Muncul tulisan provokatif ditujukan untuk Sultan di tembok UIN Sunan Kalijaga
Merdeka.com - Sejumlah tulisan bernada provokatif yang ditujukan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X muncul pascademonstrasi di Pertigaan UIN Sunan Kalijaga rampung, Selasa (1/5). Sejumlah tulisan ini dibuat dengan cat semprot dan dituliskan di tembok UIN Sunan Kalijaga maupun di baliho iklan komersil yang ada di pertigaan tersebut.
Ketua Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra mengatakan tulisan bernada provokatif dan berisi hinaan pada Sri Sultan HB X ini tak layak. Widihasto bersama dengan relawan Sekber Keistimewaan DIY pun kemudian menghapus coretan-coretan tersebut.
Tulisan di baliho komersil, dihilangkan dengan cara menyobek iklan tersebut. Sedangkan coretan di tembok dihilangkan dengan mengecat ulang tembok tersebut.
-
Siapa yang bisa dianggap menyinggung? Apa yang dianggap 'bahasa yang tidak pantas' oleh seorang kolega bisa jadi tampak tidak berbahaya bagi kolega lain, kata Brandon Smith, seorang terapis dan pelatih karier yang dikenal sebagai The Workplace Therapist.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Kenapa warga menggugat Waskita Karya? Mereka menyatakan penolakan terhadap pembangunan tersebut.
-
Apa yang diwisudakan? Xavier Rasyad Pasca Aliva, putra ganteng Cut Keke dan Malik Bawazier, baru saja menyelesaikan pendidikannya di BINUS SCHOOL Simprug.
-
Apa yang digugat Wulan Guritno? Gugatan perdata ini terkait dengan dana talangan renovasi rumah, mencapai ratusan juta rupiah. Wulan meminta pengembalian dana talangan dan mengajukan biaya ganti rugi serta denda.
-
Apa yang digugat dari Waskita Karya? Dalam gugatan tersebut terdapat tiga lembaga berbeda yang mereka gugat, yaitu PT Waskita Karya (Tergugat I), Kedutaan Besar India (Tergugat II) dan PT Bita Enarcon Engineering (Tergugat III).
"Tulisan sangat provokatif dan tidak sesuai etika budaya masyarakat. Persekusi terhadap Ngarso Dalem. Kami merobek salah satu tulisan itu di baliho komersil. Ini kami simpan sebagai bukti seandainya dibutuhkan oleh pihak kepolisian," ujar Widihasto di pertigaan UIN Sunan Kalijaga.
Widihasto menyampaikan sedikitnya ada tiga tulisan bernada provokatif yang dituliskan di tembok UIN Sunan Kalijaga. Tulisan tersebut menggunakan cat semprot berwarna merah. Sedangkan yang di baliho menggunakan cat semprot berwarna hitam.
"Saya dulu aktivis 98. Ikut menurunkan Soeharto. Tapi dulu saat demo tidak membuat tulisan seperti ini. Kami menggunakan kata-kata yang mengedepankan etika moral," urai Widihasto.
Widihasto menambahkan pihaknya menyesalkan ada pihak yang dianggapnya mengganggu ketenangan warga Yogyakarta dengan tulisan-tulisan yang dibuatnya. Pihaknya juga sebenarnya tak keberatan dengan demonstrasi yang dilakukan selama sesuai dengan aturan yang diatur.
"Ya saya menyayangkan. Silakan demonstrasi tapi jangan mengusik masyarakat Yogyakarta. (Tulisan ini) bisa dianggap menghina Sultan," tutup Widihasto.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Harkristuti Harkrisnowo, mengatakan ada intimidasi yang diterima civitas akademika UI.
Baca SelengkapnyaMereka protes atas pernyataan anggota PSI Ade Armando terkait politik dinasti di DI Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaDisebut-sebut pelaku tindak keras dan intimidasi adalah masyarakat setempat dan juga ketua RT.
Baca SelengkapnyaBPIP Yudian Wahyudi Kembali menjadi sorotan publik usai membuat aturan bagi Paskibraka putri yang beragama Islam melepas jilbab saat pengukuhan di IKN.
Baca SelengkapnyaSalah satu pegawai melihat dan memviralkan ke media sosial.
Baca SelengkapnyaKemenag Surabaya akan berkoordinasi dengan Kepolisian saat di singgung apakah akan mengeluarkan larangan resmi terhadap Ustaz Syafiq berceramah di Surabaya.
Baca SelengkapnyaBEM UGM mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi melalui baliho dan sertifikat.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaSpanduk tersebut dibentangkan warga saat rombongan Jokowi berhenti di depan Pasar Argosari,
Baca SelengkapnyaKemenag belum bisa memastikan apakah vandalisme itu dilakukan warga Depok atau bukan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan makam keramat palsu ini sempat viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaSivitas akademika memberikan petisi kepada Presiden Jokowi
Baca Selengkapnya