Nestapa juru parkir jual ginjal demi biaya sekolah anak
Merdeka.com - Warga Palembang dihebohkan dengan aksi seorang pria berjalan keliling sambil membawa tulisan menjual ginjal. Uang penjualannya untuk membayar biaya sekolah anaknya.
Pria itu bernama Herman (45), seorang tukang parkir. Dia dikabarkan sempat depresi berat tiga tahun lalu karena masalah ekonomi keluarga. Herman tinggal menumpang di rumah teman bersama keluarganya di Jalan Sultan Mansyur, Lorong Gelora, Bukit Besar, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang.
Herman mengaku niat menjual ginjal ketika mengetahui anak ketiganya harus membayar Rp 2 juta untuk masuk ke salah satu SMA Negeri di Palembang. Dia kehabisan akal karena limit waktu pelunasan tinggal beberapa hari lagi, tepatnya tanggal 10 Juli 2017.
-
Bagaimana pria itu mencari pembeli? Ia harus berjalan mencari para pembeli dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
-
Dimana pria itu menjual pulpennya? Dagangan tersebut ia jual di sebuah sekolah.
-
Siapa pria penjual pulpen tersebut? Menurut keterangan unggahan, pria paruh baya bernama Ahmad ini menjual pulpen dengan harga Rp 3 ribu saja.
-
Apa yang terjadi pada pria di Garut? Dirinya mengaku tak bisa tidur selama empat tahun terakhir dan selalu terjaga. Solihin (51) menjelaskan jika kondisinya ini dimulai sejak 2020 lalu. Setiap malam ia selalu terjaga, sehingga tubuhnya tidak bisa diistirahatkan.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Kenapa pria paruh baya itu jualan pulpen? Saat ditanya, ia mengungkapkan jika dirinya akan terus berjualan pulpen ketimbang dirinya harus minta-minta alias menjadi pengemis di pinggir jalan.
Tanpa sepengetahuan keluarga, Herman mengambil kertas bekas tugas sekolah anaknya untuk menulis pengumuman menjual ginjal. Dia lantas berkeliling kota dengan harapan ada warga yang berminat untuk membeli ginjalnya.
"Tidak ada yang nawar, cuma banyak yang kasih duit. Kemarin ada yang bawa pulang ke rumah, padahal masih ingin keliling, siapa tahu ada yang mau," ujarnya.
Sementara itu, Fitrianti (40) mengaku tak menyangka suaminya melakukan aksi nekat itu. Padahal persoalan bayaran masuk sekolah anaknya itu sudah dirahasiakan agar tidak terdengar oleh suaminya.
Penghasilan Herman sebagai tukang parkir tak cukup menutupi biaya hidup keluarga sehari-hari. Beruntung, anak sulungnya telah bekerja sebagai pramusaji di restoran yang kerap menyisihkan gaji untuk keluarganya.
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 5 Palembang, Zulfikri membenarkan pihaknya menarik biaya masuk sekolah bagi calon siswa. Bahkan, iuran tersebut telah terjadi setiap tahun saat penerimaan siswa baru.
Menurut dia, besaran biaya yang direncanakan untuk diberlakukan tahun ini sebesar Rp 1,2 juta. Semuanya dipergunakan untuk biaya seragam siswa baru, mulai dari jas, kostum olahraga, pakaian muslim, topi, dasi, termasuk biaya foto.
"Cuma Rp 1,5 juta, tidak benar ada Rp 1,9 juta atau Rp 2 juta itu. Itu untuk pakaian karena diseragamkan, tiap tahun memang ada," ungkap Zulfikri di rumah dinas Gubernur Sumsel, Senin (10/7).
Terkait dengan permasalahan dihadapi Herman (42) yang nekat menawarkan ginjal untuk biaya masuk sekolah anaknya di SMK Negeri 5 Palembang, Zulfikri mengaku akan menggratiskan seluruh biaya jika memenuhi syarat, salah satunya keterangan miskin dari kelurahan.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin ketika mendapat kabar langsung memanggil Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Widodo dan Kepala SMK 5 Palembang, Zulfikri, termasuk Herman, orangtua siswa yang berkeliling Palembang untuk menawarkan ginjalnya.
