Polri Luncurkan 3 Program Berbasis Teknologi

Merdeka.com - Polisi melakukan inovasi dalam rangka melakukan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas penegakan hukum. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusuf memperkenalkan tiga program baru.
Pertama yakni, electronic traffic law enforcement (E-TLE) atau tilang secara elektronik. Kemudian, Integrated Vehicle dan Identification System atau (IVRIS) dan SMSinfo 8893.
Yusuf membeberkan secara singkat tilang secara elektronik merupakan sistem penegakan hukum di bidang lalu lintas dengan menggunakan teknologi elektronik berupa kamera ANPR (Automatic Number Plate Recognition). Sistem ini dapat mendeteksi tanda nomor kendaraan bermotor secara otomatis, merekam dan menyimpan bukti pelanggaran tersebut untuk bisa dipergunakan sebagai barang bukti pada saat dilakukan penindakan.
Kemudian, lanjut Yusuf, IVIS adalah sistem regident Ranmor yang terintegrasi antara BKPB dan STNK sehingga satu kali input data di BPKB pada penerbitan STNK dilaksanakan verifikasi dengan sistem barcode.
Terakhir, SMS Info dan USSD adalah inovasi Diltantas Polda Metro Jaya dalam bentuk pelayanan masyarakat melalui pesan singkat yang bertujuan untuk menginformasikan data ranmor, pajak ranmor, dan pajak Remider.
"Ini dalam rangka mewujudkan program Kapolri. Kami implementasikan program Promotor dalam bentuk tiga program tersebut," ucap Yusuf dalam sambutannya di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (25/11).
Yusuf mengatakan, pihaknya berencana memasang kamera pengawas di 40 titik persimpangan DKI Jakarta pada 2019 mendatang.
"Saat ini kami baru pasang dua titik. Tapi nanti tahun depan ada 40 titik dengan kamera pengawasnya 81 buah. Jadi satu titik tidak hanya dipasang satu kamera ada dua kamera. Sehingga Kamera lebih banyak daripada titiknya," kata Yusuf di Bundaran Hotel Indonesia.
Yusuf menjelaskan, lokasi pemasangan kamera pengawas diprioritaskan di tempat-tempat yang sering berkumpulnya massa, misalnya, Gelora Bung Karno. "Sekitar Gelora Bung Karno, Monas akan kami pasang karena sering ada kegiatan massa," ujar dia.
Yusuf mengklaim bertambahnya kamera pengawas bisa berdampak ke perilaku pengguna jalan. Semakin banyak titik yang terpasang akan semakin bagus.
"Tentu yang pertama masalah kemacetan di situ banyak pelanggaran. Karena orang tidak tertib itulah sehingga terjadi macet," tandas dia.
Wakapolri memuji penerapan E-TLE atau tilang secara elektronik. Ia pun berharap, inovasi yang dilakukan oleh Ditlantas Polda bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas dan sekaligus menekan angka pelanggaran lalu lintas.
"Ini sangat positif sekali, apabila mata-mata teknologi ini tergelar di seluruh sudut di Jakarta, nanti di Jakarta akan tertib dengan sendirinya, tidak perlu lagi ada polisi di jalan, akan berkurang polisi, enggak perlu lagi dipasang patung polisi, karena yang ada di benak masyarakat kita sudah ada mata di mana-mana," terang Ari.
Ari mengambil contoh negara Jepang dalam penerapan kamera pengawas di sejumlah titik jalan. Imbasnya, masyarakat di sana lebih displin.
"Di Jepang itu sudah ribuan. Meski banyak mata teknologi CCTV tapi yang melanggar sedikit, mungkin nanti di Jakarta bisa seperti itu," ujar dia.
Sementara itu, Menteri PAN RB Syafruddin menyambut baik inovasi yang dilakukan Polri di bidang lalu lintas. Mudah-mudahan dapat ditiru oleh daerah lain. Untuk mendekatkan publik dan pemerintah.
"Saat ini semua orang ingin tahu apa yang dilakukan oleh pemerintah. Dan salah satunya. Dengan begini masyarakat bisa melihatnya," ujar dia.
Dalam acara tersebut dihadiri, Menteri PAN RB Syafruddin, Wakapolri Komjen Ari Dono, Kepala Korps Lalulintas, Irjen Refdi Andri, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis, dan Gubernur Anies Baswedan.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya