Mitos Tanjakan Panganten Garut, Calon Pengantin Dilarang Naik Mobil Saat Melintas
Merdeka.com - Wilayah Garut memiliki kawasan perbukitan yang membentang sisi utara hingga selatan. Dengan kontur seperti itu, banyak jalan yang memiliki tanjakan dan turunan yang cukup tajam. Salah satu tanjakan yang cukup terkenal di Kabupaten Garut adalah tanjakan panganten yang berada di Kampung Cisandaan, Desa Halimun, Kecamatan Pamulihan. Panganten sendiri merupakan bahasa sunda yang artinya adalah pengantin.
Nama Tanjakan Panganten sendiri sebetulnya disematkan oleh warga sekitar karena konon katanya karena di lokasi tersebut banyak terjadi kecelakaan yang melibatkan para calon pengantin.
Kondisi Tanjakan Panganten sendiri bisa dikatakan memang cukup membahayakan karena kemiringannya mencapai 45 derajat. Selain itu, kondisi jalannya pun memiliki tikungan yang sangat tajam ditambah panjang jalan mencapai 700 meter.
-
Di mana Curug Panetean berada? Curug Panetean jadi salah satu rekomendasi destinasi alam lantaran topografinya yang indah. Air terjunnya berada di antara perbukitan dan wilayah hutan dengan aliran sungai yang jernih.
-
Dimana Ngarak Panganten? Di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, misalnya, prosesi mengarak pengantin keliling kampung masih dilakukan setelah pelaksanaan ijab qabul.
-
Apa itu Ngarak Panganten? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.
-
Apa yang terkenal dari Pandeglang? Pandeglang merupakan kabupaten yang terkenal dengan potensi wisatanya.
-
Mengapa nama Tanjakan Emen diberikan? Mengutip RRI, penamaan Emen pada jalur tanjakan itu disebut berasal dari korban yang meninggal puluhan tahun silam saat melintasi jalur tersebut.
-
Kenapa tanjakan Cinomati disebut horor? Jalan yang terkenal ekstrem ini menyimpan kisah misteri karena banyak memakan korban.
Jurang, tebing, hingga hutan menjadi penghias sepanjang jalan Tanjakan Panganten sehingga menjadikan para penggunanya harus hati-hati. Saat malam tiba, kondisinya semakin seram karena minimnya penerang jalan ditambah kabut yang menghiasi perjalanan.
Salah seorang warga sekitar, Asep (28) menyebut bahwa jumlah kecelakaan sudah sangat sering terjadi sehingga ia tidak bisa mengingat jumlahnya. Namun yang sering ia dengar, calon pengantin dan rombongan pengantin paling sering menjadi korban kecelakaan di lokasi tersebut.
"Memang kalau tidak salah ada asal usulnya kenapa kemudian dinamai Tanjakan Panganten. Tapi saya juga kurang tahu pasti karena cerita itu juga saya dapatkan dari orang tua. Dan memang ada juga larangan calon pengantin atau bahkan rombongan pengantin naik mobil melewati tanjakan ini," ujarnya, Jumat (1/10).
Calon Pengantin Harus Turun dari Mobil
Warga sekitar, kata Asep, tidak sedikit yang percaya dengan cerita magis Tanjakan Panganten bagi para calon pengantin yang melewati jalur tersebut. Atas hal tersebut, tidak jarang kemudian warga yang mengetahui ada rombongan calon pengantin yang lewat langsung mencegatnya.
"Biasanya meminta agar sang calon pengantin dan rombongan turun dari mobil dan diarahkan agar menggunakan sepeda motor. Mobil sendiri kemudian disopiri oleh warga. Percaya tidak percaya, namun itu yang suka dilakukan," ungkapnya.
Entah karena sugesti atau karena kondisi jalannya yang membahayakan, saat rombongan pengantin memaksakan diri memaksakan diri selalu saja kecelakaan lalu lintas terjadi. Tidak jarang mobil rombongan masuk jurang yang kedalamannya lebih dari 100 meter itu.
"Ada yang meninggal ada juga yang luka-luka. Bisa percaya atau enggak memang, namun kejadian itu sering terjadi di sini," katanya.