Alex meminta semua pihak tidak mempelintir pemberitaan itu dengan program sekolah gratis di Sumsel yang telah lama bergulir. Sebab, biaya itu bukan untuk operasional sekolah.
"Jangan ditambahin, jangan dipanas-panasi, bukan biaya sekolah. Yang benar ini Rp 1,2 juta untuk bayar, nebus seragam sekolah," ungkap Alex, Senin (10/7).
Menurut dia, penarikan biaya seragam tersebut bisa dibenarkan jika berdasarkan kesepakatan antar siswa dan Komite Sekolah. Namun, iuran itu tidak diberlakukan bagi siswa kurang mampu dengan melampirkan surat keterangan dari kelurahan.
"Kalau untuk bayar sekolah baru salah. Ini adalah kesepakatan Komite Sekolah dan orangtua, itu dibenarkan. Tapi perda kita ada aturannya 20 persen untuk siswa miskin gratis," ujarnya.
Wali Kota Palembang Harnojoyo akan menyelesaikan persoalan itu dan berjanji memberikan pekerjaan layak. Harnojoyo mendatangi rumah Herman di Jalan Sultan Muhammad Mansyur, Lorong Gelora, Bukit Besar, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang, Sabtu (8/7) malam.
Harnojoyo mengaku mendapatkan informasi itu dari Instagram. Dia pun menginstruksikan kepada anak buahnya untuk mencari tahu keberadaan pria itu.
Harnojoyo mengaku iba sekaligus kagum dengan perjuangan Herman yang ingin berbuat apa saja dengan anaknya, terlebih dibidang pendidikan. Agar niat Herman untuk menjual ginjal batal, Harnojoyo berjanji akan membantu menyelesaikan masalah ini hingga tuntas sehingga anaknya bisa mengenyam pendidikan seperti siswa-siswa lain.
"Sudah selesai, semuanya saya bantu untuk pendidikan anak-anak pak Herman. Ini contoh orangtua yang berjuang demi anak-anaknya," ujarnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski sepi pembeli dan harus panas-panasan saat menjual pulpen tersebut, Ahmad mengaku tak ingin menyerah.
Baca SelengkapnyaSebelumnya jalan ini digali untuk pemasangan pipa cukup besar milik proyek IPAL dari Sei Selayur hingga sekitaran kantor Wali Kota Palembang.
Baca SelengkapnyaPerjuangan bocah kelas 3 SD jual sepatu keliling untuk tebus rapor ini tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaPria ini berniat mencari pemilik uang yang berhamburan tersebut.
Baca SelengkapnyaIa terpaksa harus berjualan di bawah terik sinar matahari karena ingin meraih impian namun terhalang kondisi perekonomiannya.
Baca SelengkapnyaBeredar video seorang pemotor sengaja turunkan anak kecil di pinggir jalan hingga ramai disorot netizen.
Baca SelengkapnyaProsedur transplantasi organ tubuh tidak dilakukan secara transaksional.
Baca SelengkapnyaIni harga yang perlu disiapkan untuk transplantasi ginjal di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAksi seorang pria telanjang dada memamerkan uang pecahan Rp100 ribuan di tengah jalan. Bak penuh rasa percaya diri, ia menantang siapapun yang merasa kaya.
Baca SelengkapnyaPak Alam berjualan tisu keliling dari Cikarang ke Jakarta. Ia naik kereta bersama putranya Sultan.
Baca SelengkapnyaPenjual mainan ketemu Ganjar dan diajak untuk mampir ke rumahnya.
Baca SelengkapnyaTak sadar sedang direkam, pria ini tampak santai mengambil bensin dari truk tangki.
Baca Selengkapnya