Pekerja sawit di Kalteng tembak mati Orangutan
Merdeka.com - Satwa Orangutan di Kalimantan kian terancam. Di kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, satwa Orangutan diburu dan dibunuh oleh warga diduga terjadi di areal sebuah kebun sawit PT SP, di desa Tumbang Puroh, kecamatan Sei Hanyo, Kapuas, Kalimantan Tengah.
Keterangan diperoleh merdeka.com, peristiwa memilukan itu terjadi 28 Januari 2017 lalu. Seorang pekerja sawit yang sedang melangsir buah sawit melihat di areal kerjanya, individu Orangutan dewasa masuk ke area kebun dan dikejar Orangutan lainnya.
"Jadi, warga yang sedang melangsir sawit itu jadi saksi pertama lihat Orangutan masuk ke dalam kebun," kata seorang sumber warga, yang meminta namanya tidak dipublikasikan, Selasa (14/2) malam.
-
Siapa yang menyerang pekerja kebun binatang? 'Seorang pekerja di taman margasatwa di Krimea meninggal pada hari Rabu (16/10) ketika ia diserang singa,' ungkap pihak berwenang seperti yang dilaporkan oleh AP pada Kamis (17/10).
-
Mengapa Orangutan Tapanuli terancam punah? Hal ini disebabkan hanya terdapat 800 individu Orang utan Tapanuli yang masih hidup di Hutan Batang Toru. Selain itu, ancaman kehilangan habitat akibat perburuan juga menjadi faktor lainnya.
-
Kenapa pekerja kebun binatang diserang singa? Kandang itu berisi tiga ekor singa, tetapi pekerja itu tidak mengunci pintu bagian dalam yang akan memisahkannya dari mereka,' jelas komite dalam sebuah pernyataan.
-
Siapa yang dimusnahkan oleh petani-pemukim? Sebuah studi baru mengungkap bahwa bangkitnya pertanian ini sebenarnya menyebabkan genosida tragis terhadap populasi pemburu-nomaden yang dimusnahkan oleh para petani-pemukim dalam beberapa generasi.
-
Apa yang terjadi pada anak orangutan? 'Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan,' kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kenapa Orangutan terancam punah? Orangutan, spesies kera besar Asia yang unik, kini menghadapi ancaman kepunahan karena kehilangan habitat secara dramatis, pembunuhan ilegal, dan kebakaran hutan.
Karyawan sawit lantas tiba di camp Tapak, dan bercerita dengan rekan kerja lainnya yang berada di camp Tapak dan juga warga desa sekitar camp. Belakangan, mereka yang ada saat itu, malah berkeinginan untuk mencari keberadaan Orangutan itu, dengan saksi pertama kali dari karyawan kebun sawit.
"Setelah itu, tiba di area F11 dan F12 kebun sawit, rombongan pencari dari pekerja di camp dan warga desa, bertemu kembali dengan Orangutan yang dilaporkan masuk ke areal kebun," ujar warga itu.
"Saat berada di lokasi dan melihat Orangutan, mereka bersiap dengan senjata angin rakitan yang dibawa dan digunakan untuk menembak Orangutan itu, dibantu beberapa karyawan lainnya," sebut warga itu.
Informasi peristiwa itu, juga sudah diketahui oleh Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS). Mereka juga menerima informasi yang sama, persis dengan kronologi yang didapat merdeka.com. Bahkan, BOS juga sudah mengklarifikasi ulang kepada si pemberi informasi.
"Benar, kita terima informasi yang sama, itu tanggal 13 Februari 2017 kemarin ya. Awalnya kita tidak kenal orangnya, dan kita sudah konfirmasi dan ketahui identitas pemberi informasi," kata Koordinator Komunikasi dan Edukasi Yayasan BOS Nyaru Menteng, Monterado Fridman, saat dikonfirmasi merdeka.com.
Diterangkan Monterado, peristiwa itu benar-benar memilukan. Informasi peristiwa itu, telah didiskusikan di internal yayasan BOS Nyaru Menteng. Mengingat keterbatasan wewenang, BOS lantas meneruskan informasi itu ke tim penegakkan hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakum LHK) Kalteng.
"Tanggal 19 Februari, dijadwalkan rapat koordinasi pembentukan tim penelusuran ke lokasi. Ini benar-benar memprihatinkan," demikian Monterado.
Usai ditembak mati dan dibantai di areal kebun sawit, satwa primata Kalimantan itu, juga diperlakukan lebih sadis. Bangkai orangutan dibawa ke camp Tapak, untuk dikuliti, lalu dipotong-potong.
"Informasi yang sama kamo terima ya, beserta foto-foto juga. Diduga daging itu dipotong-potong untuk dikonsumsi oleh warga setempat," kata Monterado.
Dari foto-foto yang diterima merdeka.com dari seorang warga Kapuas, memang terlihat aktivitas memasak warga setempat. Bukannya memasang daging seperti biasa, di dalam panci itu terlihat bagian potongan tubuh orangutan yang sebelumnya ditembak mati di areal kebun sawit.
"Melihat foto di dalam panci itu, membuat kami dari BOS, teramat sangat kesal. Kami akan terus mengawal peristiwa ini, meski terjadi 28 Januari," ujar Fridman.
Masih diterangkan Fridman, pascapenembakan mati orangutan nahas itu, belum diketahui lokasi pembuangan tengkorak dan sisa tubuh orangutan. Informasi itu sendiri telah diteruskan ke Gakkum LHK Kalimantan Tengah, yang akan membentuk tim penelusuran di lokasi pada 19 Februari 2017 mendatang.
"Sikap kami bahwa kami, BOS, sangat mengutuk keras peristiwa itu. Kami minta pelaku yang tega melakukan itu, diusut tuntas dan ditindak dengan sanksi hukum seadil-adilnya, mengacu pada Undang-undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem," tegas Fridman.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suara tembakan terdengar sangat banyak dan dalam jarak yang cukup dekat
Baca SelengkapnyaBaku tembak terjadi antara polisi dan pencuri sawit di Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaSatu dari tiga warga dikabarkan meregang nyawa diduga akibat tertembak polisi
Baca SelengkapnyaPihaknya telah memeriksa 45 orang saksi anggota brimob dibantu penyidik Bareskrim Mabes Polri dan menetapkan ATW jadi tersangka atas kasus penembakan tersebut.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di kebun kemiri, Desa Sada Ate, Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara.
Baca SelengkapnyaBKSDA Sultra menyebut orangutan tidak ada di wilayah Sulawesi apalagi Sultra. Dia menduga video itu di wilayah Kalimantan.
Baca SelengkapnyaBelum ada anggota yang ditahan, sebab proses penyelidikan masih berjalan.
Baca SelengkapnyaVideo seekor orang utan raksasa tiba-tiba muncul di permukiman warga viral di media sosial.
Baca Selengkapnya"Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi,"
Baca SelengkapnyaBripda RD sedang melaksanakan patroli rutin pemantauan area kebun sawit bersama asisten kebun dan satpam.
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar, Irjen Suharyono menjelaskan Polres Solok Selatan sedang menyelidiki pengerjaan tambang diduga ilegal jenis galian C
Baca Selengkapnya