Penderita DBD di Kaltim Merangkak Naik, RSUD AW Syachranie Rawat 159 Pasien
Merdeka.com - Pasien penderita demam berdarah dengue (DBD), di sejumlah wilayah di Kalimantan Timur, terus merangkak naik. Lebih dari 150 pasien, dirawat di RSUD Abdul Wahab Syachranie, di Samarinda.
DBD merupakan penyakit menular, yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yang membawa virus Dengue. Sejumlah gejala DBD antara lain seperti demam tinggi, nyeri sendi, dan nyeri pada bola mata.
Pendataan pasien yang dilakukan RSUD AW Syachranie, sebagai rumah sakit milik Pemprov Kaltim dan juga rujukan utama di Kaltim menunjukkan, hingga Kamis (7/2), ada 159 pasien DBD, yang dirawat di sejumlah ruangan.
-
Apa yang menyebabkan banyaknya pasien DBD di RSUD Tamansari? Pasien mayoritas merupakan anak-anak. 'Total pasien sudah dirawat sejak 1 Januari 2024 sampai dengan hari ini ada 67 kasus. 70 persen kasus adalah anak-anak dan mayoritas usia SD dan SMP,' kata Ngabila dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (30/3).
-
Dimana penyakit demam berdarah banyak ditemukan? Penyakit ini banyak ditemukan di daerah beriklim tropis, termasuk Indonesia.
-
Kenapa demam berdarah jadi masalah di Indonesia? Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Di mana kasus DBD paling banyak terjadi di Jakarta? 'Penyebaran DBD meningkat terutama di Jakarta Selatan saat ini di angka sekitar 500 kasus,' kata Heru dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (26/3).
Apabila dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya sebelum Kamis (7/2), memang pasien penderita pasien DBD, menunjukkan angka peningkatan penderita.
"Rinciannya, ada 92 pasien dewasa dan 67 anak-anak. Iya, sepertinya ada tren peningkatan (jumlah pasien)," kata Humas RSUD AW Syachranie, dr Arysia Andhina, kepada merdeka.com, Minggu (10/2).
Arysia menerangkan, angka pasien sebanyak itu, tidak hanya berasal dari Samarinda. Melainkan juga dari sejumlah daerah lainnya di Kalimantan Timur, yang dirujuk ke RSUD AW Syachranie.
"Yang dirawat, dominan pasien dari luar Samarinda. Seperti dari Sangatta (kabupaten Kutai Timur), Muara Badak (kabupaten Kutai Kartanegara) dan juga dari Berau," ujar Arysia.
Arysia memastikan, meski angka pasien DBD mencapai lebih dari 150 pasien, kapasitas tempat tidur pasien di ruang perawatan di RSUD AW Syachranie, masih mencukupi untuk menangani pasien DBD lainnya.
"Iya, kapasitas tempat tidur pasien masih mencukupi. Untuk perkembangan jumlah pasien DBD, kami akan perbaharui secepatnya," demikian Arysia.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaRSUD Tamansari Rawat 67 Pasien DBD Sejak Januari 2024, Mayoritas Anak-Anak
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data RSUD Taman Sari tidak ada korban jika dalam kasus DBD tahun ini.
Baca SelengkapnyaAni menambahkan untuk fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta sangat mencukupi dan hingga saat ini semua dalam keadaan siaga 24 jam.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaKasus demam berdarah di Probolinggo merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaPasien yang meninggal diduga karena terlambat mendapat penanganan.
Baca Selengkapnya