Menko Polhukam bentuk tim kecil tuntaskan pengadaan Sukhoi dan KFX/IFX
Merdeka.com - Indonesia sudah sepakati membeli 11 unit jet tempur Su-35 dari Rusia. Selain itu, pemerintah juga terus berupaya untuk menyelesaikan proyek Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).
Karenanya, Menko Polhukam Wiranto, menuturkan, pihaknya akan membentuk tim kajian, agar dua alutsista ini bisa tuntas dan dihadirkan di Indonesia.
"Saya tadi bentuk tim kecil untuk secara detail, secara teknis bisa melakukan kajian-kajian, sehingga menghasilkan suatu perencanaan yang sistematis, terutama kita kaitkan keadaan negeri ini," ucap Wiranto di kantornya, Jakarta, Jumat (3/8/2018).
-
Kenapa TNI AU beli Sukhoi? Indonesia Juga menjadi Salah Satu Negara Pengguna Sukhoi Su-27 TNI AU memiliki 16 Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK2 yang memperkuat Skadron Udara 11 Wing Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin.
-
Kenapa TNI AU tertarik beli F-20? Indonesia tertarik dengan F-20. Namun mereka menyatakan menunggu, siapa yang akan dipilih oleh Angkatan Udara AS.'Jika USAF memilih F-20, maka kami akan membelinya,' ujar seorang pejabat militer saat itu.
-
Kenapa Prabowo membeli F-15EX? Pembelian pesawat ini untuk memperkuat TNI AU.
-
Siapa yang ditugasi beli jet tempur? Mabes AU menugaskan Duta Besar RI di Mesir, Mayor Boediardjo untuk melakukan pembelian senjata ke Blok Timur.
-
Siapa yang membeli 24 unit F-15EX? Menhan Prabowo Subianto membeli 24 unit F-15EX dari Amerika Serikat.
-
Kenapa TNI AU beli MiG-15? Saat itu kekuatan udara dibutuhkan militer untuk melawan Belanda di Irian Barat.
Dia menegaskan, tim kajian ini, akan melihat masalah anggaran dan waktunya. Serta apa saja yang didapatkan setelah menghadirkan dua alutsista itu.
"Apakah yang menyangkut soal waktunya, menyangkut masalah anggarannya, termasuk yang mengatur masalah tipe-tipe dan kelengkapan yang nanti akan kita dapatkan. Juga adanya keinginan kita untuk bisa memasarkan Sukhoi U-35 dan juga bagaimana alih teknologinya," tegas Wiranto.
Dia menuturkan, tak mudah menangani pembelian alutsista ini. Menurutnya tidak bisa disamakan dengan membeli barang lain.
"Banyak sekali hal-hal sampingan yang perlu kita tinjau lebih detail. Juga bagaimana kita mendapatkan keuntungan dari proses-proses pembelian," ungkap Wiranto.
Wiranto tak menampik bisa saja opsi pengadaan Alutsista ini ditunda atau dibatalkan. Mengingat masalah yang dihadapi, khususnya untuk KFX/IFX. Namun, dirinya tak menyebut itu opsi yang akan dipilihnya.
Diketahui, terakhir proyek KFX/IFX sempat tertunda lantaran, teknologi yang berasal dari Amerika Serikat yang digunakan Korsel untuk mengembangkan pesawat itu, belum memperoleh lisensinya.
Adapun komponen yang dipegang lisensinya oleh AS untuk pesawat tempur siluman itu antara lain, electronically scanned array (AESA) radar, infrared search and track (IRST), electronic optics targeting pod (EOTGP), dan Radio Frequency jammer.
"Jangan mendahului sesuatu yang belum pasti. Saya nanti akan rapatkan lagi. Ini kita secara teknis sedang membahas soal itu. Banyak kemungkinan, karena ini masalah hubungan kedua negara. Kita tidak hanya fokus masalah pembelian-pembeliannya, tapi juga menyangkut bagaimana perkembangan global yang juga tidak bisa kita abaikan," jelas Wiranto.
Memang tak bisa dipungkiri, proyek KFX/IFX, peran AS juga secara tidak langsung ada di sana. Terlebih hubungan ini bisa dibilang memanas, usai Indonesia memastikan membeli Sukhoi.
Hal ini lantaran Presiden Donald John Trump meneken undang-undang pada bulan Agustus lalu. Di mana setiap negara yang terlibat perdagangan dengan sektor pertahanan dan intelijen Rusia akan menghadapi sanksi Amerika Serikat.
"Sanksi itu masih bersifat general. Makanya kita tunggu," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, Indonesia masih memiliki kewajiban pembiayaan proyek pesawat tempur KFX/IFX KF-21 Boramae terhadap mitra Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaNilai dari proyek pengembangan ini sekitar Rp100 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan dirinya bakal menyelesaikan dalam waktu dekat persoalan tunggakan utang Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut kesepakatan, Indonesia juga akan memproduksi 48 unit jet tempur itu di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaNilai dari proyek pengembangan ini sekitar Rp100 triliun.
Baca SelengkapnyaTeknisi Indonesia terlibat dalam proyek bersama pengembangan jet tempur Indonesia-Korsel tersebut sejak 2016, dan telah memahami prosedur kerja.
Baca SelengkapnyaSesuai kesepakatan awal, Indonesia dibebankan 20 persen dari total biaya pengembangan pesawat tempur itu.
Baca SelengkapnyaPesawat tempur F-15EX merupakan versi paling muktahir dari pesawat F-15 yang pernah dibuat oleh Boeing.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam lawatan kerja di Amerika, menyaksikan penandatanganan perjanjian industri pertahanan antara Indonesia dan AS.
Baca SelengkapnyaIndonesia memastikan membeli Rafale dan Mirage 2000-5
Baca SelengkapnyaPemerintah Korea Selatan dan Indonesia sedang melakukan negosiasi akhir untuk menyelesaikan masalah pembagian biaya.
Baca SelengkapnyaHelikopter S-70M Black Hawk dirancang dengan kemampuan beroperasi dalam kondisi cuaca ekstrem baik siang maupun malam serta menjalankan berbagai misi.
Baca Selengkapnya