Pakar Epidemologi Sebut Sulitnya Pencegahan Covid-19 karena Kemenkes
Merdeka.com - Pakar Epidemologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai kinerja Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang tidak berfungsi dengan baik, menjadi sebab pencegahan pandemi Covid-19 di Indonesia sulit.
"Yang membuat negeri ini semakin kacau karena Kementerian Kesehatan tidak berfungsi sampai sekarang, sehingga pencegahan Covid harus ditanggulangi oleh badan lain yang dipegang oleh BNPB. Padahal masalah ini masalah kesehatan, jadi sampai sekarang public health agak kacau jadinya," ungkap Pandu saat diskusi Radio Smart FM, Sabtu (4/7).
Menurutnya, kurang berfungsinya Kemenkes terlihat sejak awal di masa Pandemi Covid-19 pada bulan Maret lalu. Dengan terlambatnya membuat Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dalam pelaksanaannya terlalu administratif.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Mengapa Indonesia masih perlu meningkatkan kualitas layanan kesehatan? Posisi Indonesia yang berada di peringkat 39 masih menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan, terutama dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lebih maju seperti Taiwan dan Korea Selatan.
-
Kenapa perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi sistem kesehatan Indonesia? 'Kita mengetahui resiko perubahan iklim berdampak kepada kesehatan dan sistem kesehatan,' sebutnya. 'Di satu sisi juga kita menyadari perubahan iklim juga dipengaruhi oleh kombinasi di berbagai kerentanan dan juga berbagai bahaya.' 'Meningkatnya suhu global meningkatkan panas dan kematian yang terkait dengan penyakit-penyakit seperti kardiovaskular, gagal pernapasan, dan ginjal khususnya di kelompok orang rentan seperti lanjut usia, anak-anak. Juga berdampak pada kesehatan ibu.'
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
-
Apa tugas Kementerian Kesehatan? Tugasnya membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
-
Bagaimana Indonesia meningkatkan peringkat layanan kesehatan? Peningkatan peringkat Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan ini menunjukkan hasil dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur kesehatan, memperbaiki kualitas pelayanan medis, dan memastikan ketersediaan obat-obatan yang lebih baik di seluruh penjuru negeri.
"Nah kemudian yang menjadi keanehan adalah untuk melaksanakan itu harus ada persyaratan administrasi yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. Jadinya Kemenkes seperti tidak ngerti, menyebabkan intervensi jadi ribet begini, tidak efisien, dan tidak optimal," tuturnya.
Tidak hanya itu, Pandu menyoroti penerapan PSBB seharusnya tidak dilimpahkan kepada daerah, melainkan harus dipegang oleh Pemerintah Pusat. Supaya lebih jelas dalam pelaksanaannya dan optimal.
"Padahal dulu saya sudah usulkan, hapus itu aturan aturan karena yang paling tahu itu Kemenkes. Sejak Awal saya sudah mengusulkan kegiatan penanggulangan ini untuk dipegang oleh Presiden," ucapnya.
Walaupun, lanjut Pandu, pada penerapan PSBB jika berlaku secara nasional untuk tetap memperhatikan kondisi daerah masing-masing daerah berdasarkan ketetapan dari pusat.
"Bahwa PSBB seharusnya dilakukan secara nasional walaupun implementasinya bisa bervariasi bisa yang pembatasan sosialnya 10 persen 20 persen 30 persen atau di DKI itu sampai 80 persen karena tingkat mobilitas yang tinggi. jadi memang di dunia itu tidak ada pembatasan 100 persen, karena masalah berbeda-beda ada yang sudah siap ada yang belum siap," tuturnya.
"Jadi presiden yang memimpin langsung dan memerintahkan kepada Kepada Kementeriannya untuk bekerja ekstra ordinary, bukan cuman sekarang ini. Akibatnya kita berpanjang-panjang sehingga kita mulai tidak efektif menghadapi Pandemi Covid-19," tambah Pandu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.
Baca SelengkapnyaDibantu PBB, Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tahan Terhadap Perubahan Iklim
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDari 45,64 persen tersebut, sebanyak 4,17 persen atau 190 puskesmas di Indonesia tak memiliki dokter.
Baca SelengkapnyaNadia menyampaikan hal tersebut untuk merespons kasus perundungan terhadap Dokter Aulia Risma Lestari.
Baca SelengkapnyaDana yang disalurkan Pandemic Fund digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons menghadapi pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPolusi udara bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga tantangan bagi sektor kesehatan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) menyatakan, dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya