Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pakar Epidemologi Sebut Sulitnya Pencegahan Covid-19 karena Kemenkes

Pakar Epidemologi Sebut Sulitnya Pencegahan Covid-19 karena Kemenkes Ilustrasi corona. ©2020 Merdeka.com/shutterstock

Merdeka.com - Pakar Epidemologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai kinerja Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang tidak berfungsi dengan baik, menjadi sebab pencegahan pandemi Covid-19 di Indonesia sulit.

"Yang membuat negeri ini semakin kacau karena Kementerian Kesehatan tidak berfungsi sampai sekarang, sehingga pencegahan Covid harus ditanggulangi oleh badan lain yang dipegang oleh BNPB. Padahal masalah ini masalah kesehatan, jadi sampai sekarang public health agak kacau jadinya," ungkap Pandu saat diskusi Radio Smart FM, Sabtu (4/7).

Menurutnya, kurang berfungsinya Kemenkes terlihat sejak awal di masa Pandemi Covid-19 pada bulan Maret lalu. Dengan terlambatnya membuat Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dalam pelaksanaannya terlalu administratif.

Orang lain juga bertanya?

"Nah kemudian yang menjadi keanehan adalah untuk melaksanakan itu harus ada persyaratan administrasi yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. Jadinya Kemenkes seperti tidak ngerti, menyebabkan intervensi jadi ribet begini, tidak efisien, dan tidak optimal," tuturnya.

Tidak hanya itu, Pandu menyoroti penerapan PSBB seharusnya tidak dilimpahkan kepada daerah, melainkan harus dipegang oleh Pemerintah Pusat. Supaya lebih jelas dalam pelaksanaannya dan optimal.

"Padahal dulu saya sudah usulkan, hapus itu aturan aturan karena yang paling tahu itu Kemenkes. Sejak Awal saya sudah mengusulkan kegiatan penanggulangan ini untuk dipegang oleh Presiden," ucapnya.

Walaupun, lanjut Pandu, pada penerapan PSBB jika berlaku secara nasional untuk tetap memperhatikan kondisi daerah masing-masing daerah berdasarkan ketetapan dari pusat.

"Bahwa PSBB seharusnya dilakukan secara nasional walaupun implementasinya bisa bervariasi bisa yang pembatasan sosialnya 10 persen 20 persen 30 persen atau di DKI itu sampai 80 persen karena tingkat mobilitas yang tinggi. jadi memang di dunia itu tidak ada pembatasan 100 persen, karena masalah berbeda-beda ada yang sudah siap ada yang belum siap," tuturnya.

"Jadi presiden yang memimpin langsung dan memerintahkan kepada Kepada Kementeriannya untuk bekerja ekstra ordinary, bukan cuman sekarang ini. Akibatnya kita berpanjang-panjang sehingga kita mulai tidak efektif menghadapi Pandemi Covid-19," tambah Pandu.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
PBB Bantu Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tangguh Hadapi Perubahan Iklim
PBB Bantu Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tangguh Hadapi Perubahan Iklim

Dibantu PBB, Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tahan Terhadap Perubahan Iklim

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Ombudsman Sebut 190 Puskesmas di Indonesia Belum Punya Dokter
Ombudsman Sebut 190 Puskesmas di Indonesia Belum Punya Dokter

Dari 45,64 persen tersebut, sebanyak 4,17 persen atau 190 puskesmas di Indonesia tak memiliki dokter.

Baca Selengkapnya
Ada 542 Laporan Bullying Dokter, 221 di Antaranya Terjadi dalam RS di Bawah Kemenkes
Ada 542 Laporan Bullying Dokter, 221 di Antaranya Terjadi dalam RS di Bawah Kemenkes

Nadia menyampaikan hal tersebut untuk merespons kasus perundungan terhadap Dokter Aulia Risma Lestari.

Baca Selengkapnya
Indonesia Gagal Dapat Dana Pandemic Fund
Indonesia Gagal Dapat Dana Pandemic Fund

Dana yang disalurkan Pandemic Fund digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons menghadapi pandemi berikutnya.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru

Sejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Menkes Pastikan Pemerintah Serius Tangani Polusi Udara
Menkes Pastikan Pemerintah Serius Tangani Polusi Udara

Polusi udara bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga tantangan bagi sektor kesehatan.

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab Polusi Udara di Jakarta Makin Parah
Ini Penyebab Polusi Udara di Jakarta Makin Parah

Sebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) menyatakan, dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.

Baca Selengkapnya
Dharma Berapi-api Saat Ditanya Ridwan Kamil Soal Covid-19: Semua Itu Hanya Omong Kosong
Dharma Berapi-api Saat Ditanya Ridwan Kamil Soal Covid-19: Semua Itu Hanya Omong Kosong

Calon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya