Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Saksi Pertemuan Terakhir Elmiyanti dengan Anak dan Suami

Merdeka.com - Elmiyati (33) awalnya berniat membahagiakan anak bungsunya, M Virdi Prayoga (3) dengan menonton laga Arema FC vs Persebaya bersama keluarga. Namun tidak disangka kesempatan itu menjadi kebersamaan terakhirnya bersama anak dan suaminya, Rudy Harianto (35).
"Baru tiga kali ini nonton, PSIS Semarang, Persija, baru ini. Niatnya itu menyenangkan anak saya. Pikiran saya kan suporter Persebaya tidak ada di sini, kan aman. Ternyata seperti itu," ungkap Elmiyati saat ditemui di kediamannya, Senin (10/10).
Elmiyati mengaku selama pertandingan menonton dari tribun selatan berdekatan dengan Gate 13. Dia seketika itu bergeser begitu mulai terjadi tembakan gas air mata di lapangan.
"Waktu itu suami saya ngajak keluar, biar anak saya enggak terkena. Ternyata dampaknya gas itu, terasa saat mau turun ke gerbang. Ditambah desakan para suporter lain yang juga ingin menyelamatkan diri," cerita Elmiyati.

Elmiyati kemudian bersama para menonton lain berdesak-desakan menuju pintu 13 yang menurutnya hanya terbuka sebagian. Pintu hanya terbuka kecil dan hanya dapat dilalui oleh beberapa orang.
"Suami posisi menggendong anak saya dan saya di belakangnya, tapi gara-gara didorong dari belakang itu tidak tahu suami saya itu sudah keluar atau jatuh gimana saya tidak tahu," kata dia.

Diselamatkan Orang Lain
Elmiyati masih mengingat detik-detik kekacauan di pintu 13 Stadion Kanjuruhan tersebut. Saat itu suasananya sangat panik, apalagi setelah tembakan gas air mata. Penonton dari dalam stadion terus mendorong menuju arah pintu.
Saat dalam suasana tidak bisa bergerak karena desa-desakan, Elmiyati mengaku diangkat oleh penonton lain. Sehingga dapat kembali ke tribun tempatnya berasal. Seseorang mengira Elmiyati saudaranya sehingga ditarik dari atas untuk diselamatkan dari desak-desakan.
"Tidak tahu dari mana ada yang menyelamatkan saya. Saya ditarik ke atas, terus diajak ke tribun lagi. Dikira saya itu saudaranya, dikira adiknya, 'Mbak Sampeyan tak kiro adikku,' kata orang tersebut," kata dia.
Posisi Elmiyati saat itu sudah terlepas dari suasana desak-desakan, tetapi posisinya terpisah dari suami dan anaknya. Dia lalu menunggu di tribun yang saat itu dirasakan sudah agak tenang.
Saat itulah, dia bertemu dengan adik ipar dan kerabatnya yang kemudian membantu mencari anak dan suaminya. Elmiyati diminta duduk menunggu kabar sementara kedua orang tersebut berbagi peran mencari anak dan suaminya.
Suami dan Anak Meninggal di Rumah Sakit
Elmiyati ditemani beberapa penonton lain di tribun yang juga menunggu para kerabatnya yang terpisah. Saat itu suasananya sudah agak tenang dan tembakan gas air mata sudah berkurang. Dia juga mengaku melihat para penonton yang diselamatkan, beberapa kondisinya sudah lemas.
Bersamaan saat itu, adik iparnya meminta foto anak dan suaminya agar mudah untuk pencarian. Foto itu ditunjukan kepada petugas dan polisi barangkali mengetahui posisi kedua orang terkasihnya itu.
"Ketemunya anak saya di rumah sakit Kanjuruhan. Ayo ke rumah sakit, kata adik saya. Posisinya sudah meninggal di rumah sakit. Terus sekitar 10 menit dapat kabar lagi kalau suami saya ditemukan sudah meninggal di RS Wafa Husada," kisahnya.
Elmiyanti kehilangan tulang punggungnya dalam keluarga. Dia saat ini hidup bersama putri bungsu, Caynanda Billa (14) yang saat kejadian tak ikut menonton ke stadion Kanjuruhan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya