Pilu Maiyah Bertahan di Tengah Pandemi, Bantuan Tak Dapat, Buat Makan Harus Utang
Merdeka.com - Masyarakat lapisan bawah adalah mereka yang paling terdampak pandemi Covid-19. Beban hidup seakan bertambah, apalagi saat ini sedang diterapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk mencegah Covid-19 semakin meluas.
Seperti yang dirasakan Maiyah (30) dan suaminya, Herman Felani (35). Mereka hanya bisa gigit jari saat mendengar pemerintah telah menganggarkan bantuan sosial bagi masyarakat terdampak wabah Corona.
Bagaimana tidak? Selama wabah Corona berlangsung, keluarga tersebut belum mendapat bantuan dari pemerintah.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Kenapa Erna mengalami kesulitan di masa pandemi? 'Itu penjualan hampir nol. Padahal kita kebutuhan tetap ada,' kata Erna dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.
-
Kenapa orang masih belanja di masa sulit? Fenomena ini dikenal dalam ilmu ekonomi sebagai Lipstick Effect. Lipstick Effect merujuk pada kecenderungan masyarakat untuk tetap membeli barang-barang yang dianggap mewah meskipun di tengah kondisi ekonomi yang mencekik.
-
Kenapa warga kampung terisolir tidak memiliki tanah hak milik? Salah seorang warga di sana berkata, tanah di kampung itu bukan tanah hak milik, melainkan masih dimiliki PT KAI.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
Padahal, untuk memenuhi hidup sehari-hari saja susah. Terlebih, putrinya bernama Noviyanti (11), lumpuh sejak berusia 4 bulan.
"Enggak ada bantuan (dari pemerintah), ada ge (juga) tahun 2012, dapat bantuan Rp 2 juta, katanya setahun satu kali, cuma sekali itu dapat bantuannya. Belum ada yang ngasih bantuan, PKH, Jamsosratu, enggak ada bantuan," kata Maiyah ketika ditemui di rumahnya, Sabtu (9/5).
Putri pertamanya itu mengalami lumpuh sejak kejang-kejang dan sempat dirawat selama empat hari di RSUD Serang.
"Ya orang lagi pas umuran jalan 4 bulan langsung dibawa ke rumah sakit Serang, terus dirontgen, tapi hasilnya bagus. Diperiksa sama dokter, katanya enggak ada penyakitnya. Empat hari di RS. Keluhannya setip (kejang), tapi setip dingin. Kaku badannya panas, enggak setip. Kalau habis bangun tidur itu setip terus," tutur Maiyah.
Herman sendiri bekerja sebagai petugas keamanan di daerah Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten. Maiyah masih bersyukur suaminya tidak mengalami PHK di tengah pandemi Corona ini.
Makan Sehari-hari dari Berutang
Gajinya Rp 3 juta per bulan yang diperoleh Herman tak cukup untuk menopang kehidupan Maiyah dan ketiga anaknya.
Gaji itu juga terpotong untuk ongkos kerja Herman yang letaknya jauh dari rumahnya. Terlebih mereka memiliki anak berkebutuhan khusus.
Sedangkan untuk makan sehari-hari, Maiyah terpaksa berutang ke warung. Saat suaminya gajian, utang itu dibayar.
"Untuk makan ngambil dan kebutuhan sehari-hari ngambil dulu di warung, nanti gajian baru bayar," kata Maiyah.
Rumah di Tanah Negara
Rumah Herman dan Maiyah berada di RT 04, RW 01, Kampung Kramat Tegal, Desa Kramatwatu, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten. Rumah itu didirikan dengan menumpang di tanah milik negara.
Bangunannya terbuat dari tripleks dan beratap asbes. Lantainya hanya disemen.
"Tanahnya punya negara. Cuma ngebangun materialnya saja. Kalau digusur, enggak tahu tinggal di mana lagi, kalau dulu ngontrak," tutur Maiyah.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah keluarga yang memiliki dua bocah perempuan terpaksa harus tinggal di kampung mati tengah hutan dan setiap hari makan nasi pakai garam.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga di Lebak, Banten mengalami kebutaan total dan penyebabnya masih belum diketahui
Baca SelengkapnyaWalau usianya telah renta, namun Mbah Soiman masih bekerja keras di ladang
Baca SelengkapnyaKisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaWalau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaSepeninggal ayah berpulang, keduanya terpaksa menjadi tulang punggung.
Baca SelengkapnyaViral pengemis wanita ucap 'Aa kasian aa' ramai di media sosial. Kisah di baliknya begitu sedih.
Baca Selengkapnya