyaJembatan tersebut memiliki panjang 39 meter dan lebar 4,2 meter, dibangun dengan konsep Jembatan Bailey yang diperkirakan memiliki daya tahan hingga 50 tahun.
Baca Selengkapnya"Ya. Jembatan putus total dan saat ini tidak bisa dilalui lagi," ujar Sekretaris Desa Binafun, Oktovianus
Baca SelengkapnyaAparat Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan(Sumsel) mendalami penyebab kapal atau ponton batu bara yang menabrak Jembatan Lala.
Baca Selengkapnya