PDIP soal sel Setya Novanto: Menurut Ombudsman mewah, mungkin bagi yang lain tidak

Merdeka.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Junimart Girsang mengomentari temuan Ombudsman terkait perbedaan luas sel tahanan kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto dengan tahanan lainnya di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Sukamiskin, Jawa Barat. Menurutnya definisi sel mewah sangat relatif.

"Mewah dan tidak mewah itu kan relatif. Kalau menurut Ombudsman mewah, ya mungkin bagi yang lain tidak mewah. Kalau menurut teman-teman pers mewah, mungkin yang lain bilang tidak mewah. Itu kan relatif," kata Junimart di Kompleks Parlemen, Senaya, Jakarta, Senin (17/9).

Junimart mengatakan, Kementerian Hukum dan HAM sebagai lembaga yang menaungi Dirjen Pemasyarakatan seharusnya bisa memperjelas standar lapas. Sehingga, kata dia, bisa dijadikan tolok ukur perbedaan sel mewah dan tidak.

"Cuma apa sih standard untuk sel. Ini yang perlu diminta penjelasan kepada Kemenkumham. Misalnya yang saya tahu tidak boleh televisi. Ada gak? Kalau ada berarti sudah melanggar. Tidak boleh alat memasak. Jadi masalah mewah dan tidak mewah itu relatif," ungkapnya.

"Kecuali Ombudsman bilang ada tv, nah itu jelas pelanggaran. Jadi enggak ada perdebatan," ucapnya.

Sebelumnya, petugas dari Ombudsman RI melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tiga lapas di Bandung yakni Lapas Narkotika Banceuy, Lapas Wanita dan Lapas Sukamiskin. Sidak dilakukan secara marathon pada Kamis (13/9) pagi hingga malam kemarin.

Hasil sidak tersebut, Ombudsman menemukan dugaan mal administrasi. Dugaan mal administrasi ini berkaitan dengan ukuran kamar hunian antara satu kamar dengan kamar lainnya.

Anggota Ombudsman RI Ninik Rahayu mengatakan, salah satu tempat yang terindikasi yakni di Lapas Sukamiskin. Ninik mendapati kamar mantan ketua DPR Setya Novanto lebih besar dibanding kamar lainnya.