Potensi Cuaca Ekstrem, Nelayan Manokwari Diminta Selalu Waspada Saat Melaut
Merdeka.com - Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Manokwari, Papua Barat, mengingatkan pada nelayan agar selalu waspada potensi cuaca ekstrem di daerah tersebut. Peringatan itu mereka sampaikan saat melakukan patroli lautan.
"Kita tahu bahwa cuaca di Manokwari pada beberapa hari terakhir ini cukup ekstrem dan cepat berubah. Bagi nelayan ini tentu sangat berbahaya, maka kami mengimbau mereka agar tetap waspada," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Manokwari, George Leo Mercy Randang di Manokwari. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (19/11).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) rutin memberikan informasi perkembangan cuaca, baik terkait curah hujan yang tinggi disertai angin, angin dengan kecepatan tinggi, serta gelombang air laut.
-
Kenapa BMKG meminta nelayan waspada? BMKG lantas meminta para nelayan yang mencari ikan agar waspada karena gelombang tinggi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
-
Apa yang diusahakan Kementerian ATR untuk orang di pesisir? “Orang-orang yang tinggal di pesisir memiliki hak yang sama untuk negara hadir memberikan kepastian hukum terhadap aset yang mereka miliki,“ tegas Raja Juli Antoni.
-
Bagaimana cara Kementerian ATR membantu orang di pesisir? “Kadaster kelautan mendukung proses legalisasi aset permukiman di atas air, dengan prosedur di antaranya pengamatan pasang surut, pengukuran batas objek ruang perairan dan detail situasi, serta pengukuran kedalaman air,“ terangnya.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Siapa yang terlibat mitigasi bencana? Mitigasi bencana melibatkan berbagai tindakan dan strategi untuk mengurangi risiko serta dampak bencana.
-
Apa yang terjadi di Pelabuhan Merak? Kepadatan mulai terjadi di kawasan Pelabuhan Merak, Banten, oleh rombongan pemudik yang ingin berpergian lewat jalur laut.
Menurutnya, hal itu sudah cukup memberikan informasi sekaligus peringatan baik bagi nelayan maupun masyarakat yang berdomisili di pesisir pantai.
"Kehadiran kami di lapangan untuk lebih mengingatkan masyarakat agar betul-betul waspada. Boleh melaut namun sekiranya cuaca tidak memungkin sebaiknya cepat-cepat kembali," katanya berpesan.
George mengungkapkan, dari sekian banyak kecelakaan laut yang ditangani Basarnas Manokwari, 80 persen di antaranya terjadi pada kelompok nelayan. Operasi ini harapkan dapat menekan angka kasus kecelakaan laut di daerah tersebut.
Sesuai data cuaca yang diterima, katanya, dinamika cuaca ekstrem di wilayah tersebut bisa berlangsung hingga awal Januari 2021.
"Apalagi sekarang ini sedang mendekati hari raya Natal dan tahun baru, aktivitas ekonomi masyarakat pasti meningkat termasuk para nelayan. Di sisi lain cuaca di Manokwari tidak menentu, maka perlu kewaspadaan," ujarnya lagi.
Patroli perairan yang dilakukan dengan KN SAR Kumbakarna ini dipimpin langsung Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Manokwari. Selain anggota Basarnas, kegiatan ini juga melibatkan personel TNI dari Kodam XVIII/Kasuari.
Operasi ini dilakukan dengan mendatangi para nelayan yang sedang beraktivitas di laut. Mereka diimbau untuk mengedepankan keamanan dan keselamatan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaNelayan Muara Angke saat ini menghadapi tantangan besar dengan adanya perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaWalaupun ombaknya kecil, namun di daerah itu arus balik ke pantainya cukup kencang.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi.
Baca SelengkapnyaBMKG mengungkapkan, bibit Badai Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia bagian Tenggara, Barat Daya Banten.
Baca SelengkapnyaImbauan itu seiring datangnya musim hujan dan cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina, maupun dinamika atmosfer.
Baca SelengkapnyaAdanya arus balik bisa membahayakan wisatawan yang bermain di pinggir pantai.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan Kebumen tenggelam karena diterjang gelombang tinggi saat melaut.
Baca SelengkapnyaMenjadi nelayan merupakan sebuah profesi yang memiliki resiko., tidak jarang harus berjumpa dengan badai di tengah laut.
Baca SelengkapnyaArif menuturkan, usai dievakuasi di dermaga setempat, beberapa korban yang membutuhkan perawatan medis dibawa ke rumah sakit dan dijemput keluarga.
Baca SelengkapnyaEnam orang meninggal dunia di Distrik Lambewi dan Distrik Agandume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Baca Selengkapnya