Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perjuangan Arya bocah obesitas demi memiliki berat badan ideal

Perjuangan Arya bocah obesitas demi memiliki berat badan ideal Bocah penderita obesitas di Karawang. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Arya Permana (10), anak pasangan Ade Somantri (42) dan Rokayah (37) memiliki berat badan yang tak lazim untuk anak seusianya. Arya yang tinggal di Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat, kini memiliki berat badan 190 kilogram. Peningkatan berat badan Arya juga tergolong cepat. Pada Mei lalu, Arya memiliki berat 140 kg. Demi memiliki berat tubuh yang ideal, Arya kini melakukan segudang program perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Sejak diinapkan di rumah sakit pelat merah pada Senin (11/7), Arya mengikuti program dirancang tim dokter RSHS Bandung. "Sekarang sehari di sini sudah 188 kilogram, semoga berat badannya bisa terus turun," kata Ade.

Saking besarnya tubuh Arya, membuat bocah yang hobi makan cemilan itu tidak bisa tidur di ranjang rumah sakit. Arya memilih tidur di lantai beralaskan karpet dilapisi kasur.

Arya bukan tidak mau tidur di ranjang sudah disediakan pihak rumah sakit. Orang tuanya khawatir Arya terjatuh karena ruang gerak yang sempit.

"Tidurnya di bawah. Pakai karpet dan kasur saja, kalau di atas nanti kasihan jatuh. Kasihan juga naik turunnya susah," tambah Ade.

Menurutnya, Arya yang bisa sanggup makan sebanyak lima kali dalam sehari ini tak masalah tidur di bawah. Arya lebih nyaman tidur di lantai agar lebih leluasa bergerak.

Selama dua pekan ke depan, anak bungsu dari dua bersaudara ini akan mengikuti program dan dibimbing oleh 13 dokter tim ahli.

Di antara program diet yang dijalani Arya adalah hanya dibolehkan makan nasi putih, sayur, dan buah-buahan. Arya juga diharuskan berolahraga dan berpuasa.

"Jadi kemarin puasa mulai jam 10 malam, karena mau diambil darah. Sampai sekarang siang justru belum mau makan. Kata Dede (panggilan Arya) masih kenyang ah," ujar Ade Somantri.

"Karbohidratnya ada, sayuran, dagingnya kecil, terus banyaknya buah-buahan kaya pepaya, melon, wortel," tambah Ade.

Ditambahkan Direktur Medik dan Keperawatan RSHS, dr. Nucki Nursamsyi SpOT, tim dokter juga akan meneliti sebab-sebab terjadinya morbid obesity pada Arya. Morbid obesity adalah penyakit obesitas ekstrem.

"Rencana pertama untuk cari penyebabnya kenapa gemuknya bisa seekstrem itu. Nanti ada serial pemeriksaan," ucap Nucki.

Kabar baiknya, hasil uji laboratorium Arya juga tidak menunjukkan penyakit lain yang membuat kondisi dia buruk. Artinya meski obesitas ekstrem yang diderita Arya, tapi tidak ada indikasi bahwa Arya mengidap gejala penyakit lainnya.

"Hasil laboratorium normal kok. Enggak ada yang menunjukkan penyakit lainnya," ujar Ade.

arya permana bocah obesitas

Arya Permana bocah obesitas ©2016 Merdeka.com

Sementara itu, Kadinkes Jabar Alma Lucyati mengatakan, salah satu yang menyulitkan program penurunan berat badan Arya adalah sikap keluarga memanjakan bocah.

"Keluarganya juga harus dididik. Kalau keluarga bisa disiplin makan dan minuman, baru bisa dipulangkan. Saya lihat keluarganya manjain. Jadi enggak bisa direm kalau mau apa-apa," ujarnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP