Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menag sambangi marbot masjid dan tukang becak yang naik haji

Menag sambangi marbot masjid dan tukang becak yang naik haji Menag sambangi marbot masjid. ©2017 Merdeka.com/Muhammad Hasits

Merdeka.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyambangi tukang becak Pasar Atom Surabaya bernama Maksum dan Marbot Masjid Al Munawwar Tulungagung bernama Mulyono. Keduanya sudah berada di Makkah menunaikan ibadah haji.

Menag menyapa Maksum yang sedang duduk di kamar. Keduanya lalu berbincang seputar haji. Maksum bercerita tentang usahanya menabung hingga 20 tahun agar bisa mendaftar haji.

"Jika sudah terkumpul Rp 300-500 ribu, baru saya tabung di Simpedes," katanya kepada Menag Kamis (24/8) pagi waktu Arab Saudi.

Pada 2010, Kakek Maksum mendaftar haji dan 7 tahun kemudian bisa berangkat ke Tanah Suci. "Percaya pada Allah. Kalau Allah menghendaki maka tidak ada yang sulit bagi-Nya," katanya berbagi kiat.

Maksum kini sedang menunaikan ibadah haji di Makkah Al Mukarramah. Tergabung dalam kloter 6 Embarkasi Surabaya (SUB 06), dia kini sedang menunggu puncak pelaksanaan haji, wukuf di Arafah pada 31 Agustus mendatang. Satu kekhawatiran yang dia sampaikan langsung kepada Menag, yaitu: tidak bisa menjadi pribadi yang lebih baik setelah pulang ke Tanah Air.

"Saya takut kalau sebelum haji berusaha baik misalnya sembahyang, lalu setelah pulang ke Indonesia malah tidak lebih baik. Itu yang suka saya pikirkan, Pak," katanya kepada Menag.

"Saya hanya bisa meminta pertolongan kepada Allah," sambungnya.

Dari kamar Maksum di hotel 605, Menag berkunjung ke kamar Mulyono di 601. Mulyono adalah seorang marbot di Masjid Al Munawwar Tulungagung selama puluhan tahun ini menjadi tamu Allah (dluyufurrahman).

"Kesibukan sehari-hari saya adalah marbot masjid, tukang ngepel dan bersih-bersih masjid. Ini sudah berjalan 30 tahun," kata Mulyono.

Dia mengaku biaya untuk berangkat hajinya diperoleh dari pemberian jemaah dan tamu. Bertahun-tahun uang itu ia kumpulkan. Dan pada 2011, dia baru mendaftarkan diri untuk berhaji.

"Sepulang berhaji, saya akan ke masjid lagi. Saya senang saat pertama kali melihat Kabah. Tapi cukup capek juga saat Tawaf dan Sai," kenangnya.

Menag mengaku bersyukur bisa bertemu dengan Maksum dan Mulyono. Menurutnya kedua sosok itu adalah contoh orang yang punya tekad kuat dalam mencapai mimpi dan cita-cita.

"Ini adalah bukti betapa komitmen dan tekad yang kuat untuk menjalankan rukun Islam kelima, meski dalam kondisi seperti ini, dengan tekad besar akhirnya mereka mampu mewujudkan keinginan untuk berhaji," kata Menag.

"Ini pelajaran baik. Cita-cita dapat kita wujudkan selama bersungguh-sungguh dalam mewujudkannya," ujarnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP