Potret Pilu Para Manula di Panti Jompo Ponorogo, Tidur di Atas Coran Semen
Merdeka.com - Dua hari terakhir media sosial (medsos) instagram di Ponorogo diramaikan dengan beredarnya foto-foto para manula yang terlihat tengah tidur-tiduran di atas cor semen menyerupai tempat tidur. Empati dan simpati dari warganet pun meramaikan media sosial di Ponorogo.
Salah satunya di medsos akun instagram Info Ponorogo. Dalam akun tersebut mengunggah foto-foto para lansia tengah tidur di atas cor semen. Berbagai komentar pun menghiasi akun tersebut hingga ada yang mengajak netizen menyumbang memberikan alamat lokasi.
Penjelasan Pihak Panti
-
Kenapa tempat pemandian umum itu digunakan? “Karena itu dilabeli sebagai tempat pemandian umum.“ Palma juga mengatakan, tempat pemandian yang luas yang ditemukan ini merupakan standar yang biasanya ditemui di rumah orang Romawi kuno.
-
Bagaimana toilet jongkok bantu pasien wasir? Retno juga menekankan bahwa toilet jongkok membantu pasien wasir untuk mengejan dengan lebih mudah. Di sisi lain, toilet duduk membuat sudut antara usus dan anus menjadi lebih besar, sehingga orang perlu mengeluarkan lebih banyak usaha saat BAB.
-
Siapa yang membersihkan toilet umum yang dihuni gelandangan? 'Cleanup operation targets homeless encampments in Venice Beach restrooms
-
Kenapa Pemandian Derekan jadi tempat istirahat para empu? Kemungkinan merupakan tempat istirahat para empu sebelum digembleng atau ditasbihkan untuk menjadi seorang empu di kawasan Candi Ngempon.
-
Kenapa desain kamar mandi unik cocok untuk orang yang betah berlama-lama? Desain Kamar Mandi Unik merupakan salah satu solusi untuk menambahkan suasana yang bervariasi di dalam rumah. Selain itu, juga bisa membakar semangat saat memulai aktivitas di pagi hari atau menyambut dengan suasana yang bisa memulihkan energi di akhir hari.
-
Kenapa jenazah harus dimandikan? Setiap orang yang meninggal harus dimandikan dengan tujuan agar kembali kepada Allah dalam keadaan bersih dan suci.
Menanggapi viralnya foto-foto itu, pemilik Panti Dhuafa Lansia Ponorogo, Rama Philips membenarkan kondisi di panti yang dimilikinya. "Memang kondisinya seperti itu. Tapi dialasi kasur bus dengan matras anti air," kata Rama, Kamis (21/11).
Dia menyebutkan, tujuan tempat tidur dari coran itu untuk mempermudah para lansia beraktivitas. Karena para lansia itu jika buang air besar maupun air kecil langsung di tempat.
"Biar mudah saja. Mempermudah relawan saat membersihkan tubuh para lansia," urainya.
Dia mengatakan, perihal lansia yang viral karena tidur di coran semen hanya untuk duduk. Bukan untuk tidur seperti yang diviralkan.
Menurutnya, saat ini ada 90 orang yang berada di panti dhuafa lansia. Terdiri dari 15 lansia, 65 penghuni panti dan 10 relawan.
Dia mengaku, 15 orang adalah yang tidur di atas cor semen. Karena tidak bisa jalan ke kamar mandi.
Sedangkan 65 penghuni lansia tetapi masih bisa beraktivitas ditempatkan di tempat tidur yang ada kasurnya. Itu pun, kata dia, menggunakan kayu seadanya.
Kemudian, Rama bercerita bahwa menampung lansia hingga ODGJ tidak mudah. Karena banyak cerita yang harus dilalui.
"Dulunya saya seperti mereka. Pemulung yang pasti dijauhi oleh orang-orang," katanya saat ditemui di rumahnya.
Namun kondisinya berubah, saat mengenal dengan dunia akik saat itu. Dengan modal Rp80 ribu di tahun 2015, Rama berangkat ke Kecamatan Sawoo mencari batu yang bisa diubah menjadi akik. Saat itu jenis batunya kaseldon.
"Saya membeli bongkahannya. Lalu saya potong-potong kecil-kecil saya jual. Dari Rp80 ribu menjadi Rp4 juta," kata dia.
Tidak sampai di situ, dia terus mengembangkan usaha batu akiknya. Hingga terakhir bisa berkembang menjadi Rp486 juta. "Langsung saya investasikan tanah, rumah dan lain-lain," jelasnya.
Saat di tengah-tengah menjalankan jual beli akik, lanjut ia, bertemu dengan mbah-mbah yang sudah tua tapi masih menjadi kuli panggung. Ia pun mengikuti si mbah tersebut.
"Saya tanya, ternyata eks transmigran, istrinya meninggal dan tidak punya anak. Mbah itu kembali ke Ponorogo hanya ada keponakan. Rupanya diusir dari rumah dan haru kerja keras dan tinggal di sebuah gubug seadanya," bebernya.
Rama mengaku, akhirnya memutuskan menampung si mbah itu. "Ya saya teringat nasib saya waktu jadi pemulung. Keluarga juga setuju menampung," terangnya.
Dari situ, kemudian menemukan lansia lainnya juga. Akhirnya ditampung lagi semakin banyak. Hingga sekarang menjadi 100-an lansia yang ditampung.
"Jadi bisnis akiknya melesat kemudian redup, saya diberi amanah oleh Tuhan. Ya saya tampung juga. Ya alasannya saya pernah seperti mereka," jelasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah cara kerja toilet zaman Yunani hingga Mesir Kuno.
Baca SelengkapnyaPotret Griya Lansia di Malang yang penuh dengan ratusan lansia ini viral, bikin warganet sedih.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan cara BAB di antartika yang penuh dengan salju, ternyata ada alat khususnya.
Baca SelengkapnyaBerikut aturan Buang Air Besar dan Buang Air Kecil di Antartika.
Baca SelengkapnyaSelama Ramadan, para lansia mengaji sebulan penuh tanpa dipungut biaya sepeser pun
Baca SelengkapnyaPotret masyarakat bantaran sungai di Jakarta tahun 1976 dengan segala kesederhanaanya. Andalkan aliran sungai demi kebutuhan hidup.
Baca SelengkapnyaTradisi unik warga desa di Kabupaten Sumenep, Madura yang memilih untuk tidur di atas pasir dibanding kasur.
Baca SelengkapnyaBangsa Romawi mengembangkan konsep tempat pemandian umum ini sejak abad ketiga SM.
Baca SelengkapnyaToilet SPBU di Sukabumi ini viral karena estetis bak di hotel, bikin betah.
Baca SelengkapnyaSekelompok warga Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan mengikuti pelatihan pembuatan kursi dari bahan limbah botol plastik.
Baca Selengkapnya