Pidato di UKSW, Menristek Pamerkan Program KIP Kuliah

Merdeka.com - Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti), M. Nasir mengaku tidak pernah melakukan diskriminasi. Bahkan selama dirinya menjabat sebagai menteri, Nasir tidak pernah membeda-bedakan antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Hal itu diungkap saat memberikan pidato di depan peserta acara Pidato Kebangsaan yang digelar di Auditorium Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Senin (1/4).

"Saya tidak pernah melakukan diskriminasi, bahkan perbedaa PTN dan PTS tidak saya bedakan," kata Nasir di Auditorium UKSW, Salatiga.

Nasir mengaku sudah tidak layak lagi jika masih berbicara PTN atau PTS. Bagi mantan rektor Universitas Diponogoro, Semarang itu, yang lebih penting adalah mutu perguruan tinggi itu seperti apa.

Dia juga berujar, untuk menilai mutu perguruan tinggi bukanlah dilihat dari jumlah lulusannya, melainkan seberapa banyak lulusan dari perguruan tinggi tersebut yang menduduki posisi sebagai Chief Executive Officer (CEO) di suatu perusahaan.

Dalam kesempatan itu, Nasir juga menegaskan, pesan Presiden Joko Widodo supaya terjadi kemudahan akses pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Supaya hal itu bisa direalisasikan, Nasir menilai perlu adanya peningkatan beasiswa, terutama pada tingkatan perguruan tinggi.

"Pendidikan tidak boleh berpihak di Jawa semua. Rakyat Indonesia harus mendapatkan pengawalan yang baik dari Sabang hingga Merauke dan dari Miangas ke Pulau Rote. Oleh karena itu, beasiswa harus ditingkatkan dengan baik, maka dari itu untuk meningkatkan itu, bukan hanya Bidikmisi, presiden akan mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah," pungkas Nasir.

Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com (mdk/rnd)