Penjelasan Badan Geologi ESDM Terkait Erupsi Marapi Hari Ini Setinggi 2.000 Meter di Atas Puncak
Rangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Rangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menilai erupsi Gunung Marapi hari ini, Kamis (30/5) siang dengan semburan abu setinggi 2.000 meter di atas puncak disebabkan karena adanya tekanan dan pasokan magma dari dalam gunung.
"Erupsi dipicu oleh adanya tekanan dan pasokan magma dari kedalaman yang terindikasi dari grafik deformasi tiltmeter (sumbu tangensial) yang mengalami inflasi (penggembungan) pada tubuh gunungapi dan terekamnya gempa Tektonik Lokal (TL) dan Vulkanik Dalam (VA) dengan jumlah yang signifikan pada tanggal 26 Mei 2024 sebanyak kali gempa TL dan 3 kali VA," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid melalui keterangan tertulis diterima di merdeka.com di Padang, Kamis (30/5).
Wafid mengatakan, rangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Aktivitas letusan akan menghasilkan endapan material letusan berukuran abu, lapili, hingga batu atau bom vulkanik di daerah puncak dan lereng Gunung Marapi.
Wafid melanjutkan, apabila bercampur dengan air hujan endapan material vulkanik tersebut dapat menjadi lahar yang akan mengalir ke daerah dengan elevasi yang lebih rendah dan aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi.
"Kami menghimbau masyarakat harus selalu mewaspadai potensi atau ancaman bahaya dari lahar atau banjir lahar," tutur Wafid.
Wafid mengatakan, berdasarkan evaluasi data-data pemantauan, aktivitas Gunung Marapi cenderung menurun, namun bersifat fluktuatif dan belum menunjukkan konsistensi kestabilan.
"Potensi erupsi atau etusan masih dapat terjadi," tutur Wafid.
Wafid mengtakan, hingga saat ini tingkat aktivitas Gunung Marapi tetap pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi sebagai berikut:
2. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran atau bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi atau ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
3. Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta menggunakan perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
4. Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
5. Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan G. Marapi di Jl. Prof. Hazairin No. 168 Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.
6. Masyarakat dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Marapi melalui aplikasi android Magma Indonesia yang dapat diunduh dari Play Store, website Badan Geologi (https://geologi.esdm.go.id), website PVMBG (https://vsi.esdm.go.id), (https://linktr.ee/PVMBG). atau media sosial PVMBG.
Diberitakan merdeka.com sebelumnya, Gunung Marapi yang terletak di Kabupatan Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Kamis, (30/5) siang. Tinggi kolom abu saat erupsi tercatat 2.000 meter di atas puncak.
Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi mengatakan, erupsi terjadi pukul 13.04 WIB.
"Tinggi kolom abu pada erupsi kali ini teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak kurang lebih 4.891 meter di atas permukaan laut," kata Rifandi.
Rifandi mengatakan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.4 mm dan durasi sementara ini kurang lebih 2 menit 2 detik.
"Suara dentuman terdengar sampai ke pos PGA marapi," tutur Rifandi.
Dentuman Terdengar saat Erupsi Gunung Marapi, Ini Penjelasan Badan Geologi
Baca SelengkapnyaTeramati kolom abu setinggi 800 meter dari puncak gunung dan guguran material ke arah Besuk Kobokan.
Baca SelengkapnyaLetusan eksplosif memunculkan fenomena alam kilatan petir vulkanik
Baca Selengkapnyakolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut
Baca SelengkapnyaGunung Ibu yang berstatus level II atau waspada itu punya aktivitas vulkanik yang terbilang aktif.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi meletus pukul 06.03 WIB namun tinggi kolom abu tidak teramati.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Selasa (20/2) sore.
Baca SelengkapnyaKegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 WITA terekam sebanyak tujuh kali gempa tektonik jauh.
Baca Selengkapnya