Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perlu 'Kebisingan' Melawan TBC di Indonesia

Perlu 'Kebisingan' Melawan TBC di Indonesia ilustrasi paru-paru. healthvision.in

Merdeka.com - Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Erlina Burhan menyatakan diperlukan adanya tindakan yang berani agar bisa mencapai target eliminasi penyakit Tuberkulosis (TBC) pada tahun 2030 di Indonesia.

"Jika kita melanjutkan ‘bisnis seperti biasa’, kita tidak akan dapat mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030. Jadi silakan berinvestasi dan membuat 'kebisingan'. Ini yang saya katakan," kata Erlina dalam Webinar 1st Health Working Group Side Event on Tuberculosis-Day 2 yang diikuti di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (30/3).

Erlina menuturkan, seluruh pihak sangat fokus dan saling berkolaborasi menangani Covid-19, baik dari pemerintah ataupun tenaga kesehatan. Namun sayangnya, hal yang tidak berlaku bagi pasien tuberkulosis.

Sehingga diperlukan sebuah tindakan berani agar pasien tuberkulosis dapat terpantau dan terlayani dengan baik. Salah satu yang bisa dilakukan adalah mencontoh penanganan dari Covid-19 yang tegas dalam menerapkan protokol kesehatan.

Adanya penerapan 3M seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak ternyata juga cocok digunakan sebagai upaya pencegahan penyakit pernapasan yang menular lainnya seperti tuberkulosis, SARS, Mers, Ebola, Zika ataupun pandemi yang disebabkan oleh infeksi lainnya.

Menurut Erlina, pelacakan kasus tuberkulosis juga dapat dilakukan melalui penggunaan aplikasi digital seperti yang dilakukan oleh Aplikasi PeduliLindungi dan fitur baru Sijejak untuk menemukan kasus ataupun kontak erat.

"Kita tahu digital platform digital. Katakanlah, pengobatan bagi para penderita lewat Video Observer Treatment (VOT). Saya kira platform digital perlu juga untuk TBC," ujar Erlina.

Erlina menekankan, adanya sebuah tindakan yang berani amat sangat diperlukan bagi para penderita tuberkulosis. Sebab, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak bagi semua penderita tuberkulosis.

Pasien tidak bisa datang ke fasilitas kesehatan meskipun memiliki gejala dan tidak melanjutkan konsumsi obat meskipun sudah habis.

Pandemi juga menyebabkan terjadinya gangguan pada layanan diagnostik dan pengobatan tuberkulosis. Tak hanya itu, pendanaan dari pemerintah dan deteksi pada kasus tuberkulosis juga mengalami penurunan.

Akibatnya, terjadi peningkatan angka kasus resistensi obat, angka kematian juga pada angka penularan.

Oleh karenanya, dirinya berharap setiap pihak baik dari pemerintah maupun non-pemerintah dapat berkolaborasi guna menghasilkan sebuah inovasi ataupun cara untuk mengelola dan mengobati para pasien tuberkulosis khususnya pada era pandemi Covid-19.

“Ini sangat melelahkan. Jadi tolong fokus juga pada pengobatan preventif (bagi pasien TBC),” ujar dia.

Data TBC di Indonesia

Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia, setelah India dan China. Jumlah kasus TBC yang ditemukan di Indonesia tercatat sebesar 824.000 dan kematian 93.000 per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana melakukan skrining besar-besaran tahun ini untuk menemukan dan mengobati kasus tersebut. Upaya ini dilakukan mengingat dari total kasus TBC, baru 49 persen yang ditemukan dan diobati.

Sementara itu, ada sekitar 500.000-an orang yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan TBC.

"Untuk itu, upaya penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutuskan penularan TBC di masyarakat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Didik Budijanto dikutip dari siaran pers Kemenkes, Rabu (23/3).

Didik menyebut, Kemenkes akan menskrining TBC terhadap 500.000 kasus yang belum ditemukan. Skrining dilakukan dengan peralatan X-Ray Artificial Intelligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan lebih efisien.

"Termasuk bi-directional testing bagi penderita diabetes agar mereka mendapatkan pengobatan TBC sedini mungkin," ucapnya.

