Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Polisi usut dugaan kasus narkoba di balik kebakaran tewaskan 6 orang di Makassar

Polisi usut dugaan kasus narkoba di balik kebakaran tewaskan 6 orang di Makassar Penyerahan enam jenazah korban kebakaran di RS Bhayangkara. ©2018 Merdeka.com/Salviah Ika Padmasari

Merdeka.com - Usai diidentifikasi ante mortem dan postmortem oleh dokter forensik di RS Bhayangkara, enam jenazah korban kebakaran yang terjadi di Kecamatan Tallo, Makassar diserahkan ke pihak keluarga. Kapolrestabes Makassar Kombes Irwan Anwar menyerahkan jenazah kepada perwakilan keluarga Haji Amir.

Di tengah prosesi penyerahan jenazah, Hartati yang baru saja tiba dari Jayapura, ibu dari Namira Ramadina, (21), salah satu korban menangis histeris dan nyaris pingsan sehingga harus dipapah oleh kerabatnya, Senin (16/8).

Irwan menjelaskan, dari hasil olah TKP dan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) ditemukan ada kejanggalan mengenai unsur kesengajaan dari peristiwa kebakaran tersebut.

Antara lain jenazah-jenazah itu ditemukan dalam keadaan tertelungkup. Dan adanya informasi bahwa sebelum musibah terjadi ada sekelompok orang mendatangi rumah keluarga tersebut terkait utang piutang penjualan narkoba.

"Iya kami sudah terima informasi tentang itu (narkoba), dan di balik peristiwa kebakaran. Kita dalami dulu apakah benar karena kasus narkoba atau ada unsur pidana lain lain yang menyertainya," ujar Irwan.

Diakuinya, dalam pemetaan kota, daerah Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo khususnya di sekitar rumah korban itu masuk kategori rawan narkoba. Tetapi di samping itu, lanjutnya, penyidik tetap akan menyelidiki dugaan adanya percikan api dari tiang listrik yang merembes ke rumah korban.

penyerahan enam jenazah korban kebakaran di rs bhayangkara

Penyerahan enam jenazah korban kebakaran di RS Bhayangkara ©2018 Merdeka.com/Salviah Ika Padmasari

Diketahui, peristiwa kebakaran terjadi jelang subuh, Senin, (6/8) pukul 03.45 Wita. Dari lima rumah terbakar enam warga masih satu keluarga dalam satu rumah tewas terpanggang. Mereka terdiri dari kakek, nenek, sepupu dan cucu.

Enam korban tersebut adalah Haji Sanusi, (70), Hajjah Bondeng, (60), hj Musdalifa, (40) Namira Ramadina, (21), Fahri, (25), ijas, (5). Setelah disemayamkan di rumah keluarga, jenazah ini akan diberangkatkan ke Kabupaten Pangkep untuk dimakamkan.

Sebelum jenazah diserahkan, keluarga korban meminta jenazah Haji Sanusi dan jenazah Fahri diotopsi karena kondisinya jenazahnya beda dengan jenazah lain. Mereka menduga, kedua orang ini dibunuh dulu karena kondisi kepala terbelah kemudian ikut terbakar dalam rumah tersebut.

"Tadi ada dua keluarga korban masuk ke ruang jenazah melihat langsung akhirnya mereka berpikiran tidak perlu diotopsi, langsung saja dimakamkan," ujar Irwan seraya menambahkan, sebenarnya dalam kasus ini tanpa otopsi jenazah, penyidik tetap bisa mendalami adanya dugaan tindak pidana lain yang menyertai peristiwa kebakaran tersebut.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP