Pelaku Skimming di Bali Kebanyakan Diotaki Warga Bulgaria dan Rumania
Merdeka.com - Polda Bali mencatat kasus pencurian informasi dari kartu kredit dan debit atau dikenal dengan istilah skimming ATM kerap dilaporkan masyarakat. Para korban kebanyakan warga negara asing.
Pada tahun 2018 kasus skimming ditangani Polda Bali mencapai 4 kasus dengan 10 pelaku ditangkap. Sementara untuk tahun 2019 ada 6 kasus skimming dan 13 pelaku berhasil diringkus.
Kasubdit V Cybercrime Ditreskrimsus Polda Bali AKBP Gusti Ayu Putu Suinaci mengatakan, untuk para pelakunya adalah warga negara asing dari Eropa Timur. Mulai dari Negara Bulgaria, Polandia, Rumania dan Ukraina.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang dilakukan jaringan kriminal di Asia Tenggara di Telegram? Sebuah laporan terbaru dari UNODC, kantor PBB yang menangani urusan narkoba dan kejahatan, mengungkapkan bahwa aplikasi Telegram telah menjadi sarana utama bagi jaringan kriminal di Asia Tenggara untuk melakukan aktivitas ilegal dalam skala besar.
-
Siapa dalang penyelundupan? Di balik kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh Barat pertengahan Maret 2024 lalu ternyata didalangi oleh warga lokal.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Bagaimana cara para pelaku pungli? Untuk satu jari, sopir harus memberikan uang sebesar seribu. Lalu dua jari, sopir harus menyerahkan uang sebesar Rp2 ribu dan seterusnya.'Minta seribu tinggal bikin satu jari. Dua ribu, dua jari. Lima ribu, tinggal bikin lima jari,' katanya lagi.
"Untuk pelakunya yang paling sering Bulgaria dan Rumania," kata Suinaci saat ditemui di kantornya Ditreskrimsus Polda Bali, Senin (18/11).
Sementara, untuk laporan aduan kasus skimming diterima Polda Bali pada tahun 2018 ada 179. Sementara kasus skimming pada tahun 2019 ada 127. 90 persen korban adalah warga negara asing sisanya adalah warga lokal.
Suinaci menjelaskan,aduan laporan kasus skimming itu tidak mesti terjadi di Bali. Tapi bisa di luar negeri dan di daerah Indonesia yang ATM-nya telah dipasangi alat skimming dan kemudian baru diketahui setelah di Bali.
"Contoh, (korban) liburan ke Bali padahal sampai ke Bali dia belum transaksi dan masuk M Bangking dan ada transaksi (mencurigakan). Kemungkinan bukan di Bali, diambil datanya dan bisa diluar negeri. Ada yang di luar (negeri) ada yang di Indonesia," ujarnya.
"Jadi beberapa laporan itu ada kenanya di NTB, Bayuwangi (Jawa Timur) dan bahkan ada di luar negeri. Karena dari prin out nya mereka ketahuan dimana penarikannya itu. Untuk korban, ada yang kena sampai Rp50 juta tapi kebanyakan laporan yang kita terima itu berkisar Rp5 sampai Rp10 juta," tambah Suinaci.
Ia juga menerangkan, untuk kasus skimming prosesnya di mana saja bisa dicuri data nasabah. Tidak harus di Bali, di mana pun bisa diambil data nasabah selama ATM itu terpasang alat skimming.
"Kalau dari pihak pelaku, misalnya dia mengambil data di Korea, kalau terpasang alat itu di ATM pasti sudah terekam datanya," ujarnya.
Suinaci juga mengatakan, selama menangani kasus skimming para pelaku asing ini tidak ada yang mau mengakui aksi kejahatannya, terutama barang buktinya. Bahkan, sesama komplotannya pura-pura tidak saling mengenal walaupun satu negara, kemudian, untuk jaringan mereka juga tutup mulut.
"Mereka tidak mau buka mulut itulah susahnya. Ketika kita hadapkan dengan bukti-bukti digital baru mereka ngaku. Kemungkinan mereka jaringan tetapi mereka di sini itu tutup mulut. Tidak pernah mau mengatakan ada kelompok dan tidak pernah mereka mengatakan satu sama lain saling mengenal," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa para pelaku skimming ini tidak mesti menarget ke negara-negara yang tujuannya wisata saja. Karena, selain di Bali ada kasus lain di daerah lain atau negara lain yang menangani kasus skimming itu. Namun pihak Polda Bali bisa menangkap, para pelaku skimming dari warga asing ini karena tertangkap tangan.
"Selama ini kasus-kasus yang terjadi kebanyakan tertangkap tangan dalam artian memang awalnya kita dapat informasi bahwa akan ada orang berkewarganegaraan ini akan melakukan aksi (skimming). Yang jelas pelaku yang kita tangkap mereka rata-rata adalah yang memasang alat untuk mencuri data. Bukan yang menarik (uang)," ujarnya.
Ia juga menyampaikan, Polda Bali dalam memerangi kasus skimming pertama ialah bekerjasama dengan pihak Bank terkait untuk penanganan servis ke nasabah.
"Agar masyarakat kita itu tidak menjadi korban kasus Skimming. Kami dari pihak kepolisian sudah menghimbau pihak Bank-nya. Selain itu juga kita langsung sosialisasi, kalau transaksi itu lebih baik cari transaksi ATM yang ada security-nya. Ada petugas keamanan disana paling tidak pelaku-pelaku ini akan mikir mereka melakukan aksinya untuk mencuri data itu," ujar Suinaci.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WNA dari lima negara diketahui paling banyak melakukan kejahatan di Pulau Dewata. Yakni, Australia, Rusia, Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Baca Selengkapnya103 WNA Ditangkap di Bali, Diduga Lakukan Kejahatan Siber
Baca SelengkapnyaKode atau petunjuk berkaitan dengan website hydra tersebut dibuat para pelaku yang ditangkap dalam penggerebekan pabrik narkoba di Bali beberapa hari lalu.
Baca SelengkapnyaMereka dideportasi karena kegiatan selama di Bali tidak sesuai dengan tujuannya awal datang ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPabrik narkotika itu berada di kompleks vila Sunny Village, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.
Baca SelengkapnyaAdapun tiga tersangka WNA itu, yakni dua berasal dari Ukraina dan satu WNA asal Rusia
Baca Selengkapnyaberdasarkan data jumlah wisatawan asing masuk Indonesia naik 30 persen terhitung hingga Mei 2024
Baca SelengkapnyaDua perempuan Warga Negara Asing (WNA) asal Rusia ditangkap petugas Imigrasi dalam penggerebekan tersebut.
Baca SelengkapnyaPihaknya melakukan operasi pengawasan di dua lokasi berbeda yakni Seminyak dan Kuta.
Baca SelengkapnyaKasus narkotika di Pulau Bali pada 2023 meningkat 11 persen dibandingkan tahun 2022. Total terdapat 806 kasus yang diungkap Polda Bali sepanjang tahun ini.
Baca SelengkapnyaKetiganya menggunakan visa izin tinggal dan bekerja saat memasuki Bali.
Baca SelengkapnyaBule Polandia itu mulanya menerbangkan drone di area kelab dan ditegur. Tapi tak terima.
Baca Selengkapnya