Namun meski demikian, Asep juga menyebut bahwa kenyataannya memang bukan hanya calon dan rombongan pengantin saja yang sering menjadi korban kecelakaan di Tanjakan Panganten. Sejumlah kendaraan lainnya, baik yang kecil, maupun kendaraan berat, hingga sepeda motor pun kerap kecelakaan di lokasi tersebut.
Daerah Rawan Kecelakaan
Kapolres Garut, AKBP Dede Yudi Ferdiansah mengatakan bahwa Tanjakan Panganten merupakan salah satu jalur di Kabupaten Garut yang tingkat kerawanan dalam kecelakaannya cukup tinggi. Namun ia membantah bahwa mitos rombongan calon pengantin selalu menjadi korban saat melintas.
"Tapi secara umum memang lokasi tersebut daerah yang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Namun kalau korbannya selalu rombongan calon pengantin tidak juga," ucapnya.
Untuk meminimalisasi jumlah korban dan kecelakaan, Kapolres menyebut bahwa pihaknya melakukan langkah pembuatan bronjong di sisi bahu jalan. Hal tersebut dilakukan untuk menghalangi kendaraan agar saat kecelakaan tidak langsung terjun bebas ke jurang.
"Umumnya memang kendaraan yang mengalami kecelakaan ini akibat kondisi rem yang tiba-tiba blong sehingga kemudian terjun ke jurang. Jadi pembuatan bronjong ini kita lakukan untuk meminimalisasi dampak kecelakaan," katanya.
Sementara itu Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut, AKP Rizky Adi Saputro menyebut bahwa faktor utama dalam kecelakaan adalah pengemudinya. "Terlepas dari apa yang dipercayai warga, pengemudi harus hati-hati saat melintasi Tanjakan Panganten. Kendaraan pun saat digunakan harus prima. Kuncinya itu," ucap Rizky.
Jika menelisik penyebab kecelakaan yang terjadi di Tanjakan Panganten, Rizky menyebut bahwa penyebab utamanya kebanyakan akibat kondisi kendaraan yang kurang baik dan kurang hati-hatinya pengemudi.
Ia menjelaskan bahwa sebaiknya setiap pengemudi yang akan menuju Garut Selatan melalui Tanjakan Panganten saat menurun atau menanjak sebaiknya menggunakan gigi rendah. "Tujuannya agar kendaraan mampu melewati saat di tanjakan, dan saat di turunan rem terbantu dengan perputaran mesin," jelasnya.
Sementara itu Kapolsek Pamulihan, Ipda. Saep Balya mengatakan bahwa sejak tiga tahun terakhir (2016-2019) jumlah kecelakaan di Tanjakan Panganten tercatat sebanyak 21 kali. Tercatat jumlah korban meninggal dunia sebanyak tiga orang, luka berat sebanyak tujuh 8rang dan 32 orang mengalami luka-luka.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di balik keindahan Gunung Papandayan terdapat mitos seperti di kawah pengantin.
Baca SelengkapnyaPantang larang berisi ajaran-ajaran apa yang tidak boleh dilakukan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat di Desa Margopatut Nganjuk memiliki tradisi Ngalor Ngulon terkait dengan syarat seseorang yang akan menikah.
Baca SelengkapnyaSelain mendapat kesegaran, berendam di Curug Ngumpet dipercaya bikin enteng jodoh
Baca SelengkapnyaPada tahun 2019, sebuah bus besar tersangkut pada salah satu pohon di jalur ini
Baca SelengkapnyaPenampilan Curug Sanghyang Santen ini amat memanjakan mata. Limpahan air besar dari atas ketinggian menjadi ciri khas di sana.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahannya, Gunung Guntur memiliki misteri yang tersembunyi.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, ada kepercayaan bahwa orang yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan keberkahan
Baca SelengkapnyaJalan Sitinjau Lauik tersohor di media sosial. Jalur sepanjang 15 kilometer ini menghubungkan Kota Padang dengan Solok terkenal ekstrem.
Baca SelengkapnyaBatu ini mencuri perhatian karena bentuknya mirip stonehenge yang ada di Inggris
Baca SelengkapnyaBeberapa tempat wisata di Tanah Air diyakini menjadi tempat terlarang untuk pacaran.
Baca Selengkapnya