Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pembangunan Jalur Puncak II dan Penyelesaian Problematika Kabupaten Bogor

Pembangunan Jalur Puncak II dan Penyelesaian Problematika Kabupaten Bogor rencana pembangunan puncak 2 di Bogor. ©2019 Merdeka.com/Rasyid Ali

Merdeka.com - Pembangunan jalan Poros Tengah Timur (PTT) atau Jalur Puncak II dinilai strategis untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di timur Kabupaten Bogor.

Bupati Bogor, Ade Yasin menyebutkan, wilayah yang dilintasi oleh jalan ini memiliki IPM di bawah rata-rata Kabupaten Bogor yang mencapai 70,65. Setidaknya ada lima kecamatan yang memiliki IPM di bawah angka tersebut.

Dia menyebutkan, IPM Kecamatan Babakanmadang 65,49, Kecamatan Cariu 59,17, Kecamatan Tanjungsari 56,71 dan Kecamatan Sukamakmur dengan IPM terendah 52,23. Selain itu, angka kemiskinan di lima kecamatan itu pun cukup tinggi.

"Angka kemiskinan di Kabupaten Bogor mencapai 388.267 orang. Sementara di lima kecamatan yang dilewati Jalan Puncak II itu 24.917 orang. Dari jumlah itu, Sukamakmur yang paling banyak 17.360 orang," kata Ade, Minggu (21/3).

Ade berharap dengan pembangunan Jalur Puncak II maka dapat memecah konsentrasi kegiatan ekonomi yang saat ini masih terpusat di Kecamatan Babakanmadang dan Citeurep. Di mana sektor industri yang penggerak ekonomi utama.

"Kecamatan lain yang dilintasi Puncak II masih berkutat pada sektor pertanian, terutama Sukamakmur dan Tanjungsari," jelas Ade.

Menurutnya, kawasan yang dilalui Puncak II juga memiliki potensi wisata alam dan perkebunan. Seperti kopi robusta Catangmalang, yang pernah meraih penghargaan internasional beberapa waktu lalu.

Begitu juga dengan potensi wisata yang belum tergarap maksimal. Dia mencontohkan Situ Rawa Gede di Desa Sirnajaya dan wisata Alam Khayangan di Desa Wargajaya. Keduanya berada di Kecamatan Sukamakmur.

Ade melanjutkan, potensi yang belum tergarap itu membuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) cenderung tidak maksimal. Tercatat hanya Rp10 miliar dari sektor pariwisata yang masuk ke kas Pemkab Bogor pada 2019.

"Pada 2018 malah PAD sektor pariwisata dari wilayah ini tidak ada sama sekali. Namun, setelah ada pengembangan awal, barulah PAD mulai masuk. Jadi berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut," jelas Ade.

Sementara Kepala Bagian (Kabag) Administrasi Pembangunan (Adbang) Kabupaten Bogor, Ajat R Jatnika menjelaskan, Jalan Puncak II direncanakan membentang sepanjang 56,25 kilometer dari Bogor hingga Cianjur.

"Pada kami, rencana pembangunan ada dua tahap. Yaitu, tahap satu 39 kilometer trase Sentul-Sukarhaja-Istana Cipanas dan tahap dua 17,26 kilometer trase Sukaharja-Bantangkuning, Cariu," jelas Ajat.

Sementara estimasi biaya pembangunan, diperkirakan mencapai Rp1,6 triliun.

"Itu perhitungan kami pada 2020. Tapi kan saat ini, menurut informasi dari Komisi V DPR RI, sedang dilakukan Detail Engineering Design (DED) oleh Kementerian PUPR. Kalau menggunakan APBD tentu tidak akan cukup," kata Ajat.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP