Perjuangan Penjaga Selamatkan Aset Sekolah Saat Jakarta Diterjang Banjir
Merdeka.com - Penjaga SDN Pasar Baru 01, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Heri Kosasih mengungkapkan repotnya saat berjibaku dengan banjir yang meredam seluruh bagian sekolah. Hujan dengan intensitas tinggi telah menyebabkan sebagian wilayah di DKI Jakarta terendam banjir.
Sembari membersihkan jendela kaca sekolah, Heri bercerita bahwa sebelum banjir melanda sebagian wilayah Jakarta, ia menyempatkan diri menonton berita melalui televisi yang menayangkan imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal status Pintu Air Katulampa Bogor yang sudah masuk Siaga I.
Mengetahui kabar buruk tersebut, Heri mengikuti kata hatinya untuk bergegas menyelamatkan barang-barang dan aset penting sekolah agar tak terendam banjir.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
"Sejak Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta) bilang kalau (Pintu Air) Katulampa yang di Bogor udah dibuka, saya di sini langsung beres-beres, menaikkan barang-barang ke atas," ungkap Heri.
Betul saja, berita buruk menjadi kado tahun baru baginya yang baru saja pulang dari kampung halamannya.
Kabar tersebut berubah nyata menjadi sebuah bencana kala banjir mulai memasuki halaman yang mengakibatkan lantai satu sekolah itu terendam air. Air itu mulai masuk pada Kamis (2/1) pukul 02.00 dini hari WIB.
Malapetaka itu datang sebab aliran listrik di sana pun mati total, sedangkan Heri harus terus memantau seluruh bagian di sekolah serta menyelamatkan barang-barang lainnya.
"Aduh pas malam-malam itu repot banget karena listrik padam tapi kita juga harus terus mantau, gimana tuh," ucapnya.
Tinggi air sudah mencapai sekira 70 centimeter (cm) di depan sekolah, sedangkan di halaman tinggi air mencapai sekitar 50 centimeter.
Adapun air juga masuk ke ruangan kelas dengan ketinggian sekira 10 centimeter.
Hari itu menjadi hari yang panjang dan melelahkan karena ia harus melewati malam tanpa istirahat ataupun tidur sejenak. Ia lalui malam hingga pagi hari dengan cemas dan berharap semua baik-baik saja.
"Dua hari itu saya begadang soalnya harus terus memantau kan, takutnya banjir makin naik," katanya.
Banjir baru surut pada Jumat (3/1). Namun tugas belum selesai. Pria asal Karawang itu menuturkan masih ada lumpur tebal yang sulit dibersihkan.
"Yang paling susah tuh membersihkan lantai dari lumpur. Soalnya lumpurnya berkerak kan jadi agak susah," katanya sambil menata meja dan kursi di ruang kelas.
Ia bercerita, SDN Pasar Baru sudah menjadi langganan banjir saban tahun. Dia mengungkapkan, banjir pembukaan tahun baru ini merupakan banjir pertama setelah terakhir kali terjadi pada 2014 silam.
Heri tampak tak henti-hentinya terus berbenah membersihkan dan merapikan setiap ruangan kelas karena kegiatan belajar-mengajar akan kembali dimulai pada Senin (6/1).
Berkat kesiap-siagaannya, Heri dan kawan-kawan lainnya benar-benar menjadi penjaga sekaligus penyelamat yang berperan penting bagi sekolah sehingga tak ada buku-buku maupun aset penting yang terendam banjir.
Meskipun musim hujan belum mencapai puncaknya, Heri hanya berharap pemerintah dan masyarakat dapat bersama-sama menjadi orang yang paling peduli dengan lingkungan. Sebab jika hujan adalah sunatullah, maka tugas manusia adalah merawat apapun yang dititipkan Tuhan-nya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para siswa SD di Kota Padang, Sumatera Barat bahu-membahu bersama guru menjemur buku yang basah akibat banjir yang melanda sekolah mereka.
Baca SelengkapnyaBanjir rob hari ini merupakan banjir yang tertinggi dalam tiga hari terakhir. Ketinggian banjir rob kali ini mencapai satu meter.
Baca SelengkapnyaBanjir ini membuat status Pos Angke Hulu Siaga 3 (Waspada).
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh kecamatan teredam banjir dan satu kecamatan lainnya longsor.
Baca SelengkapnyaUpaya penanggulangan banjir juga telah dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak terkait.
Baca SelengkapnyaKetinggian air yang menggenang sejumlah wilayah tersebut bervariasi.
Baca SelengkapnyaBanjir yang mengepung Kota Semarang, Jawa Tengah disebabkan karena cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaAda pula genangan yang terjadi karena disebabkan oleh banjir pesisir atau Rob
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaSejumlah kendaraan bermotor terjebak banjir saat nekat menerobos genangan air di Jalan Daan Mogot.
Baca SelengkapnyaWilayah di DKI Jakarta tergenang karena hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi dari Rabu (29/11) malam hingga Kamis (30/11).
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca Selengkapnya