Pilkada serentak sukses digelar, demokrasi Indonesia bisa dicontoh dunia
Merdeka.com - Suhu politik di Indonesia meningkat seiring dengan dimulainya pendaftaran Calon Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024, tanggal 4 sampai 10 Agustus besok. Kematangan demokrasi Indonesia yang menjadi perhatian dunia, kini akan diuji.
Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan, bahwa dunia internasional dan negara-negara sahabat kagum dengan demokrasi yang berjalan di Indonesia. Kesan itu ia dapatkan ketika mewakili Presiden Joko Widodo, hadir di ajang Open Government Partnership (OGP) Global Summit di Georgia, beberapa waktu lalu.
Moeldoko bercerita tentang keberhasilan Indonesia menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di 171 wilayah secara serentak. "Mereka terheran-heran, Indonesia sebagai negara yang sangat besar dan sangat plural, baru saja selesai Pilkada serentak di daerah sebanyak itu," kata Moeldoko kepada wartawan di Jakarta, Jumat (3/4).
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Siapa yang berperan penting dalam demokrasi Indonesia? Dalam sistem demokrasi parlementer, partai politik berperan penting. Partai politik merupakan wadah bagi rakyat untuk mengungkapkan aspirasi dan mempengaruhi kebijakan pemerintah.
-
Apa yang Jokowi Apresiasi kepada Presiden JAPINDA? 'Saya mengapresiasi JAPINDA yang telah banyak membantu mempromosikan kerja sama ekonomi, mentoring perusahaan Jepang yang ingin memperluas bisnisnya di Indonesia,' ujar Jokowi di Jepang, Senin (18/12).
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Siapa yang mendampingi Presiden Jokowi ke KTT G20? Selain ibu negara Iriana Jokowi, presiden juga didampingi sejumlah menteri termasuk Menko Perekonomian, AIrlangga Hartato.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Sejauh ini, demokrasi di Indonesia dianggap sudah cukup matang. Karena tidak ada konflik horizontal yang muncul, meski persaingan antara masing-masing kubu politik terjadi cukup ketat.
Oleh karena itu, dia berharap agar pencapaian Indonesia itu bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain. Terutama dalam hal kondusivitas pada saat proses penyelenggaraan Pemilu. "Ini menunjukkan kematangan demokrasi di Indonesia, perlu negara lain melihat Indonesia. Model seperti ini sangat menarik untuk negara-negara OGP," lanjutnya.
Menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, perilaku elite politik punya peran yang cukup penting dalam menjaga suhu politik dalam negeri. Apalagi figur yang menjadi Capres dan Cawapres nanti. "Tokoh politik harus menjadi aktor terdepan dalam meredam potensi konflik antar warga. Bahwa perbedaan politik bukan berarti harus membuat perpecahan, apalagi perilaku destruktif dan anarkis," ujarnya saat dihubungi wartawan.
Dia juga berharap penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPU menggandeng seluruh pihak dalam menjalankan proses pemilu. "Terutama penegak hukum, harus ada tindakan tegas bagi provokator-provokator yang menjadi pemicu perpecahan," tuturnya.
Menurutnya, Indonesia adalah negara populasi Muslim terbesar yang paling demokratis di dunia, dan sudah patut menjadi contoh bagi negara lain. Ia yakin tidak akan ada konflik horizontal di Indonesia terkait Pemilu di 2019.
"Dalam demokrasi global, jauh sekali kalau dibandingkan dengan negara Timur Tengah, atau jika dibandingkan negara tetangga seperti Thailand," tuturnya.
Namun demikian, dia mengakui ada kubu-kubu politik yang sangat jelas di masyarakat. "Kalau bicara tantangan demokrasi, saya sepakat, bahwa kita menghadapi hoaks, berita bohong dan fitnah, dan lainnya, itu warning bagi elit politik, jangan sampai itu mengorbankan suasana demokrasi kita yang sudah bagus ini," tuturnya.
Pandangan yang sama diungkapkan anggota Komisi II DPR, Achmad Baidowi. Menurut politikus dari Partai Persatuan Pembangunan itu, sistem demokrasi Indonesia yang ada saat ini sudah menunjukkan kemajuan yang cukup baik. "Alhamdulillah itu menunjukkan indeks demokrasi Indonesia tinggi," ungkap Baidowi kepada wartawan.
Kemajuan yang pesat itu, kata dia, terlihat dari kedewasaan masyarakat dalam menyikapi pelaksanaan Pilkada serentak yang baru saja dilaksanakan. Masyarakat, bisa menerima apapun yang dihasilkan.
Namun itu tidak terlepas dari kekurangan. Salah satu contoh yang ia ungkapkan adalah mempertahankan demokrasi sesuai jalur dan aturan yang ada, lalu merealisasikan kesejahteraan rakyat. Contoh lainnya adalah masih seringnya ditemukan praktik politik uang, penggunaan isu SARA, dan penyebaran berita bohong. Untuk itu ia mengusulkan agar ada penguatan dalam ketentuan perundang-undangan.
Usulan itu disambut baik oleh pendiri Lingkar Madani, Ray Rangkuti, yang menyarankan agar ada pendefinisian lebih detil dalam hal pelanggaran-pelanggaran pidana pemilu. "Kita dorong agar ada penegasan di hukum pidananya," kata pemantau pemilu itu kepada wartawan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, diplomasi yang dilakukan Indonesia sangat terampil dengan keteguhan pada prinsip termasuk pada piagam PBB.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebut pemilih Joko Widodo yang ada di luar negeri di Pilpres sebelumnya kini mendukung dirinya.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAda banyak koalisi partai politik yang mengusung calon kepala daerah pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum (Ketum) Partai Golkar Arilangga Hartarto memanggil Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024
Baca SelengkapnyaDia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaQodari mengatakan, dari dalam negeri sendiri, dukungan masyarakat terhadap Prabowo – Gibran sangat tinggi jika dilihat dari dua indikator.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, muktamar ini menjadi bukti bahwa Islam di Indonesia bukan lagi Islam pinggiran.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyinggung Anies dengan mengatakan bahwa dia pernah berada di posisi Anies.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, tanggapan-tanggapan bernada meremehkan itu menurutnya hanya menghabiskan energi.
Baca SelengkapnyaJokowi tampak tersenyum hingga berdiri ketika Muzani menyatakan bahwa Gerindra merasa bangga karena Jokowi hadir pada acara tersebut
Baca Selengkapnya