Murid tak percaya Dimas Kanjeng lakukan pembunuhan
Merdeka.com - Salah satu pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Robby Dharmawan, membantah jika gurunya memerintahkan untuk membunuh salah satu pengikutnya yang membangkang. Dikatakannya bahwa sang guru tidak pernah mengajarkan kekerasan pada semua murid.
"Mas Kanjeng itu semut saja enggak boleh dibunuh. Apalagi manusia. Jelas tidak ada," jelas Robby di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (21/10).
Menurut dia, sang guru selalu mengajarkan mengenai salawat Nariyah. Itu berisikan tentang ajaran-ajaran kebaikan serta mencintai orang lain.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Bagaimana guru ini menyampaikan pesannya? Tri Adinata dengan penuh empati menyampaikan pesannya, bahwa anak-anak Palestina juga berhak mendapatkan pendidikan dan kebahagiaan seperti anak-anak di tempat lain.
-
Apa yang dilakukan siswa terhadap gurunya? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Apa yang dilakukan guru ini? Pada 2 November 2023, dalam video tersebut, sang guru musik menggambarkan perbedaan drastis antara murid-muridnya yang dapat bersekolah dengan bahagia dan anak-anak Palestina yang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.Gedung sekolah di Palestina telah dihancurkan, guru-serta teman mereka hilang, bahkan keluarga mereka juga tidak selamat dari serangan.
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Siapa yang membacok guru di Demak? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
"Kita sebagai orang tuh gak boleh menyakiti orang lain. Itu kata mas Kanjeng loh. Masak dia nyuruh orang dibunuh," lanjutnya.
Robby merasa bahwa tuduhan disasarkan ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi selama ini hanya fitnah untuk menjatuhkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
"Oleh sebab itu, saya menilai kalau semua tuduhan itu adalah fitnah belaka yang ingin menjatuhkan mas Kanjeng," tandas Robby.
Robby Dharmawan juga menyebut bahwa pemerikasaan terhadap beberapa santri padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi oleh pihak kepolisian membuat mereka tertekan. Walaupun status mereka diperiksa sebagai saksi, namun psikologis mereka terguncang.
"Bicara proses kami saksi semua. Seluruh santri jadi saksi. Kondisi mereka krisis dan tertekan. Guru kita dibunuh karakternya," tutur Robby.
Robby melanjutkan bahwa para pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi sama sekali tidak bisa bekerja. Usai Dimas Kanjeng ditangkap pihak kepolisian, para santri tidak ada yang berani angkat suara.
"Mereka juga terbunuh karakternya. Kondisinya memprihatinkan sekali. Kita punya keberanian dan dibantu dengan pihak hukum," lanjutnya.
Sementara itu, kuasa hukum Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Henry Indraguna mengatakan jika para pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengalami trauma lantaran ketakutan. Menurutnya, para snantri tersebut takut diperiksa polisi dan diproses hukum.
"Mereka ketakutan tak mau ketemu media, takut dihukum dan periksa polisi," tegas Henry.
Hingga saat ini, lanjut dia, para pengikut percaya 100 persen kepada Dimas Kanjeng Taat Pribadi. "Kami melihat langsung prosesing, pengadaan uang dan pengadaan apapun. Mereka Demi Allah bersumpah mereka mengatakan 100 persen percaya Kanjeng karena Allah," tandasnya.
Diketahui, Penipuan bermodus penggandaan uang yang dilakukan pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, diduga banyak menerima setoran uang dari pengikutnya. Jumlahnya ditaksir mulai dari miliaran hingga triliunan rupiah. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orang tua tersebut tidak setuju dengan hukuman yang diterima anaknya
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan tindakan itu karena ada kemarahan yang memuncak.
Baca SelengkapnyaKasus ini sebelumnya terungkap bermula dari pelaporan pihak keluarga korban di Polsek Glenmore wilayah hukum Polresta Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaAksi guru ini diduga maraknya kekerasan yang dilakukan wali murid.
Baca SelengkapnyaPimpinan Ponpes di Karawang Kiky Andriawan diadukan ke kepolisian atas tuduhan pelecehan seksual terhadap santriwati.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan pengancaman itu terungkap setelah pesan percakapan siswa bocor.
Baca SelengkapnyaSupriyani akan menghadapi persidangan pada Kamis (24/10) besok. Namun, sejak semalam penahanannya ditangguhkan.
Baca SelengkapnyaAkbar terancam membayar denda sebesar Rp50 juta lantaran laporan orang tua siswa.
Baca SelengkapnyaKuasa hukum korban menegaskan, pelaporan yang dilayangkan ke Polda Metro Jaya sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan proses pemilihan rektor Universitas P
Baca SelengkapnyaKuasa hukum Supriyani, Andre Darmawan mengaku yakin kliennya tidak terbukti melakukan perbuatan kekerasan pada murid.
Baca SelengkapnyaJika divonis bebas murni, Supriyani sudah menyiapkan langkah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaPolisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Baca Selengkapnya