Follow
Polisi dapati kuitansi dan liontin di bunker Padepokan Dimas Kanjeng
Merdeka.com - Penyidik kepolisian daerah Jawa Timur dan Polres Probolinggo menggeledah Padepokan Dimas Kanjeng yang terletak di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Gading, Kabupaten Probolinggo. Penggeledahan dilakukan terkait kasus kematian pengikut Padepokan Dimas Kanjeng, Abdul Gani, yang dilakukan oleh pengurusnya Taat Pribadi.
Dalam penggeledahan aparat juga menyisir keberadaan sebuah bunker yang dikabarkan untuk menyimpan uang hasil penipuan Taat Pribadi. Penyisiran bunker tersebut bekerjasama dengan pihak Bank Indonesia.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, penyisiran bunker dengan menggandeng pihak Bank Indonesia untuk menelusuri uang yang disebutkan berjumlah fantastis asli atau palsu. Namun dalam penggeledahan itu kepolisian hanya menemukan sejumlah bukti kuitansi dengan jumlah besar.
-
Dimana rumah kader PDIP yang digeledah? Rumah yang digeledah itu diketahui berada jalan Halim perdana Kusuma Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
-
Dimana penggeledahan dilakukan? 'Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero),' kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Siapa yang terbukti terlibat pungli di Rutan KPK? 90 pegawai Komisi Antirasuah yang telah terbukti terlibat dalam praktik pungli.
-
Dimana pungli terjadi di Rutan KPK? 'Terperiksa sebagai Karutan KPK sejak pertemuan makan bersama di Bebek Kaleyo telah mengetahui tentang praktik pungutan liar dan yang sudah terjadi sejak lama tapi terperiksa tidak berusaha menghentikan pungutan liar tersebut,' ungkap Albertina dalam sidang putusan, di gedung Dewas KPK, Rabu (27/3).
-
Siapa yang melakukan pungli di Rutan KPK? 'Terperiksa sebagai Karutan KPK sejak pertemuan makan bersama di Bebek Kaleyo telah mengetahui tentang praktik pungutan liar dan yang sudah terjadi sejak lama tapi terperiksa tidak berusaha menghentikan pungutan liar tersebut,' ungkap Albertina dalam sidang putusan, di gedung Dewas KPK, Rabu (27/3).
-
Siapa kader PDIP yang digeledah rumahnya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah seorang anggota DPRD Jawa Timur bernama Mahfud dari Fraksi PDIP.
"Kuitansi itu mulai dari Rp 75 juga ada juga yang Rp 125 juta. Semuanya itu adalah sebagai mahar mengenai penipuan yang diduga untuk penggandaan uang," Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, Senin (3/10).
Menurut dia, polisi juga menemukan sejumlah form atau selembaran kertas seperti surat pernyataan dalam penggeledahan tersebut. Dia mengatakan, surat pernyataan itu menuliskan supaya tidak melakukan tuntutan terhadap Taat Pribadi, apabila nantinya ada suatu kejadian yang di luar dugaan.
"Kita juga mengamankan kursi, kemudian mahkota dan beberapa perhiasan serta liontin. Yang sekarang dijadikan barang bukti," tandas Argo.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rekomendasi
Uang tersebut kemudian diteruskan untuk membeli barang-barang.
Baca Selengkapnya
Pemprov Jawa Barat menerima kabar adanya bunker senjata dan tempat ibadah Yahudi di Ponpes Al Zaytun.
Baca Selengkapnya
Pemprov Jawa Barat menerima kabar adanya bunker senjata dan tempat ibadah Yahudi di Ponpes Al Zaytun.
Baca Selengkapnya
Hasil penyelidikan Polri menguatkan bukti dugaan keterlibatan kasus korupsi Panji Gumilang.
Baca Selengkapnya
Bareskrim diminta untuk segera melakukan pelimpahan tahap II.
Baca Selengkapnya
Panji memakai dana tersebut untuk keperluan pribadi dengan memindahkan dari rekening yayasan ke pribadi.
Baca Selengkapnya
Investigasi itu masih dilakukan Kemenag setelah mendapat aduan dari masyarakat.
Baca Selengkapnya
KPK juga menelusuri aliran uang mengusut kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.
Baca Selengkapnya
Menurut Whisnu, keterangan tersebut pun sesuai dengan temuan PPATK.
Baca Selengkapnya
Bareskrim Polri telah menyita sejumlah barang bukti milik pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang
Baca Selengkapnya
"Soal tuduhan pencucian uang PG dapat diusut sampai ke akar-akarnya," kata Nasir.
Baca Selengkapnya