Pembelian Helikopter AW 101 diklaim sudah sesuai prosedur
Merdeka.com - Pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) helikopter AW 101 sempat menuai pro kontra. Pasalnya, heli yang kehadiran mendapat penolakan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ini secara mengejutkan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Selasa (8/2) lalu.
Sontak kehadiran heli yang dikenal dengan fitur canggih ini menjadi perhatian publik. Bahkan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku tidak mengetahui pembelian heli AW 101 tersebut.
Namun, Dewan Penasihat National Air Power and Space Centre of Indonesia, Connie Rahakundini Bakrie menyebut jika tidak ada yang salah dengan kehadiran heli AW 101. Lantaran sudah sesuai dengan prosedur.
-
Kenapa Serda Adhini terpilih jadi pramugari pesawat kepresidenan? Dengan kombinasi kemampuan militer dan keterampilan pramugari yang dimilikinya, Serda Adhini telah membuktikan dedikasinya dalam menjalani dua profesi yang sangat berbeda dengan keberhasilan yang luar biasa.
-
Pesawat apa yang Prabowo naiki? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16.
-
Kenapa presiden Filipina naik helikopter? Marcos beralasan dia tidak ingin terkena macet di jalan untuk menghadiri konser Coldplay itu.
-
Siapa yang naik helikopter? Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan istrinya menuai kritik di media sosial lantaran menggunakan helikopter untuk pergi menonton konser musik Coldplay di Philippine Arena, Manila.
-
Siapa yang mendampingi Annisa Yudhoyono di IKN? Baru-baru ini, Annisa Yudhoyono mengadakan kunjungan kerja di IKN selama tiga hari bersama anggota OASE KIM, di mana mereka melaksanakan berbagai aktivitas.
-
Siapa yang menjadi pramugari pesawat kepresidenan? Belakangan, ia bahkan dipilih untuk menjadi pramugari pesawat kepresidenan Republik Indonesia, yang seringkali membawa Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, serta sejumlah menteri dalam tugas-tugas antar pulau dan negara.
"Soal AW (AW 101) semuanya itu sudah sesuai restra (rencana strategis). Saya dari awal berbeda sendiri, prosedur pengadaannya sudah sesuai prosedur. Dari mulai anggaranya turun dari mulai anggaran VVIP sampai ke anggaran heli angkut," bebernya saat berada di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/2).
Connie mengaku, apa yang dirinya katakan dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan, dia mengaku memiliki sejumlah dokumen yang berisi tentang pembelian heli AW 101.
"Saya ini kan akademisi, kemudian saya duduk sebagai Dewan Pembina di National Air Power Centre yang melekat pada angkatan udara dan Kasau (Kepala Staf Angkatan Udara), sehingga saya bisa melihat masalah ini lebih holistik," jelas Connie.
"Kemudian saya bisa mencari data mungkin lebih mudah. Tapi memang dari dulu saya kalau mau ngomong cari data dulu. Jadi kalau bikin sesuatu saya pasti punya data yang akurat. Bahkan dari awal saat orang ngomong enggak ada surat (yang membahas pembelian AW 101), saya ketawa. Saya punya surat di tangan kok," sambungnya.
Tidak hanya itu, Connie juga menilai tidak perlu ada investigasi terkait pembelian AW 101 ini.
"Enggak penting, kenapa investigasi juga tinggal surat suratan. Kalau saya bisa dapatin (surat) sekejap buat apa investigasi," ujarnya.
"Kan saya sudah bilang tadi, itu ada nomor suratnya itu semua urutan. Saya tidak bisa menunjukan copy suratnya karena bagian surat negara," tandasnya.
Saat disinggung soal sikap Presiden Jokowi yang sebelumnya melakukan penolakan terhadap pembelian AW 101, ia mengatakan bahwa yang ditolak pembeliannya adalah untuk keperluan VVIP.
"Enggak Jokowi itu soal VVIP, ini kita enggak lagi bahas soal VVIP. VVIP sudah selesai, yang kita bahas ini soal heli angkut," ucapnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Waktu berjalan, kasus korupsi Helikopter AW-101 berlanjut ke persidangan. Hingga akhirnya terdakwa Irfan Kurnia Saleh dijatuhkan vonis 10 tahun.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni meminta agar pesawat tersebut digunakan sebaik-baiknya dalam menjalankan tugas kepolisian.
Baca Selengkapnya"Sejumlah Rp153,7 miliar yang kemudian disetorkan ke kas negara sebagaimana isi salah satu diktum bunyi putusan," ujar Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri
Baca SelengkapnyaSuper Hercules C-130J adalah pesawat kedua dari lima pesawat yang dibeli pemerintah
Baca SelengkapnyaKaro Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan alasan pembelian tersebut, salah satunya terkait menghadapi tahun politik.
Baca SelengkapnyaMomen tersebut terjadi saat serah terima tiga alutsista udara di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur
Baca SelengkapnyaEksekusi dilakukan karena vonis John Irfan sudah berkekuatan hukum tetap alias inkrah.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Subianto menyerahkan lima unit pesawat NC-212i kepada TNI Angkatan Udara (AU) di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Selasa (12/12) pagi.
Baca SelengkapnyaPesawat baling-baling atau dikenal istilah helikopter ini dibeli pada tahun 1950-an dan menjadi armada pertama yang dimiliki Indonesia dan TNI AU kala itu.
Baca SelengkapnyaPembelian helikopter ini diharapkan mampu memperkuat pertahanan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasa bakti pesawat Hercules C-130 dengan nomor registrasi A-1312 akan digantikan pesawat super jet Hercues C-130J dengan nomor registrasi A-1340.
Baca SelengkapnyaDalam rekaman, tertulis tipe burung besi tersebut Boeing 737 800NG dengan registrasi P-7301.
Baca Selengkapnya