Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Proyek PLTU Timor 1 Kupang Diprotes Karena Mencemari Rumput Laut & Rusak Rumah

Proyek PLTU Timor 1 Kupang Diprotes Karena Mencemari Rumput Laut & Rusak Rumah Pembangunan PLTU Timor 1 di Kupang Cemari Rumput Laut dan Rusak Rumah Warga. ©2020 Merdeka.com/Ananias Petrus

Merdeka.com - Petani rumput laut di pantai Oesina, Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur mengeluhkan hasil panen mereka tidak lagi banyak. Pemicunya proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Timor 1.

Menurut para petani rumput laut, hasil panen mereka tercemar debu yang berasal dari proyek tersebut. Seperti biasa hasil panen bisa mencapai satu ton. Bamun setelah ada proyek ini, petani hanya bisa mendapatkan 100 kilogram.

"Kami punya rumput laut semua kena debu dari proyek itu. Debu semua masuk ke dalam laut dan cemari rumput laut. Jadinya warna berubah, menyusut bahkan rumput yang sudah dikeringkan harganya turun karena banyak debu yang menempel di rumput," kata Yosua, salah satu petani rumput laut saat ditemui merdeka.com, Sabtu (20/6).

Menurut Yosua, harusnya musim angin seperti saat ini hasil panen rumput laut melimpah. Namun, hasil sekarang sedikit. Pernah ditemui dan dilakukan pemeriksaan oleh pihak PLTU Timor 1. Tetapi hingga saat ini belum mendapatkan ganti rugi dari PT PP (Persero) sebagai kontraktor pelaksana.

"Rumput laut rusak ini pas mereka buat itu jembatan baru. Jadi waktu kami pergi tanya ke kantor mereka janji mau ganti rugi sampai saat ini banyak yang belum dapat. Nah sekarang tambah lagi kami punya rumput laut rusak semua," tegasnya.

Yosua berjanji akan menutup akses jalan ke lokasi proyek sebagai bentuk protes terhadap manajemen jika tidak mengindahkan keluhan mereka. Selain rumput laut, beberapa rumah di sekitar lokasi mengalami retak ringan pada dinding akibat penggunaan bahan peledak oleh PT PP.

"Satu hari itu ada ledakan sampai lima kali dan ini sudah terjadi sejak proyek ini mulai dikerjkan enam bulan lalu. Kami sudah komplain ke proyek dan mereka janji mau perbaiki tetapi sampai sekarang belum juga. Jadi mereka harus tanggung jawab, jangan hanya datang janji-janji saja," pinta Yonas yang rumahnya mengalami retak.

Menurutnya, saat mereka melakukan komplain, perusahaan langsung melakukan pendataan namun hingga saat ini belum direalisasi. "Kami minta untuk kurangi daya ledakan, sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar," tutupnya.

Sejak Awal Sudah Sosialisasi Ada Ganti Rugi

Dikonfirmasi terpisah, Manager Bagian Proyek PLTU Timor 1 Wildan Firdaus mengatakan, sebelum memulai mengerjakan proyek ini, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada warga setempat terkait kompensasi akibat pembangunan PLTU Timor 1 ini.

"Kami telah mendata, setelah itu kami akan ganti rugi sesuai tingkat kerusakan. Sebelum memulai proyek ini kami sudah sosialisasikan kepada masyarakat, bahwa akan ada kompensasi akibat pembangunan ini tinggal koordinasikan," katanya, Jumat (20/6).

Menurut Wildan, kerusakan rumah akan dilakukan pendataan dan selesai pengerjaan baru akan direalisasikan kompensasi tersebut. Selesai galian ditargetkan bulan september, sehingga baru akan direalisasikan atau perbaikan pada bulan September.

"Dampak positif proyek ini yakni pembangunan jalan raya, yang awalnya susah untuk diakses. Selain itu pemasangan jaringan listrik bagi masyarakat sekitar, secara gratis," tutup Wildan. (mdk/ray)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP