Polisi Amankan 2 Orang Perusuh Demo Buruh di Surabaya
Merdeka.com - Kericuhan kembali mewarnai aksi Mey Day buruh se-Jawa Timur di depan Gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu (1/5) sore. Dua orang yang dianggap provokator diamankan polisi.
Aksi rusuh yang kali kedua ini, masih dipicu oleh kelompok massa berjaket warna hitam, yang ternyata belum membubarkan diri.
Pasca-dibubarkan polisi siang tadi, ternyata puluhan massa berjaket ini memilih bergabung dengan massa buruh dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) yang baru datang.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kapan demo buruh terjadi? Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman menerangkan, pada 14.31 Wib, polisi mendapat laporan massa buruh berdemontrasi di jalan arteri tepatnya sekitar exit tol Cikarang.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
Lagi-lagi, massa aksi berjaket hoodie ini, seperti aksi yang pertama saat dibubarkan polisi, menolak diwawancarai wartawan sehingga terjadi keributan. Polisi yang kembali melihat aksi ini kembali membubarkannya.
Namun, mereka kembali menolak membubarkan diri. Sempat terjadi benturan fisik antara massa aksi dengan polisi. Tapi tak berlangsung lama karena dua orang yang dinilai sebagai provokatornya diamankan polisi.
Setelah menyeret kedua orang yang diduga provokator itu ke dalam Gedung Grahadi, polisi kemudian memasukkannya ke dalam mobil polisi untuk dibawa ke Mapolrestabes Surabaya.
Melihat dua rekannya diamankan, para pendemo meminta polisi segera membebaskannya. Tapi tak membuahkan hasil. Polisi tetap membawa dua pendemo tersebut.
"Surabaya makin represif saja polisinya. Kalian (polisi) makan dari uang pajak rakyat tapi represif," maki salah satu aktivis dari Front Mahasiswa Nasional (FMN), Anin.
"Tadi (kita) cuma mau jalan sudah digeruduk dan lari, belum ngapa-ngapain tapi sudah ditangkap," sahut salah satu pendemo lainnya.
Sementara dari pantauan di lapangan, ribuan buruh dari berbagai elemen massa kembali melanjutkan orasinya saat kondisi kembali kondusif.
Sedangkan ratusan personel polisi terlihat makin memperketat penjagaan Gedung Grahadi yang dipagari kawat berduri.
Diberitakan sebelumnya, aksi Mey Day buruh se Jawa Timur sempat diwarnai kericuhan, yang dipicu kemunculan puluhan pendemo berjaket hoodie warna hitam dan mengenakan cadar. Mereka berada di luar barisan buruh yang tengah berorasi di depan Grahadi.
Melihat kelompok ini, polisi meminta mereka bubar karena menolak membuka penutup wajahnya, apalagi tidak memiliki izin aksi.
"Kalian ini dari mana, kok pakai penutup wajah? Ayo dibuka," tanya Kasat Binmas Polrestabes Surabaya, Kompol Moh Fathoni melalui pengeras suara.
"Ayo bubar baik-baik, kalian ini jangan cuma ikut-ikutan, kalian ini dari mana?" sambung Fathoni.
Puluhan massa di luar massa buruh ini bergeming. Mereka malah duduk dan diam tak menghiraukan peringatan polisi. Bahkan mereka menghardik wartawan yang tengah mengambil gambar. Tak ayal, polisipun membubarkan puluhan massa tersebut secara paksa.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video penganiayaan terhadap petugas Satpol PP saat aksi demo buruh beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaMassa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.
Baca SelengkapnyaEri mempersilakan menggelar demonstrasi setiap saat karena itu bagian dari demokrasi.
Baca SelengkapnyaReaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat kembali jadi sasaran demonstrasi.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya memulangkan 16 pendemo yang ditangkap saat demo berujung ricuh di depan KPU dan DPR/MPR RI
Baca SelengkapnyaKapolres menyesalkan tindakan warga yang menghalangi penangkapan pelaku kejahatan bahkan menyerang dan menyandera polisi.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi di depan Gedung MPR DPR RI antara yang mendukung hak angket dan menolak ricuh.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaLemparan batu, botol, dan benda lainnya sempat mewarnai kericuhan tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka meminta pemerintah mencabut Omnibus Law Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja beserta PP Turunannya.
Baca Selengkapnya