Pelajar Garut Tidak akan Lagi Turun ke Jalan
Merdeka.com - Para pelajar SMA dan SMK di Kabupaten Garut dipastikan tidak akan kembali turun ke jalan melakukan demonstrasi. Sejumlah pihak sekolah menjamin bahwa para pelajar akan fokus belajar ketimbang melakukan aksi demonstrasi sebagaimana yang terjadi pada pekan kemarin.
Kapolres Garut, AKBP Dede Yudi Ferdiansah mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah agar melakukan pembinaan kepada para siswanya. "Kita juga memanggil para orang tua siswa agar mereka bisa persuasif melakukan pendekatan. Bagaimanapun, para pelajar itu adalah anak-anak kita," ujarnya, Senin (30/9).
Kapolres mengatakan bahwa saat ini situasi dan kondisi Garut sudah kondusif sehingga ia mengajak para pelajar untuk melakukan kegiatan belajar di sekolah dan rumah. Ia berharap agar kegiatan belajar para siswa terganggu dengan adanya aksi demonstrasi seperti yang dilakukan pada pekan kemarin.
-
Kenapa anak sekolah menolak sekolah? Menolak bersekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan, kelelahan, hingga masalah sosial atau emosional seperti bullying.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI terhadap para pelajar? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar apel pengarahan kepada ratusan pelajar terindikasi hendak tawuran di Balai Kota DKI Jakarta.
-
Apa pesan Gubernur Kalimantan Selatan untuk para siswa? “Jadilah anak Banua yang berkualitas dan berdaya saing agar dapat menjadi pemenang kedepannya. Teruslah tanamkan semangat Pangeran Antasari Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing dalam menuntut ilmu di sekolah,“ tegas Sahbirin, Martapura, Selasa (8/8).
-
Apa yang siswa SMP itu lakukan? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
"Kami juga melakukan silaturahmi kepada para guru dan siswa secara langsung. Kami mengajak para siswa agar untuk lebih fokus lagi dalam belajar," katanya.
Sementara itu Komandan Kodim 0611 Garut, Letkol Inf Erwin Agung TW juga meminta agar para siswa jangan sampai mengorbankan pelajarannya. Menurutnya, masa pelajar SMA/SMK merupakan fondasi untuk masa depan mereka.
"Saat kegiatan (demonstrasi) pekan kemarin itu sedang ada ujian. Tentunya dengan adanya hal tersebut kegiatan ujian harus terganggu karena adanya pelajar yang ikut aksi. Bahkan ada juga beberapa pelajar yang tidak ikut ujian sehingga hal tersebut tentunya terganggu dalam mendapatkan nilai," ucapnya.
Ketua MKKS SMK Kabupaten Garut, Dadang Johar Arifin mengungkapkan bahwa aksi yang diikuti para pelajar yang terjadi pekan lalu berawal dari informasi yang diterima mereka dari media sosial. "Saya meyakini bahwa ajakan ini bukan berasal dari pelajar, tapi ada yang menggerakkan. Atas hal tersebut kami secara preventif dan mengimbau mereka agar tidak lagi turun ke jalan," jelasnya.
Selain itu, lanjut Dadang, pihaknya juga sudah melakukan pengecekan ke lokasi aksi dan diketahui bahwa siswa yang melakukan hal tersebut karena kurangnya koordinasi dari pihak sekolah. Ia menjamin bahwa isu aksi yang akan kembali dilakukan pelajar tidak akan kembali terjadi di Kabupaten Garut. "Kita sudah sepakat. Tidak akan ada lagi siswa yang turun ke jalan," katanya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo tegaskan tidak akan ada lagi kejadian sekolah menahan ijazah lulusan atas dasar tunggakan pembayaran atau apapun alasannya
Baca SelengkapnyaMasyarakat dan pelajar diimbau memperhatikan aturan jam malam ini.
Baca Selengkapnya10 Murid dan gurunya tewas usai kecelakaan saat menggelar acara perpisahan kelas 3 SMA di Subang
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jakarta sejauh ini pihaknya belum menentukan sanksi bagi para pelajar yang ikut demo.
Baca SelengkapnyaSebagian dari mereka menggunakan seragam SMA dan juga mengaku mahasiswa.
Baca SelengkapnyaDemo yang dilakukan mahasiswa Universitas Pancasila , Selasa (27/2) sempat diwarnai aksi blokade Jalan Raya Srengseng Sawah yang memicu kemacetan.
Baca SelengkapnyaHeru mengancam bakal menindak tegas pelajar terlibat tawuran.
Baca SelengkapnyaDisdik Jakarta mengimbau para pelajar tak perlu bagi-bagi takjil dengan konvoi motor
Baca Selengkapnyasudah mengingatkan kepada mahasiswa yang menggelar aksi peringatan Hardiknas untuk tertib dan tidak menutup jalan.
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jakarta juga telah mengeluarkan surat edaran (SE) sejak 30 April 2024 terkait larangan tersebut.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca Selengkapnya