Saat ini, Kemenkes tengah mengupayakan pengadaan alat-alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan skrining TBC. Dia yakin melalui proses skrining ini, pemerintah bisa mempercepat eliminasi TBC di tahun 2030.

Dia menjelaskan, sebanyak 91 persen kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru yang berpotensi menularkan kepada orang yang sehat di sekitarnya. Saat ini, penemuan kasus dan pengobatan TBC yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah di antaranya Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat.

Sementara daerah dengan kasus TBC paling banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

"Sebenarnya TBC itu biasanya ada di daerah yang padat, daerah kumuh, dan daerah yang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)-nya kurang, di situ potensi penularan TBC nya tinggi," jelas Didik.

Dia kemudian mengungkapkan gejala-gejala awal muncul TBC yang perlu dikenali masyarakat. Misalnya seseorang mengalami batuk karena TBC menyerang saluran pernapasan dan juga organ pernapasan.

Batuk yang terjadi berdahak terus-menerus selama 2 sampai 3 minggu atau lebih. Kemudian sesak napas, nyeri pada dada, badan lemas dan rasa kurang enak badan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan biasanya yang muncul adalah berkeringat pada waktu malam hari meskipun tidak melakukan kegiatan apapun.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dalam 200 Tahun Terakhir, Menkes Sebut TBC Telah Bunuh Satu Miliar Manusia di Dunia
Dalam 200 Tahun Terakhir, Menkes Sebut TBC Telah Bunuh Satu Miliar Manusia di Dunia

"Tiap tahun di dunia sekitar 1,3 juta orang meninggal atau dua setengah orang per menit meninggal di dunia," kata Budi

Baca Selengkapnya
Ketahui Penyebaran Tuberkulosis Hingga Faktor yang Membuatnya Berisiko Terjadi di Indonesia
Ketahui Penyebaran Tuberkulosis Hingga Faktor yang Membuatnya Berisiko Terjadi di Indonesia

Tuberkulosis merupakan tantangan yang masih dihadapi oleh Indonesia hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC

Presiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC

Penyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.

Baca Selengkapnya
3.030 Orang Terjangkit TBC di Lebak Banten,  31 di Antaranya Meninggal
3.030 Orang Terjangkit TBC di Lebak Banten, 31 di Antaranya Meninggal

Pemeriksaan skrining juga dilakukan kepada masyarakat yang mengalami batuk- batuk lebih dari tiga bulan.

Baca Selengkapnya
Data Korlantas: Tiap 1 Jam 3 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Lalu Lintas, WHO Layangkan Teguran
Data Korlantas: Tiap 1 Jam 3 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Lalu Lintas, WHO Layangkan Teguran

Jasa Raharja mengakui angka kecelakaan lalu lintas memang mengalami peningkatan setiap tahunnya dari 15 hingga 17 persen.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Hepatitis jadi Tantangan Serius
Menkes Sebut Hepatitis jadi Tantangan Serius

Lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Kasus Malaria di Indonesia Menurun
Kemenkes Sebut Kasus Malaria di Indonesia Menurun

Namun, hingga saat ini Indonesia masih menempati posisi kedua kasus malaria tertinggi di Asia setelah India.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD

Kementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kasus DBD Meningkat, 475 Pasien Dilaporkan Meninggal Dunia
FOTO: Kasus DBD Meningkat, 475 Pasien Dilaporkan Meninggal Dunia

Jumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.

Baca Selengkapnya
Kasus DBD Naik Hampir 3 Kali Lipat, Ini Penjelasan Kemenkes
Kasus DBD Naik Hampir 3 Kali Lipat, Ini Penjelasan Kemenkes

Hingga minggu ke-12 di tahun 2024, ditemukan sebanyak 43.271 kasus DBD dengan total jumlah kematian sebanyak 343 jiwa.

Baca Selengkapnya
Tiga Anak Pasien DBD di Situbondo Meninggal Dunia
Tiga Anak Pasien DBD di Situbondo Meninggal Dunia

Sejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.

Baca Selengkapnya